Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyampaikan bahwa Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, meletus pada Kamis pukul 10.32 WITA.
Menurut laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok Fajaruddin M. Balido yang disiarkan oleh PVMBG, tinggi kolom letusan gunung api itu teramati kurang lebih 700 meter di atas puncak atau 2.123 meter di atas permukaan laut.
Erupsi Ili Lewotolok terekam di seismograf memiliki amplitudo maksimum 27.8 mm dan durasi 52 detik.
Gunung api itu teramati melontarkan abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat.
Menurut laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Api Ili Lewotolok Fajaruddin M. Balido yang disiarkan oleh PVMBG, tinggi kolom letusan gunung api itu teramati kurang lebih 700 meter di atas puncak atau 2.123 meter di atas permukaan laut.
Erupsi Ili Lewotolok terekam di seismograf memiliki amplitudo maksimum 27.8 mm dan durasi 52 detik.
Gunung api itu teramati melontarkan abu berwarna kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat.
Ili Lewotolok sering mengalami erupsi sepanjang 1 Januari sampai 5 Oktober 2023. Selama kurun itu, Ili Lewotolok tercatat 66 kali mengalami erupsi.
Tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok berada di Level II (Waspada).
Pada tingkat aktivitas Level II, warga di sekitar gunung api serta pendaki dan wisatawan diminta tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di area dalam radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
Warga Desa Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona diimbau mewaspadai ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur kawah Ili Lewotolok.
Penduduk yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok diminta mewaspadai ancaman bahaya lahar pada musim penghujan.
Selain itu, warga di sekitar Ili Lewotolok dianjurkan untuk memakai masker serta pelindung mata dan kulit guna menghindari masalah kesehatan ketika terjadi hujan abu.
Tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok berada di Level II (Waspada).
Pada tingkat aktivitas Level II, warga di sekitar gunung api serta pendaki dan wisatawan diminta tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di area dalam radius dua kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok.
Warga Desa Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona diimbau mewaspadai ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur kawah Ili Lewotolok.
Penduduk yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok diminta mewaspadai ancaman bahaya lahar pada musim penghujan.
Selain itu, warga di sekitar Ili Lewotolok dianjurkan untuk memakai masker serta pelindung mata dan kulit guna menghindari masalah kesehatan ketika terjadi hujan abu.