Jakarta (ANTARA) - Analis pasar mata uang Lukman Leong memperkirakan rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pascapernyataan hawkish dari The Fed.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang kembali menguat dan mencapai level tertinggi dalam 10 bulan setelah pernyataan hawkish lainnya dari pejabat The Fed," ujar dia ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah 0,03 persen atau 4 poin menjadi Rp15.494 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.490 per dolar AS.

Dolar diperdagangkan mendekati level tertinggi dalam 10 bulan terhadap mata uang utama lainnya di awal sesi Asia. Hal ini disebabkan imbal hasil obligasi pemerintah AS tetap tinggi di tengah prospek suku bunga AS yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.


Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun naik beberapa basis poin mendekati 4,57 persen pada Selasa (26/9) pagi, tertinggi sejak tahun 2007.

Dalam beberapa hari terakhir, pejabat Fed menandai kemungkinan Bank Sentral AS menaikkan suku bunga lebih lanjut setelah mempertahankan suku bunga stabil pada pekan lalu, seiring tetap memperketat sikap kebijakan moneter yang hawkish.

Kendati ada potensi government shutdown (penutupan pemerintah) di AS, Lukman menilai peluang tersebut akan terhindarkan sebagaimana pernah terjadi di masa lalu.

"Shutdown seperti sebelum-sebelumnya sering berhasil dihindarkan. Namun, apabila shutdown terjadi, dolar AS justru bisa menguat oleh permintaan safe haven," ucap Lukman.


Pewarta : M Baqir Idrus Alatas
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024