Palembang, Sumsel (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, bekerjasama dengan Pesantren Aulia Cendekia, BPBD, APP Sinar Mas, dan mitra pemasoknya, mengadakan sholawat dan doa bersama di Kampus C Pesantren Aulia Cendekia, Palembang agar terhindar dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
KH. Hendra Zainuddin Al Qodiri, Pengasuh Pesantren Aulia Cendekia, menyampaikan bahwa doa dan shalawat akan terus dilanjutkan setiap hari oleh santri.
"Tujuannya agar Sumatera Selatan dan Indonesia terhindar dari Karhutla. Kami juga mendoakan keselamatan Satgas Karhutla yang sedang berjuang di lapangan," kata Hendra.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumatera Selatan, Iriansyah, menekankan bahwa saat ini adalah puncak musim kemarau. "Satgas Karhutla bekerja siang malam. Dampak Karhutla adalah asap yang mengganggu kehidupan dan bisa merambah ke negara tetangga," ujar Iriansyah. Ia juga mengapresiasi kegiatan doa bersama ini, menambahkan kebakaran bisa dipadamkan dengan air, namun saat ini air terbatas dan hujan belum turun.
"Kami berdoa agar Allah SWT segera menurunkan hujan."
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, buku khutbah Jum'at tentang lingkungan dan pencegahan Karhutla diserahkan secara simbolis kepada TNI, POLRI, BPBD, Dinas Kehutanan, dan pesantren. Buku ini merupakan inisiatif dari APP Sinar Mas dan mitra pemasoknya di Sumatera Selatan, bekerjasama dengan Pesantren Aulia Cendekia dan instansi lainnya.
Iwan Setiawan, mewakili mitra pemasok APP Sinar Mas di OKI, menyatakan bahwa buku tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.
"Kami berharap khatib di masjid-masjid dapat mengajak masyarakat mencegah Karhutla yang berdampak pada kabut asap, kerugian ekonomi, dan kesehatan," tutup Iwan.
KH. Hendra Zainuddin Al Qodiri, Pengasuh Pesantren Aulia Cendekia, menyampaikan bahwa doa dan shalawat akan terus dilanjutkan setiap hari oleh santri.
"Tujuannya agar Sumatera Selatan dan Indonesia terhindar dari Karhutla. Kami juga mendoakan keselamatan Satgas Karhutla yang sedang berjuang di lapangan," kata Hendra.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sumatera Selatan, Iriansyah, menekankan bahwa saat ini adalah puncak musim kemarau. "Satgas Karhutla bekerja siang malam. Dampak Karhutla adalah asap yang mengganggu kehidupan dan bisa merambah ke negara tetangga," ujar Iriansyah. Ia juga mengapresiasi kegiatan doa bersama ini, menambahkan kebakaran bisa dipadamkan dengan air, namun saat ini air terbatas dan hujan belum turun.
"Kami berdoa agar Allah SWT segera menurunkan hujan."
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, buku khutbah Jum'at tentang lingkungan dan pencegahan Karhutla diserahkan secara simbolis kepada TNI, POLRI, BPBD, Dinas Kehutanan, dan pesantren. Buku ini merupakan inisiatif dari APP Sinar Mas dan mitra pemasoknya di Sumatera Selatan, bekerjasama dengan Pesantren Aulia Cendekia dan instansi lainnya.
Iwan Setiawan, mewakili mitra pemasok APP Sinar Mas di OKI, menyatakan bahwa buku tersebut bertujuan untuk mendorong masyarakat agar tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.
"Kami berharap khatib di masjid-masjid dapat mengajak masyarakat mencegah Karhutla yang berdampak pada kabut asap, kerugian ekonomi, dan kesehatan," tutup Iwan.