Lubuk Basung,- (ANTARA) -
Ribuan warga di Kecamatan Baso, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), mengikuti Festival Pentas Seni Nagari Tabek Panjang Art Show 2023 dengan menampilkan alat musik tradisional berusia 200 tahun.
"Ini festival seni kedua kalinya digelar dengan ikon alat musik tradisional asli Nagari Tabek Panjang yang disebut Gandang Tigo yang sudah ada sejak 1830, keseluruhan kegiatan ditujukan sebagai wadah mengangkat kembali tradisi Minangkabau," kata Wali Nagari (Kepala Desa) Tabek Panjang, Dony Suhendri, Rabu.
Selain Gandang Tigo (Gendang Tiga), dalam kegiatan yang dihelat selama dua hari itu, juga menampilkan puluhan grup kesenian, lomba tari dan lagu daerah, festival rebana dan tambua serta pawai alegoris.
"Festival seni yang diselenggarakan diharapkan dapat mengedukasi sejarah kepada generasi muda di Sumbar. Banyak yang terlupakan oleh anak muda saat ini. Kegiatan seni ini agar budaya adat tidak hilang ditelan zaman," katanya.
Sesuai namanya, Gandang Tigo (Gendang Tiga) dimainkan oleh tiga orang yang merupakan generasi keempat dari pemilik alat musik yang diklaim satu-satunya di Indonesia.
Gandang Tigo merupakan alat musik yang dimainkan dengan dipukul, menyerupai alat musik talempong dengan memiliki nada unik yang hanya bisa dimainkan pada acara sakral daerah setempat.
"Gandang Tigo merupakan tradisi kami sejak dulu turun temurun, sudah 45 tahun kami bermain bertiga. Saat ini susah mencari penerus karena aturan memainkannya yang juga rumit," kata pemain Gandang Tigo, Ardinus Malin Batuah (63).
Alat musik ini hanya diijinkan dimainkan untuk acara tertentu, seperti prosesi pengangkatan tokoh adat yang disebut Penghulu, Alek Nagari, dan panen raya.
"Gandang Tigo bisa berkolaborasi dengan jenis alat musik lainnya seperti tambua, talempong, piano, dan lainnya. Kami meyakini ini hanya satu-satunya di Indonesia," katanya.
Selain Gandang Tigo, bukti sejarah lama yang dimunculkan dalam festival seni ini adalah pakaian adat Minangkabau yang juga telah berusia ratusan tahun, berupa penutup kepala dengan sebutan Tingkuluak yang diklaim berumur 200 tahun dengan pemilik terakhir wafat saat berusia 104 tahun.
"Tingkuluak Katia dan Tingkuluak Cabuik namanya, ini hanya dimiliki dan dipakai oleh keturunan Datuak di Minangkabau, khususnya di Sungai Janiah, kampuang kami. Usianya 200 tahun, hanya dipakai di acara adat," kata seorang warga, Siti Jamilah.
Selain pameran seni, Pemerintah Tabek Panjang juga meluncurkan Gandang Tigo menjadi nominator warisan budaya tak benda bersama objek wisata Ikan Sakti Sungai Janiah yang berada di daerah setempat.
Nagari Tabek Panjang memiliki tiga jorong yang memiliki potensi ekonomi mulai dari Jorong Sungai Janiah dengan potensi pariwisatanya, Jorong Baso dengan perdagangan dan pendidikan, serta Jorong Tabek Panjang dengan potensi unggulan di bidang pertanian.