Palembang (ANTARA) - Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Sumatra Selatan menggalakkan program sambung pucuk sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi petani kopi di wilayah itu.
"Dalam meningkatkan produksi kopi, saat ini kami sedang menggalakkan program sambung pucuk kepada para petani kopi di Sumsel," kata Kepala Disbun Sumsel Agus Darwa di Palembang, Rabu.
Ia menjelaskan program sambung pucuk adalah peremajaan tanaman kopi yang sudah tua, dengan cara menggabungkan dua jenis tanaman kopi robusta, yang jenis kopi lokal sebagai batang bawah (karena perakarannya kuat sehingga tidak mudah roboh) dengan entres dari jenis atau klon kopi unggul sebagai batang atas yang produksinya tinggi.
“Caranya pohon kopi ini dipotong setinggi 1-1,5 meter atau setinggi orang normal. Nah batang inilah nanti jadi batang bawah,” jelasnya.
Setelah tumbuh beberapa tunas baru pada batang yang sudah dipotong tadi. Baru dilakukan sambung pucuk dengan entres dari jenis klon unggul.
Langkah selanjutnya tinggal perawatan atau pemeliharaan tanaman tadi, seperti memupuk, pencegahan hama dan penyakit, pemberian pohon naungan dan lain-lain sampai tanaman tadi berbuah.
"Dari hasil sambungan tadi dengan perawatan yang optimal, hasil produksi kopi bisa meningkat sampai 3-4 kali lipat," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, agar hasil kopi itu berkualitas, para petani diminta untuk tidak melakukan petik pelangi (mencampurkan buah kopi matang dan belum matang) dan juga menjemur biji kopi di jalanan, sebab hal itu membuat harga jualnya lebih rendah.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 luasan lahan kopi di Sumsel seluas 267.867 hektare, sedangkan volume produksinya mencapai 212,4 ribu ton.
"Dalam meningkatkan produksi kopi, saat ini kami sedang menggalakkan program sambung pucuk kepada para petani kopi di Sumsel," kata Kepala Disbun Sumsel Agus Darwa di Palembang, Rabu.
Ia menjelaskan program sambung pucuk adalah peremajaan tanaman kopi yang sudah tua, dengan cara menggabungkan dua jenis tanaman kopi robusta, yang jenis kopi lokal sebagai batang bawah (karena perakarannya kuat sehingga tidak mudah roboh) dengan entres dari jenis atau klon kopi unggul sebagai batang atas yang produksinya tinggi.
“Caranya pohon kopi ini dipotong setinggi 1-1,5 meter atau setinggi orang normal. Nah batang inilah nanti jadi batang bawah,” jelasnya.
Setelah tumbuh beberapa tunas baru pada batang yang sudah dipotong tadi. Baru dilakukan sambung pucuk dengan entres dari jenis klon unggul.
Langkah selanjutnya tinggal perawatan atau pemeliharaan tanaman tadi, seperti memupuk, pencegahan hama dan penyakit, pemberian pohon naungan dan lain-lain sampai tanaman tadi berbuah.
"Dari hasil sambungan tadi dengan perawatan yang optimal, hasil produksi kopi bisa meningkat sampai 3-4 kali lipat," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, agar hasil kopi itu berkualitas, para petani diminta untuk tidak melakukan petik pelangi (mencampurkan buah kopi matang dan belum matang) dan juga menjemur biji kopi di jalanan, sebab hal itu membuat harga jualnya lebih rendah.
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 luasan lahan kopi di Sumsel seluas 267.867 hektare, sedangkan volume produksinya mencapai 212,4 ribu ton.