Palembang (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Selatan-Bangka Belitung (Sumsel Babel) mempercepat penyaluran cadangan beras pemerintah yang merupakan program bantuan pangan 2023 tahap kedua.
Kepala Perum Bulog Sumsel Babel Mohammad Alexander di Palembang, Senin, mengatakan penyaluran bantuan tersebut dijadwalkan pada Oktober, November, dan Desember.
"Tetapi melihat fenomena harga beras mengalami kenaikan cukup signifikan, maka Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memerintahkan Bulog untuk mempercepat penyaluran pada September. Dan penyaluran bantuan ini serentak dilakukan secara nasional," katanya.
Ia menjelaskan bantuan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat mengurangi beban pengeluaran di tengah tingginya kenaikan harga beras yang terus melonjak naik.
"Kenaikan harga beras juga berpotensi menyumbangkan inflasi, sehingga dengan adanya bantuan ini juga diharapkan mampu membantu menahan laju inflasi di Sumsel," katanya.
Jumlah penerima bantuan pada tahap kedua yaitu 582.370 keluarga penerima manfaat (KPM) dengan total beras yang digelontorkan sebanyak 17.457 ton sampai dengan bulan November 2023. Perbedaan jumlah KPM dibanding tahap pertama, lantaran masih adanya pembaruan dan pencocokan data dari Kementerian Sosial.
Untuk rincian masing-masing wilayah diantaranya 2.494 ton untuk Kantor Wilayah Sumsel, 922 ton Kantor Cabang Ogan Komering Ulu (OKU), 1.195 ton Kantor Cabang Lahat, dan 719 ton Kantor Cabang Lubuklinggau, serta Bangka sebanyak 350 ton dan Belitung sebanyak 137 ton.
"Jadi total bantuan disalurkan untuk Sumsel sebanyak 5.332 ton beras dan Bangka Belitung sebanyak 487 ton beras," hatanya.
Dalam proses distribusi bantuan, pihaknya menggunakan transporter PT Dosni Roha (PT DNR) yang akan langsung mengirimkan seluruh beras ke titik penyaluran yang sudah disepakati sampai diterima oleh KPM di masing-masing wilayah, kata Alex.
Kepala Perum Bulog Sumsel Babel Mohammad Alexander di Palembang, Senin, mengatakan penyaluran bantuan tersebut dijadwalkan pada Oktober, November, dan Desember.
"Tetapi melihat fenomena harga beras mengalami kenaikan cukup signifikan, maka Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) memerintahkan Bulog untuk mempercepat penyaluran pada September. Dan penyaluran bantuan ini serentak dilakukan secara nasional," katanya.
Ia menjelaskan bantuan tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat mengurangi beban pengeluaran di tengah tingginya kenaikan harga beras yang terus melonjak naik.
"Kenaikan harga beras juga berpotensi menyumbangkan inflasi, sehingga dengan adanya bantuan ini juga diharapkan mampu membantu menahan laju inflasi di Sumsel," katanya.
Jumlah penerima bantuan pada tahap kedua yaitu 582.370 keluarga penerima manfaat (KPM) dengan total beras yang digelontorkan sebanyak 17.457 ton sampai dengan bulan November 2023. Perbedaan jumlah KPM dibanding tahap pertama, lantaran masih adanya pembaruan dan pencocokan data dari Kementerian Sosial.
Untuk rincian masing-masing wilayah diantaranya 2.494 ton untuk Kantor Wilayah Sumsel, 922 ton Kantor Cabang Ogan Komering Ulu (OKU), 1.195 ton Kantor Cabang Lahat, dan 719 ton Kantor Cabang Lubuklinggau, serta Bangka sebanyak 350 ton dan Belitung sebanyak 137 ton.
"Jadi total bantuan disalurkan untuk Sumsel sebanyak 5.332 ton beras dan Bangka Belitung sebanyak 487 ton beras," hatanya.
Dalam proses distribusi bantuan, pihaknya menggunakan transporter PT Dosni Roha (PT DNR) yang akan langsung mengirimkan seluruh beras ke titik penyaluran yang sudah disepakati sampai diterima oleh KPM di masing-masing wilayah, kata Alex.