Situbondo (ANTARA) - Kabupaten SItubondo, Jawa Timur, selama ini lebih dikenal dengan objek wisata pantai, seperti Pasir Putih atau labuhan Merak Desa Sumberwaru, Kecamatan Banyuputih, yang masuk dalam wilayah Taman Nasional Baluran.
Padahal, jika kita mau menelusuri lebih banyak lagi objek, kabupaten itu juga memiliki tujuan wisata berbasis ketinggian dan penuh petualangan. Tentu saja, pilihan ke pantai yang relatif panas atau gunung dengan suguhan hawa sejuk merupakan pilihan, sesuai minat dari wisatawan. Jika sesuai minat, pilihan itu, semuanya akan bermuara pada pikiran dan jiwa yang segar bagi pelakunya.
Objek wisata alam pegunungan yang masih sangat alami dan belum terjamah oleh banyak orang di Kabupaten Situbondo itu adalah Bukit Legend.
Wisata alam Bukit Legend terletak di Desa Selobanteng, Kecamatan Banyuglugur. Desa di wilayah barat Kabupaten Situbondo itu berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo.
Wisata alam Bukit Legend ini sangat cocok dan direkomendasikan bagi wisatawan yang suka petualangan ke tempat-tempat panorama alam yang indah. Karena medannya yang alami, maka lokasi wisata ini memacu adrenalin bagi yang menjalaninya.
Berwisata ke Bukit Legend, dari arah barat perbatasan Situbondo-Probolinggo, sekitar 5 kilometer di sisi kanan (selatan) jalan raya pantura terdapat papan nama Desa Selobanteng, yang menjadi penunjuk jalan menuju wisata alam pegunungan tersebut.
Pemandangan alam menjelang Matahari terbit dari Bukit Legend Desa Selobanteng, kecamatan Banyuglugur, Situbondo, Jatim. ANTARA/Novi Husdinariyanto
Sekitar 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor/mobil melalui jalan desa itu akan sampai di Kantor Desa Selobanteng. Dari balai desa, wisatawan yang suka berwisata ke tempat yang menantang, bisa langsung berkoordinasi dengan kepala desa maupun perangkat desa untuk mendapatkan joki sepeda motor khusus.
Jasa joki motor itu diperlukan karena jalur untuk menuju Bukit Legend sejauh 4 kilometer itu sangat ekstrem. Selain jalan setapak dan berkelok-kelok, juga banyak jalan menurun curam dan menanjak terjal.
Perjalanan menggunakan sepeda motor bersama joki khusus dari balai desa bisa ditempuh sekitar 30-40 menit ke Bukit Legend yang memiliki ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Perjalanan menantang dan menegangkan itu akan terbayar oleh suguhan panorama indah pegunungan dan perbukitan yang dikelilingi hutan lebat.
Rendra, salah seorang wisatawan lokal Situbondo, mengaku kagum dengan keindahan alam pegunungan di Bukit Legend. Perjalanan yang ekstrem, terbayar dengan suguhan panorama indah wisata alam yang masih sangat alami dan tidak banyak terjamah oleh wisatawan.
"Saya datang bersama teman-teman, dari bawah ke atas (ke bukit) sengaja menjelang sore. Karena setelah mendirikan tenda (camping) kami ingin menikmati keindahan sunset atau Matahari terbenam," katanya.
Sebagian besar pengunjung wisata alam Bukit Legend memilih menginap dengan mendirikan tenda camping untuk bermalam. Setelah melepas lelah selama menempuh perjalanan yang ekstrem dan memacu adrenalin, mereka menikmati keindahan Matahari terbenam atau sunset sembari menyeruput secangkir kopi.
Di Bukit Legend yang dikelilingi perbukitan lereng Gunung Argopuro ini, wisatawan tak hanya menikmati keindahan Matahari terbenam. Bahkan, ketika masih senjapun, mata pengunjung seolah tertahan agar tidak melewatkan keindahan Matahari yang bergerak perlahan menuju peraduannya.
Saat Matahari mulai terbenam yang menandakan berakhirnya aktivitas atau menjadi penanda waktunya untuk beristirahat, menjadi penutup wisatawan menikmati pemandangan alam langit di ujung barat yang tampak berwarna oranye keemasan.
Saat malam tiba, suhu udara dingin mulai dirasakan pengunjung. Beberapa wisatawan bertahan di dalam tenda, dan sebagian wisatawan lainnya menyalakan api unggun untuk sekadar menghangatkan tubuh sembari menyeruput secangkir kopi.
Setelah senja dan sebelum fajar, wisata alam Bukit Legend terasa sunyi, kecuali hanya kicau burung malam yang bersahutan, salah satunya burung hantu. Jenis burung yang aktif pada malam hari ini mengeluarkan pekikan suara berbeda-beda menjadi pengantar tidur.
Sekitar pukul 05.00 WIB, adalah waktu yang ditunggu-tunggu, yakni menjelang Matahari terbit atau sunrise. Waktu fajar hingga matahari terbit merupakan momen penting bagi pengunjung wisata alam Bukit Legend.
Pemandangan indah Matahari terbit dari ufuk timur, menjadi penyemangat wisatawan mengawali hari, setelah tertidur lelap di dalam tenda di atas bukit.
Berwisata ke pegunungan, selain suhu udara sejuk dan bersih segar juga memiliki manfaat bagi kesehatan, menurut salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari fungsi organisme makhluk hidup.
Nusa Aldera, seorang praktisi olahraga asal Situbondo, menyampaikan bahwa di dataran tinggi mempunyai pengaruh fisiologis terhadap tubuh dalam sirkulasi oksigen dan kinerja jantung serta paru-paru.
"Jadi, semakin berada di dataran tinggi, kadar oksigen makin rendah. Ketika kita berada di dataran tinggi dapat melatih meningkatkan kapasitas daya tahan otot jantung dan paru. Sehingga ketika kembali ke dataran rendah mempunyai kapasitas lebih," kata Dera.
Bukit Legend ini merupakan milik salah satu yayasan kegamaan. Dan rencananya di perbukitan itu akan dijadikan objek wisata alam.
Padahal, jika kita mau menelusuri lebih banyak lagi objek, kabupaten itu juga memiliki tujuan wisata berbasis ketinggian dan penuh petualangan. Tentu saja, pilihan ke pantai yang relatif panas atau gunung dengan suguhan hawa sejuk merupakan pilihan, sesuai minat dari wisatawan. Jika sesuai minat, pilihan itu, semuanya akan bermuara pada pikiran dan jiwa yang segar bagi pelakunya.
Objek wisata alam pegunungan yang masih sangat alami dan belum terjamah oleh banyak orang di Kabupaten Situbondo itu adalah Bukit Legend.
Wisata alam Bukit Legend terletak di Desa Selobanteng, Kecamatan Banyuglugur. Desa di wilayah barat Kabupaten Situbondo itu berbatasan dengan Kabupaten Probolinggo.
Wisata alam Bukit Legend ini sangat cocok dan direkomendasikan bagi wisatawan yang suka petualangan ke tempat-tempat panorama alam yang indah. Karena medannya yang alami, maka lokasi wisata ini memacu adrenalin bagi yang menjalaninya.
Berwisata ke Bukit Legend, dari arah barat perbatasan Situbondo-Probolinggo, sekitar 5 kilometer di sisi kanan (selatan) jalan raya pantura terdapat papan nama Desa Selobanteng, yang menjadi penunjuk jalan menuju wisata alam pegunungan tersebut.
Sekitar 15 menit perjalanan menggunakan sepeda motor/mobil melalui jalan desa itu akan sampai di Kantor Desa Selobanteng. Dari balai desa, wisatawan yang suka berwisata ke tempat yang menantang, bisa langsung berkoordinasi dengan kepala desa maupun perangkat desa untuk mendapatkan joki sepeda motor khusus.
Jasa joki motor itu diperlukan karena jalur untuk menuju Bukit Legend sejauh 4 kilometer itu sangat ekstrem. Selain jalan setapak dan berkelok-kelok, juga banyak jalan menurun curam dan menanjak terjal.
Perjalanan menggunakan sepeda motor bersama joki khusus dari balai desa bisa ditempuh sekitar 30-40 menit ke Bukit Legend yang memiliki ketinggian sekitar 800 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Perjalanan menantang dan menegangkan itu akan terbayar oleh suguhan panorama indah pegunungan dan perbukitan yang dikelilingi hutan lebat.
Rendra, salah seorang wisatawan lokal Situbondo, mengaku kagum dengan keindahan alam pegunungan di Bukit Legend. Perjalanan yang ekstrem, terbayar dengan suguhan panorama indah wisata alam yang masih sangat alami dan tidak banyak terjamah oleh wisatawan.
"Saya datang bersama teman-teman, dari bawah ke atas (ke bukit) sengaja menjelang sore. Karena setelah mendirikan tenda (camping) kami ingin menikmati keindahan sunset atau Matahari terbenam," katanya.
Sebagian besar pengunjung wisata alam Bukit Legend memilih menginap dengan mendirikan tenda camping untuk bermalam. Setelah melepas lelah selama menempuh perjalanan yang ekstrem dan memacu adrenalin, mereka menikmati keindahan Matahari terbenam atau sunset sembari menyeruput secangkir kopi.
Di Bukit Legend yang dikelilingi perbukitan lereng Gunung Argopuro ini, wisatawan tak hanya menikmati keindahan Matahari terbenam. Bahkan, ketika masih senjapun, mata pengunjung seolah tertahan agar tidak melewatkan keindahan Matahari yang bergerak perlahan menuju peraduannya.
Saat Matahari mulai terbenam yang menandakan berakhirnya aktivitas atau menjadi penanda waktunya untuk beristirahat, menjadi penutup wisatawan menikmati pemandangan alam langit di ujung barat yang tampak berwarna oranye keemasan.
Saat malam tiba, suhu udara dingin mulai dirasakan pengunjung. Beberapa wisatawan bertahan di dalam tenda, dan sebagian wisatawan lainnya menyalakan api unggun untuk sekadar menghangatkan tubuh sembari menyeruput secangkir kopi.
Setelah senja dan sebelum fajar, wisata alam Bukit Legend terasa sunyi, kecuali hanya kicau burung malam yang bersahutan, salah satunya burung hantu. Jenis burung yang aktif pada malam hari ini mengeluarkan pekikan suara berbeda-beda menjadi pengantar tidur.
Sekitar pukul 05.00 WIB, adalah waktu yang ditunggu-tunggu, yakni menjelang Matahari terbit atau sunrise. Waktu fajar hingga matahari terbit merupakan momen penting bagi pengunjung wisata alam Bukit Legend.
Pemandangan indah Matahari terbit dari ufuk timur, menjadi penyemangat wisatawan mengawali hari, setelah tertidur lelap di dalam tenda di atas bukit.
Berwisata ke pegunungan, selain suhu udara sejuk dan bersih segar juga memiliki manfaat bagi kesehatan, menurut salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari fungsi organisme makhluk hidup.
Nusa Aldera, seorang praktisi olahraga asal Situbondo, menyampaikan bahwa di dataran tinggi mempunyai pengaruh fisiologis terhadap tubuh dalam sirkulasi oksigen dan kinerja jantung serta paru-paru.
"Jadi, semakin berada di dataran tinggi, kadar oksigen makin rendah. Ketika kita berada di dataran tinggi dapat melatih meningkatkan kapasitas daya tahan otot jantung dan paru. Sehingga ketika kembali ke dataran rendah mempunyai kapasitas lebih," kata Dera.
Bukit Legend ini merupakan milik salah satu yayasan kegamaan. Dan rencananya di perbukitan itu akan dijadikan objek wisata alam.