Baturaja, Sumsel (ANTARA) - Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan menyosialisasikan pencegahan penyakit cacar kulit atau wabah Lumpy Skin Deseases (LSD) yang menjangkit hewan ternak sapi di daerah itu.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Peternakan di Dinas Peternakan dan Perikanan (Diskannak) Kabupaten OKU Putut Pantoyo di Baturaja, Senin mengatakan, saat ini pihaknya sedang menggencarkan sosialisasi tentang penanggulangan dan pencegahan wabah LSD.
Sosialisasi tersebut dilakukan hingga desa-desa di wilayah itu agar masyarakat dapat mengatasi hewan ternak yang mengalami penyakit cacar secara mandiri.
Sebagai langkah awal, kata dia, wabah LSD dapat dicegah dengan rutin membersihkan kandang, memperhatikan asupan makanan dan air minum sapi serta memastikan kesehatan hewan ternak secara berkala.
Dengan demikian diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko penyebaran penyakit LSD pada sapi di wilayah Kabupaten OKU.
Dalam menanggulangi penyakit LSD pada sapi, pihaknya telah bersiap untuk melakukan berbagai tindakan seperti pemberian vaksin bagi hewan ternak yang terjangkit wabah tersebut.
"Untuk penanganan pertama dalam mengobati hewan yang terjangkit LSD kami segera menerjunkan petugas guna memberikan suntikan vitamin kekebalan tubuh bagi sapi yang menderita penyakit cacar tersebut," tegasnya.
Dia mengemukakan, saat ini tercatat sekitar 7.000 ekor sapi milik peternak di Kabupaten OKU terjangkit wabah LSD.
Putut menjelaskan, untuk tingkat kematian atau mortalitas penyakit ini memang tergolong rendah atau sekitar 2-5 persen.
Namun, wabah LSD memiliki tingkat penularan atau mobilitas tinggi hingga 100 persen.
"Penyakit ini banyak dialami hewan ternak di 13 kecamatan di Kabupaten OKU yang ditandai dengan luka bentol di tubuh sapi," ujarnya.
Pelaksana Tugas Kepala Bidang Peternakan di Dinas Peternakan dan Perikanan (Diskannak) Kabupaten OKU Putut Pantoyo di Baturaja, Senin mengatakan, saat ini pihaknya sedang menggencarkan sosialisasi tentang penanggulangan dan pencegahan wabah LSD.
Sosialisasi tersebut dilakukan hingga desa-desa di wilayah itu agar masyarakat dapat mengatasi hewan ternak yang mengalami penyakit cacar secara mandiri.
Sebagai langkah awal, kata dia, wabah LSD dapat dicegah dengan rutin membersihkan kandang, memperhatikan asupan makanan dan air minum sapi serta memastikan kesehatan hewan ternak secara berkala.
Dengan demikian diharapkan dapat mencegah dan mengurangi risiko penyebaran penyakit LSD pada sapi di wilayah Kabupaten OKU.
Dalam menanggulangi penyakit LSD pada sapi, pihaknya telah bersiap untuk melakukan berbagai tindakan seperti pemberian vaksin bagi hewan ternak yang terjangkit wabah tersebut.
"Untuk penanganan pertama dalam mengobati hewan yang terjangkit LSD kami segera menerjunkan petugas guna memberikan suntikan vitamin kekebalan tubuh bagi sapi yang menderita penyakit cacar tersebut," tegasnya.
Dia mengemukakan, saat ini tercatat sekitar 7.000 ekor sapi milik peternak di Kabupaten OKU terjangkit wabah LSD.
Putut menjelaskan, untuk tingkat kematian atau mortalitas penyakit ini memang tergolong rendah atau sekitar 2-5 persen.
Namun, wabah LSD memiliki tingkat penularan atau mobilitas tinggi hingga 100 persen.
"Penyakit ini banyak dialami hewan ternak di 13 kecamatan di Kabupaten OKU yang ditandai dengan luka bentol di tubuh sapi," ujarnya.