Jakarta (ANTARA) - Hindia alias Baskara Putra pada Rabu merilis single baru berjudul "Masalah Masa Depan" dengan lirik yang mengungkapkan kerisauannya dalam menghadapi masalah makro yang terjadi di dunia.
"Lagu ini tentang keputusasaan menghadapi berbagai permasalahan makro yang akan datang, seperti kenaikan harga, degradasi lingkungan dan seterusnya," kata Hindia melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
"Jadi ini perihal tekanan yang gue dapatkan secara makro sebagai bagian dari generasi gue dalam melihat dan merespon apa yang sedang terjadi di dunia ini," imbuh dia.
"Masalah Masa Depan" terdengar seperti lagu ringan dengan irama ala musik disko yang digubah oleh Hindia sendiri bersama produser Enrico Octaviano. Lagu yang diedarkan oleh Sun Eater ini sudah dapat didengarkan melalui berbagai platform musik digital mulai 5 April 2023.
Lagu ini merupakan lagu persembahan kedua sebagai bagian dari album "Lagipula Hidup akan Berakhir". Album penuh kedua Hindia rencananya dirilis pada 7 dan 21 Juli 2023.
Sebelumnya pada Maret lalu, Hindia telah mengeluarkan single pertama dari albumnya yaitu "Janji Palsu". Menurut penyanyi itu, "Janji Palsu" banyak merangkum isi album dari sudut pandang personal sementara "Masalah Masa Depan" berbicara mengenai berbagai hal umum yang terjadi pada semua orang.
Sebagai informasi, "Janji Palsu" telah diputar sebanyak 100.000 kali di Spotify pada hari pertama perilisannya serta video musik yang sudah ditonton 64.000 kali di YouTube.
Bagi Hindia, pencapaian "Janji Palsu" menjadi pertanda bahwa para pendengar sudah siap untuk menerima karya terbarunya tanpa harus terus membanding-bandingkannya dengan album "Menari dengan Bayangan".
Walau musiknya relatif lebih mudah dicerna dan liriknya yang relevan bagi banyak orang, "Masalah Masa Depan" diperkirakan akan mendapat respon yang positif. Meski begitu, bagi Hindia hal tersebut bukan tujuan utamanya dalam berkarya.
"Gue selalu gunakan lagu-lagu Hindia itu sebagai proses untuk gue mengenal diri dan mengetahui apa yang gue mau, apa yang gue enggak mau, apa yang gue butuh atau apa yang enggak gue butuh," kata dia.
"Kalau ada manfaatnya buat orang lain dalam bentuk apa pun, itu adalah bonus," pungkas Hindia.
"Lagu ini tentang keputusasaan menghadapi berbagai permasalahan makro yang akan datang, seperti kenaikan harga, degradasi lingkungan dan seterusnya," kata Hindia melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Rabu.
"Jadi ini perihal tekanan yang gue dapatkan secara makro sebagai bagian dari generasi gue dalam melihat dan merespon apa yang sedang terjadi di dunia ini," imbuh dia.
"Masalah Masa Depan" terdengar seperti lagu ringan dengan irama ala musik disko yang digubah oleh Hindia sendiri bersama produser Enrico Octaviano. Lagu yang diedarkan oleh Sun Eater ini sudah dapat didengarkan melalui berbagai platform musik digital mulai 5 April 2023.
Lagu ini merupakan lagu persembahan kedua sebagai bagian dari album "Lagipula Hidup akan Berakhir". Album penuh kedua Hindia rencananya dirilis pada 7 dan 21 Juli 2023.
Sebelumnya pada Maret lalu, Hindia telah mengeluarkan single pertama dari albumnya yaitu "Janji Palsu". Menurut penyanyi itu, "Janji Palsu" banyak merangkum isi album dari sudut pandang personal sementara "Masalah Masa Depan" berbicara mengenai berbagai hal umum yang terjadi pada semua orang.
Sebagai informasi, "Janji Palsu" telah diputar sebanyak 100.000 kali di Spotify pada hari pertama perilisannya serta video musik yang sudah ditonton 64.000 kali di YouTube.
Bagi Hindia, pencapaian "Janji Palsu" menjadi pertanda bahwa para pendengar sudah siap untuk menerima karya terbarunya tanpa harus terus membanding-bandingkannya dengan album "Menari dengan Bayangan".
Walau musiknya relatif lebih mudah dicerna dan liriknya yang relevan bagi banyak orang, "Masalah Masa Depan" diperkirakan akan mendapat respon yang positif. Meski begitu, bagi Hindia hal tersebut bukan tujuan utamanya dalam berkarya.
"Gue selalu gunakan lagu-lagu Hindia itu sebagai proses untuk gue mengenal diri dan mengetahui apa yang gue mau, apa yang gue enggak mau, apa yang gue butuh atau apa yang enggak gue butuh," kata dia.
"Kalau ada manfaatnya buat orang lain dalam bentuk apa pun, itu adalah bonus," pungkas Hindia.