Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi naik menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
Kurs rupiah pada Selasa dibuka menguat 16 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp15.189 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.205 per dolar AS.
"Data inflasi AS yang akan dirilis menjadi perhatian pelaku pasar," kata Analis Bank Woori Saudara Rully Nova saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Rully mengatakan data inflasi AS merupakan acuan bagi Bank Sentral AS atau The Fed terkait kebijakan suku bunga yang akan dijalankan. Pelaku pasar berharap tren penurunan inflasi masih akan terus berlanjut.
Kenaikan tingkat inflasi akan berdampak pada kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif sehingga berdampak pada kurang menariknya imbal hasil portfolio di pasar negara berkembang (emerging markets) termasuk pasar keuangan Indonesia dan dikhawatirkan terjadi arus modal keluar (capital outflow).
Sementara dari faktor internal, pelaku pasar menantikan hasil rapat Dewan Gubenur Bank Indonesia (BI) yang akan dimulai besok.
Rully memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini bergerak pada kisaran Rp15.200 per dolar AS hingga Rp15.300 per dolar AS.
Investor menyesuaikan posisi di tengah kegugupan menjelang indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat, karena gambarannya akan menjadi lebih jelas setelah data inflasi Januari dirilis.
Pembacaan IHK diperkirakan akan menjelaskan lebih lanjut di mana suku bunga berpotensi mencapai puncaknya di AS. Sementara inflasi diperkirakan akan turun lebih jauh pada Januari dari bulan sebelumnya, namun masih dalam tren di tingkat yang relatif tinggi.
Pada Senin (13/2), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot 71 poin atau 0,47 persen ke posisi Rp15.205 per dolar AS dibandingkan posisi pada perdagangan sebelumnya Rp15.134 per dolar AS.
Kurs rupiah pada Selasa dibuka menguat 16 poin atau 0,10 persen ke posisi Rp15.189 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.205 per dolar AS.
"Data inflasi AS yang akan dirilis menjadi perhatian pelaku pasar," kata Analis Bank Woori Saudara Rully Nova saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa.
Rully mengatakan data inflasi AS merupakan acuan bagi Bank Sentral AS atau The Fed terkait kebijakan suku bunga yang akan dijalankan. Pelaku pasar berharap tren penurunan inflasi masih akan terus berlanjut.
Kenaikan tingkat inflasi akan berdampak pada kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif sehingga berdampak pada kurang menariknya imbal hasil portfolio di pasar negara berkembang (emerging markets) termasuk pasar keuangan Indonesia dan dikhawatirkan terjadi arus modal keluar (capital outflow).
Sementara dari faktor internal, pelaku pasar menantikan hasil rapat Dewan Gubenur Bank Indonesia (BI) yang akan dimulai besok.
Rully memperkirakan nilai tukar rupiah hari ini bergerak pada kisaran Rp15.200 per dolar AS hingga Rp15.300 per dolar AS.
Investor menyesuaikan posisi di tengah kegugupan menjelang indeks harga konsumen (IHK) AS yang akan dirilis pada Selasa waktu setempat, karena gambarannya akan menjadi lebih jelas setelah data inflasi Januari dirilis.
Pembacaan IHK diperkirakan akan menjelaskan lebih lanjut di mana suku bunga berpotensi mencapai puncaknya di AS. Sementara inflasi diperkirakan akan turun lebih jauh pada Januari dari bulan sebelumnya, namun masih dalam tren di tingkat yang relatif tinggi.
Pada Senin (13/2), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot 71 poin atau 0,47 persen ke posisi Rp15.205 per dolar AS dibandingkan posisi pada perdagangan sebelumnya Rp15.134 per dolar AS.