Palembang (ANTARA) - Sebanyak 4.000 orang lebih pekerja ojek daring di Palembang, Sumatera Selatan, diajukan sebagai calon penerima uang bantuan kompensasi penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari Pemerintah Kota setempat.

Ketua Asosiasi Driver Online Sumatera Selatan Asrul Indrawan dikonfirmasi di Palembang, Jumat, mengatakan 4.000 orang calon penerima uang kompensasi ini merupakan anggota asosiasinya yang pekerja di aplikator Gojek dan Grab.

Para anggotanya tersebut telah melewati dua tahap verifikasi faktual data diri oleh pegawai di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Palembang.

Adapun besaran uang yang akan diterima pekerja ojek dari itu senilai Rp150 ribu per tiga bulan ke depan ditransfer dari kas daerah ke nomer rekening mereka masing-masing.

Ia menyebutkan, pencairannya diperkirakan berlangsung akhir bulan November ini.

Hal tersebut berdasarkan hasil rapat terakhir pengurus Asosiasi Driver Online Sumatera Selatan dengan Pemerintah Kota Palembang beberapa hari yang lalu.

Baca juga: Pemkot Palembang realisasikan BLT-BBM pekan keempat November

“Akhir bulan ini cair, tapi yang dapat saya pastikan hanya untuk anggota ADO Sumsel Grab dan Gojek,” ujarnya, sementara untuk pekerja ojek daring lain seperti Maxim dan lainnya itu pengurusannya terpisah karena mereka memiliki payung organisasi sendiri.

Terlepas dari itu Asrul menyatakan pihaknya terus mendorong supaya seluruh pekerja ojek online di daerah setempat mendapatkan bantuan uang kompensasi dari pemerintah.

Sebab meskipun nilainya terbilang kecil tapi uang kompensasi ini sangat diharapkan para pekerja ojek daring karena mereka kondisinya saat ini mengalami pembengkakan ongkos operasional dan penurunan jumlah pendapatan.

Ia menyebutkan, penurunan pendapatan itu dirasakan oleh para pekerja ojek online tepat setelah pemerintah menetapkan penyesuaian harga BBM bersubsidi pertilite dari senilai Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter pada September lalu.

Baca juga: BLT-BBM untuk Ojol di Palembang masih tahap verifikasi

Saat ini para pekerja ojek daring rata-rata hanya mampu mengumpulkan uang sekitar senilai Rp2,4 juta - Rp3 juta rupiah per bulan. Padahal sebelumnya uang yang terkumpul bisa mencapai Rp6 juta per bulan.

“Sebagian besar penghasilan kami keluarkan untuk ongkos operasional sehari-hari. Jadi kenaikan BBM ini sangat berpengaruh bagi kami, baik pengemudi motor dan mobil,” kata dia.

Sekalipun pemerintah dan perusahaan telah menetapkan batas tarif minimal order penumpang baru yang naik Rp1.000, lanjutnya, itu juga tidak membantu sebab potongan harganya tetap senilai 20-25 persen dengan artian tidak mendapatkan apa-apa dari sini.

“Kami apresiasi inisiasi dari Pemerintah Kota Palembang memberikan bantuan seperti. Uang ini dapat sedikit meringankan beban kebutuhan kami sehari-hari. Kami harap kepedulian seperti ini bisa berlanjut,” katanya.

Diketahui Pemerintah Kota Palembang menargetkan sebanyak 7.000 orang pekerja ojek daring sebagai penerima uang bantuan kompensasi penyesuaian harga BBM bersubsidi di kota setempat.

Sekretaris Daerah Kota Palembang Ratu Dewa mengatakan uang kompensasi tersebut berasal dari dana bagi hasil senilai dua persen dari DAU dan DBH tahun 2022 dengan jumlah total senilai Rp9,8 miliar.
Baca juga: Kapolrestabes Palembang sarapan pagi dengan Ojol dan tukang becak, takjub lihat tukang becak umur 65 tahun


Pewarta : Muhammad Riezko Bima Elko
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024