Palembang (ANTARA) - Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda mendukung perbaikan fasilitas tangga otomatis atau lift Jembatan Ampera untuk kelancaran arus lalu lintas kapal di perairan Sungai Musi.
"Kami mendukung perbaikan lift Jembatan Ampera itu asalkan bermanfaat bagi masyarakat di kota ini dan mempermudah arus lalu lintas perairan Sungai Musi," kata Fitri usai menghadiri Syukuran HUT ke-77 Korps Brimob POLRI di Palembang, Senin.
Dia mengatakan pihaknya menyambut baik perbaikan Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang, termasuk perbaikan ikon-ikon lainnya di kota ini.
"Intinya jika ada perbaikan ikon-ikon di kota ini, tentu kami sambut dengan baik," katanya.
Sementara Perkumpulan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang, Sumatera Selatan mengharapkan rencana pemerintah untuk membangun fasilitas tangga otomatis atau lift di Jembatan Ampera dapat dikaji secara akademis.
Ketua TACB Palembang Retno Purwati mengatakan kajian akademis itu perlu dilakukan untuk mengeleminir kemungkinan kerusakan pada keaslian struktur dan arsitektur Jembatan Ampera.
Hal tersebut mesti diperhatikan sebab Jembatan Ampera yang sudah berusia 57 tahun menghubungkan Kota Palembang hulu dan hilir ini berstatus sebagai objek memenuhi kriteria cagar budaya (ODCB).
"Tidak boleh langsung pasang/bangun saja. Mesti melewati kajian yang melibatkan para ahli teknik arsitektur dan juga berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan," kata dia.
Adapun pembangunan lift Jembatan Ampera ini merupakan inisiasi Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional Wilayah III Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang perencanaan kerjanya di mulai Agustus 2022 untuk tujuan kepariwisataan.
Pihaknya mengharapkan adanya keterbukaan dari instansi terkait untuk melakukan kajian secara menyeluruh sehingga peruntukannya bisa lebih tepat sasaran.
Banyak hal-hal lain yang mesti dipertimbangkan supaya harapannya jangan sampai inisiasi ini, justru merusak citra Jembatan Ampera sebagai landmark Kota Palembang sekaligus ODCB ini," ujar Retno, yang juga Arkeolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
"Kami mendukung perbaikan lift Jembatan Ampera itu asalkan bermanfaat bagi masyarakat di kota ini dan mempermudah arus lalu lintas perairan Sungai Musi," kata Fitri usai menghadiri Syukuran HUT ke-77 Korps Brimob POLRI di Palembang, Senin.
Dia mengatakan pihaknya menyambut baik perbaikan Jembatan Ampera yang menjadi ikon Kota Palembang, termasuk perbaikan ikon-ikon lainnya di kota ini.
"Intinya jika ada perbaikan ikon-ikon di kota ini, tentu kami sambut dengan baik," katanya.
Sementara Perkumpulan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Palembang, Sumatera Selatan mengharapkan rencana pemerintah untuk membangun fasilitas tangga otomatis atau lift di Jembatan Ampera dapat dikaji secara akademis.
Ketua TACB Palembang Retno Purwati mengatakan kajian akademis itu perlu dilakukan untuk mengeleminir kemungkinan kerusakan pada keaslian struktur dan arsitektur Jembatan Ampera.
Hal tersebut mesti diperhatikan sebab Jembatan Ampera yang sudah berusia 57 tahun menghubungkan Kota Palembang hulu dan hilir ini berstatus sebagai objek memenuhi kriteria cagar budaya (ODCB).
"Tidak boleh langsung pasang/bangun saja. Mesti melewati kajian yang melibatkan para ahli teknik arsitektur dan juga berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan," kata dia.
Adapun pembangunan lift Jembatan Ampera ini merupakan inisiasi Satuan Kerja Pekerjaan Jalan Nasional Wilayah III Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang perencanaan kerjanya di mulai Agustus 2022 untuk tujuan kepariwisataan.
Pihaknya mengharapkan adanya keterbukaan dari instansi terkait untuk melakukan kajian secara menyeluruh sehingga peruntukannya bisa lebih tepat sasaran.
Banyak hal-hal lain yang mesti dipertimbangkan supaya harapannya jangan sampai inisiasi ini, justru merusak citra Jembatan Ampera sebagai landmark Kota Palembang sekaligus ODCB ini," ujar Retno, yang juga Arkeolog Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).