Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi melemah seiring pelaku pasar yang menantikan hasil pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed).

Rupiah pagi ini melemah 19 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp15.573 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.554 per dolar AS.

"Memang menjelang pengumuman FOMC pekan ini, rupiah terus melemah," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto dihubungi di Jakarta, Senin.

Rully menyampaikan sebagian besar mata uang global pagi ini juga melemah, baik di negara maju maupun negara berkembang.

"Pasar wait and see, terutama untuk sinyal seberapa besar kenaikan di bulan Desember, sedangkan untuk November sudah hampir dipastikan naik 75 bps," ujar Rully.

Menurut Rully, rupiah juga banyak terpengaruh oleh pergerakan global, terutama dari mata uang Yen yang mengalami tren pelemahan signifikan karena Bank of Japan (BoJ) masih mempertahankan kebijakan yang akomodatif dengan suku bunga minus 0,1 persen.

Sementara dari domestik, fokus pelaku pasar tertuju kepada data inflasi Oktober 2022 yang akan dirilis pada Selasa (1/11) besok.

"Kemungkinan inflasi akan lebih rendah pada bulan Oktober dibandingkan September. Kami perkirakan sedikit lebih rendah menjadi 5,9 persen (yoy) pada bulan Oktober dari 5,95 persen (yoy) pada bulan September," kata Rully.

Rully memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak ke arah Rp15.535 per dolar AS dengan potensi resisten Rp15.595 per dolar AS.

Pada Jumat (28/10) lalu, rupiah ditutup menguat 13 poin atau 0,08 persen ke posisi Rp15.554 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.567 per dolar AS.




 
 

Pewarta : Citro Atmoko
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024