Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang, mengajak warga di Ibu kota Provinsi Sumatera Selatan itu mengoptimalkan pemanfaatan pojok BPOM yang ada di pasar tradisional untuk mencegah beredarnya pangan yang tidak sehat atau mengandung bahan pengawet dan bahan kimia berbahaya bagi kesehatan manusia.
"Pojok BPOM yang disiapkan di sejumlah pasar tradisional dalam beberapa tahun terakhir belum dimanfaatkan warga kota ini secara optimal, untuk itu dalam setiap kesempatan kunjungan ke pasar dan kawasan permukiman selalu diingatkan untuk memanfaatkannya," kata Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianri Agustinda, di Palembang, Selasa.
Menurut dia, warga kota setempat bisa menggunakan pojok BPOM yang ada di sejumlah pasar tradisional untuk mengecek apakah bahan pangan yang dijual di pasar mengandung formalin atau bahan kimia berbahaya bagi kesehatan.
Warga terutama ibu-ibu rumah tangga yang biasa belanja ke pasar diminta selalu mengecek keamanan bahan makanan yang dibeli untuk melindungi keluarga dari pangan yang tidak sehat atau tidak layak dikonsumsi.
Selain mengoptimalkan fungsi pojok BPOM yang disediakan di pasar tradisional, untuk melakukan pengawasan peredaran pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan warga, tim Pemkot Palembang bersama BPOM setempat rutin turun ke pasar secara acak.
Tim sewaktu-waktu melakukan inspeksi mendadak (sidak) secara bergilir di 41 pasar tradisional yang tersebar di wilayah 18 kecamatan.
Dalam sidak, pihaknya sering menemukan beberapa jenis bahan makanan yang mengandung pengawet dan pewarna berbahaya bagi kesehatan seperti mi, tahu, dan terasi, namun beberapa pekan ini dari sampel barang dagangan yang diambil di pasar tidak ditemukan lagi.
Melalui pemanfaatan pojok BPOM dan intensifnya sidak tim gabungan ke pasar tradisional, diharapkan tidak ada celah bagi produsen/pedagang yang mengedarkan bahan pangan tidak layak konsumsi itu, kata Wawako Fitrianti.
Sementara Kepala Balai BPOM Palembang, Zulkifli meminta warga kota ini untuk tidak sungkan memeriksakan barang belanja di pojok BPOM.
“Warga Palembang diminta untuk rutin memeriksakan barang belanjaannya di pojok BPOM agar bisa memastikan bahan pangan yang dibeli untuk dikonsumsi bersama keluarga aman dan sehat,” ujar Zulkipli.
"Pojok BPOM yang disiapkan di sejumlah pasar tradisional dalam beberapa tahun terakhir belum dimanfaatkan warga kota ini secara optimal, untuk itu dalam setiap kesempatan kunjungan ke pasar dan kawasan permukiman selalu diingatkan untuk memanfaatkannya," kata Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianri Agustinda, di Palembang, Selasa.
Menurut dia, warga kota setempat bisa menggunakan pojok BPOM yang ada di sejumlah pasar tradisional untuk mengecek apakah bahan pangan yang dijual di pasar mengandung formalin atau bahan kimia berbahaya bagi kesehatan.
Warga terutama ibu-ibu rumah tangga yang biasa belanja ke pasar diminta selalu mengecek keamanan bahan makanan yang dibeli untuk melindungi keluarga dari pangan yang tidak sehat atau tidak layak dikonsumsi.
Selain mengoptimalkan fungsi pojok BPOM yang disediakan di pasar tradisional, untuk melakukan pengawasan peredaran pangan yang mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan warga, tim Pemkot Palembang bersama BPOM setempat rutin turun ke pasar secara acak.
Tim sewaktu-waktu melakukan inspeksi mendadak (sidak) secara bergilir di 41 pasar tradisional yang tersebar di wilayah 18 kecamatan.
Dalam sidak, pihaknya sering menemukan beberapa jenis bahan makanan yang mengandung pengawet dan pewarna berbahaya bagi kesehatan seperti mi, tahu, dan terasi, namun beberapa pekan ini dari sampel barang dagangan yang diambil di pasar tidak ditemukan lagi.
Melalui pemanfaatan pojok BPOM dan intensifnya sidak tim gabungan ke pasar tradisional, diharapkan tidak ada celah bagi produsen/pedagang yang mengedarkan bahan pangan tidak layak konsumsi itu, kata Wawako Fitrianti.
Sementara Kepala Balai BPOM Palembang, Zulkifli meminta warga kota ini untuk tidak sungkan memeriksakan barang belanja di pojok BPOM.
“Warga Palembang diminta untuk rutin memeriksakan barang belanjaannya di pojok BPOM agar bisa memastikan bahan pangan yang dibeli untuk dikonsumsi bersama keluarga aman dan sehat,” ujar Zulkipli.