Baturaja (ANTARA) - Masyarakat di Desa Marta Jaya Batumarta, Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan membudidayakan lebah madu jenis Klanceng untuk memproduksi madu guna meningkatkan ekonomi di daerah itu.
Ketua Komunitas Lebah Madu Batumarta Ogan Komering Ulu (OKU), Jatmiko di Baturaja, Kamis mengatakan lebah penghasil madu memang banyak dijumpai dan dibudidayakan, namun budidaya lebah madu klanceng nampaknya masih jarang dilakukan.
Di Desa Marta Jaya Batumarta, sekelompok petani hutan memanfaatkan lahan hutan sekitar untuk budidaya lebah madu jenis ini.
"Saat ini pelaku usaha lebah madu klanceng di Batumarta sudah ada sekitar 70 orang," katanya.
Baca juga: Empat mitos tentang keaslian madu
Di tempat ini puluhan koloni lebah klanceng dibudidayakan di beberapa lokasi agar lebah mendapatkan vegetasi yang cukup sehingga produksi madu dapat maksimal.
Adapun cara memanen madu klanceng yaitu menggunakan penyedot elektrik untuk mempercepat proses pemanenan dengan hasil produksi sekitar 300 mililiter madu murni untuk setiap koloninya.
"Setiap dua bulan sekali dalam satu kotak koloni lebah, dapat menghasilkan sekitar 300 mililiter madu murni," jelasnya.
Madu dari lebah klanceng memiliki rasa yang khas, yakni manis bercampur asam karena nektar yang dihisap lebah berasal dari bunga mata air pengantin, serta akasia yang telah disiapkan oleh pembudidaya di sekitar lokasi.
"Untuk sementara hasil panen belum dipasarkan secara luas, hanya melayani pemesanan warga sekitar saja," ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia minta pemerintah daerah setempat untuk membantu mempromosikan produk-produk lebah madu jenis klanceng dari wilayah Batumarta ke masyarakat luas guna menggeliatkan perekonomian di daerah itu.
Baca juga: SMBR manfaatkan lahan bekas tambang dengan budi daya lebah
Baca juga: Melihat pengembanga madu hutan organik Kapuas Hulu
Ketua Komunitas Lebah Madu Batumarta Ogan Komering Ulu (OKU), Jatmiko di Baturaja, Kamis mengatakan lebah penghasil madu memang banyak dijumpai dan dibudidayakan, namun budidaya lebah madu klanceng nampaknya masih jarang dilakukan.
Di Desa Marta Jaya Batumarta, sekelompok petani hutan memanfaatkan lahan hutan sekitar untuk budidaya lebah madu jenis ini.
"Saat ini pelaku usaha lebah madu klanceng di Batumarta sudah ada sekitar 70 orang," katanya.
Baca juga: Empat mitos tentang keaslian madu
Di tempat ini puluhan koloni lebah klanceng dibudidayakan di beberapa lokasi agar lebah mendapatkan vegetasi yang cukup sehingga produksi madu dapat maksimal.
Adapun cara memanen madu klanceng yaitu menggunakan penyedot elektrik untuk mempercepat proses pemanenan dengan hasil produksi sekitar 300 mililiter madu murni untuk setiap koloninya.
"Setiap dua bulan sekali dalam satu kotak koloni lebah, dapat menghasilkan sekitar 300 mililiter madu murni," jelasnya.
Madu dari lebah klanceng memiliki rasa yang khas, yakni manis bercampur asam karena nektar yang dihisap lebah berasal dari bunga mata air pengantin, serta akasia yang telah disiapkan oleh pembudidaya di sekitar lokasi.
"Untuk sementara hasil panen belum dipasarkan secara luas, hanya melayani pemesanan warga sekitar saja," ungkapnya.
Oleh sebab itu, ia minta pemerintah daerah setempat untuk membantu mempromosikan produk-produk lebah madu jenis klanceng dari wilayah Batumarta ke masyarakat luas guna menggeliatkan perekonomian di daerah itu.
Baca juga: SMBR manfaatkan lahan bekas tambang dengan budi daya lebah
Baca juga: Melihat pengembanga madu hutan organik Kapuas Hulu