Palembang (ANTARA) - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 4 Sumatera Selatan menggelar kegiatan Klinik Pengadaan untuk membantu pengusaha lokal beralih dari transaksi konvensional ke digital.
Manajer Pengadaan PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Sumatera Selatan Irwantono di Palembang, Selasa, mengatakan melalui pendampingan dalam program Klinik Pengadaan ini diharapkan para vendor lokal tetap mampu bersaing di tengah kemajuan teknologi.
“Kami tidak langsung menerapkan aturan (transaksi digital) ini secara langsung, tapi ada pendampingannya,” kata dia.
Klinik Pengadaan merupakan pendampingan kepada para vendor dengan memberikan pelatihan singkat selama satu hari untuk mengimplementasikan penawaran melalui sistem berbasis online. Untuk tahap pertama pada pekan ini diikuti 120 orang vendor.
Ia menegaskan Pertamina tak mau para vendor lokal terpinggir lantaran adanya aturan baru ini mengingat dengan penerapan sistem online maka vendor asal luar negeri pun kini bisa menjajal peluang pengadaan barang dan jasa.
Baca juga: Pertamina Hulu Rokan berhasil bor 145 sumur baru, berkontribusi 12.000 barel per hari
Sejauh ini terdapat 900 vendor yang bekerja sama dengan PHR Zona 4 yang mana hampir 90 persen merupakan vendor lokal asal Kota Prabumulih, Sumsel dan sekitarnya.
General Manager PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Agus Amperianto mengatakan Pertamina telah menerapkan sistem online dalam pengadaan barang dan jasa sehingga pihak mana pun (dalam negeri/asing) memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi vendor.
“Melalui sistem ini, kami jadi lebih terbuka. Asalkan perusahaan tersebut terdaftar Centralized Integrated Vendor Database (CIVD) maka bisa ikut,” kata dia.
Oleh karena itu, para vendor lokal harus meningkatkan kompetensinya agar mampu bersaing di tengah perubahan yang terjadi ini.
Menurutnya terdapat tiga hal penting dalam pengadaan barang dan jasa yakni harga yang kompetitif, waktu pengiriman yang memenuhi dan kualitas produk.
Jika memenuhi tiga hal tersebut maka dipastikan vendor-vendor lokal mampu bersaing di tingkat nasional bahkan pasar global.
Pertamina sangat mengharapkan para vendor lokal justru memanfaatkan kesempatan ini karena perusahaan memberikan peluang bisnis dari hulu hingga hilir minyak dan gas (migas), mulai dari seismik, eksplorasi, eksploitasi, produksi hingga pemasaran produk.
Penerapan digitalisasi ini juga dimaksudkan mendorong implementasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor migas yang saat ini sudah mencapai 57 persen atau tertinggi dibandingkan sektor lain, kata dia.
Baca juga: SKK Migas dan PHR optimistis produksi Blok Rokan kembali naik
Manajer Pengadaan PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Sumatera Selatan Irwantono di Palembang, Selasa, mengatakan melalui pendampingan dalam program Klinik Pengadaan ini diharapkan para vendor lokal tetap mampu bersaing di tengah kemajuan teknologi.
“Kami tidak langsung menerapkan aturan (transaksi digital) ini secara langsung, tapi ada pendampingannya,” kata dia.
Klinik Pengadaan merupakan pendampingan kepada para vendor dengan memberikan pelatihan singkat selama satu hari untuk mengimplementasikan penawaran melalui sistem berbasis online. Untuk tahap pertama pada pekan ini diikuti 120 orang vendor.
Ia menegaskan Pertamina tak mau para vendor lokal terpinggir lantaran adanya aturan baru ini mengingat dengan penerapan sistem online maka vendor asal luar negeri pun kini bisa menjajal peluang pengadaan barang dan jasa.
Baca juga: Pertamina Hulu Rokan berhasil bor 145 sumur baru, berkontribusi 12.000 barel per hari
Sejauh ini terdapat 900 vendor yang bekerja sama dengan PHR Zona 4 yang mana hampir 90 persen merupakan vendor lokal asal Kota Prabumulih, Sumsel dan sekitarnya.
General Manager PT Pertamina Hulu Rokan Zona 4 Agus Amperianto mengatakan Pertamina telah menerapkan sistem online dalam pengadaan barang dan jasa sehingga pihak mana pun (dalam negeri/asing) memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi vendor.
“Melalui sistem ini, kami jadi lebih terbuka. Asalkan perusahaan tersebut terdaftar Centralized Integrated Vendor Database (CIVD) maka bisa ikut,” kata dia.
Oleh karena itu, para vendor lokal harus meningkatkan kompetensinya agar mampu bersaing di tengah perubahan yang terjadi ini.
Menurutnya terdapat tiga hal penting dalam pengadaan barang dan jasa yakni harga yang kompetitif, waktu pengiriman yang memenuhi dan kualitas produk.
Jika memenuhi tiga hal tersebut maka dipastikan vendor-vendor lokal mampu bersaing di tingkat nasional bahkan pasar global.
Pertamina sangat mengharapkan para vendor lokal justru memanfaatkan kesempatan ini karena perusahaan memberikan peluang bisnis dari hulu hingga hilir minyak dan gas (migas), mulai dari seismik, eksplorasi, eksploitasi, produksi hingga pemasaran produk.
Penerapan digitalisasi ini juga dimaksudkan mendorong implementasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di sektor migas yang saat ini sudah mencapai 57 persen atau tertinggi dibandingkan sektor lain, kata dia.
Baca juga: SKK Migas dan PHR optimistis produksi Blok Rokan kembali naik