Jakarta (ANTARA) - Pebasket tim nasional Australia Thon Maker mengaku tidak terganggu dan sudah terbiasa menghadapi atmosfer Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, yang mendukung tim lawan berkat pengalaman laga kontra Indonesia.
Maker dkk kembali menjadi sasaran atmosfer Istora yang mendukung tim lawan Australia, saat mereka tampil di final Piala FIBA Asia 2022 melawan Lebanon pada Minggu malam tadi yang berakhir dengan kemenangan 75-73.
Baca juga: Timnas Australia juarai Piala FIBA Asia 2022, kalahkan Lebanon 75-73
Para penonton di Istora seketika menjelma jadi pendukung Lebanon yang bangkit dalam separuh akhir kuarter pemungkas bahkan mampu memangkas ketertinggalan menjadi 73-74 dari Australia.
Situasi dukungan untuk Lebanon dan cemoohan bagi Australia tak ubahnya jadi adegan ulangan ketika Boomers mengalahkan Indonesia 78-53 di hadapan tribun Istora yang terisi penuh pada Sabtu (16/7) pekan lalu.
Baca juga: Cedera satu pemain jadi ancaman bagi Yordania hadapi Selandia Baru di FIBA Asia
Kendati demikian, Maker dkk bisa mengatasi keadaan itu dan mengunci kemenangan 75-73 atas Lebanon untuk mempertahankan gelar juara Piala FIBA Asia.
"Atmosfer penonton sungguh riuh sejak pertandingan melawan Indonesia, dan itu jelas keuntungan bagi tuan rumah ketika tribun mereka terisi penuh," kata Maker dalam jumpa pers selepas pertandingan.
Maker mengaku sama sekali tidak terganggu dengan dukungan penonton untuk tim lawan dan ia selalu berusaha untuk meminjam energi yang diciptakan atmosfer antusias penonton di sebuah pertandingan.
Baca juga: Ringkasan FIBA Asia: Australia selangkah lagi pertahankan gelar
"Entah mereka mendukungmu atau lawanmu, yang jelas mereka datang untuk menontonmu," katanya.
"Salah satu hal positif dari atmosfer penonton yang antusias adalah Anda bisa mengambil energi dari tribun ke dalam lapangan. Itulah yang kami lakukan malam ini sebagai tim sejak awal, bagaimana kami berusaha mengawal pertahanan. Dan di akhir ketika dukungan beralih ke lawan, tetap menyenangkan bermain di bawah atmosfer semacam itu," ujar Maker panjang lebar.
Di sisi lain, Maker juga menyampaikan rasa hormat kepada Lebanon yang dinilainya telah memberi perlawanan luar biasa hingga akhir dan menyajikan ujian bermutu untuk Australia.
Menurut Maker sejak awal tampil di Piala FIBA Asia 2022, ia dan rekan-rekannya selalu berusaha menjaga kesatuan tim terutama dalam mengawal pertahanan di atas lapangan.
Kepaduan juga terlihat ketika Australia melancarkan serangan dan terus berusaha dipertahankan sebagai sebuah identitas tim.
"Sekali lagi segenap tim telah melakukan pekerjaan luar biasa dan kami menuntaskannya bersama-sama," tutup Maker.
Kemenangan di Jakarta menegaskan status Australia sebagai tim kuat yang dua kali menjadi juara Piala FIBA Asia meski baru dua kali ikut serta di turnamen tersebut.
Maker dkk kembali menjadi sasaran atmosfer Istora yang mendukung tim lawan Australia, saat mereka tampil di final Piala FIBA Asia 2022 melawan Lebanon pada Minggu malam tadi yang berakhir dengan kemenangan 75-73.
Baca juga: Timnas Australia juarai Piala FIBA Asia 2022, kalahkan Lebanon 75-73
Para penonton di Istora seketika menjelma jadi pendukung Lebanon yang bangkit dalam separuh akhir kuarter pemungkas bahkan mampu memangkas ketertinggalan menjadi 73-74 dari Australia.
Situasi dukungan untuk Lebanon dan cemoohan bagi Australia tak ubahnya jadi adegan ulangan ketika Boomers mengalahkan Indonesia 78-53 di hadapan tribun Istora yang terisi penuh pada Sabtu (16/7) pekan lalu.
Baca juga: Cedera satu pemain jadi ancaman bagi Yordania hadapi Selandia Baru di FIBA Asia
Kendati demikian, Maker dkk bisa mengatasi keadaan itu dan mengunci kemenangan 75-73 atas Lebanon untuk mempertahankan gelar juara Piala FIBA Asia.
"Atmosfer penonton sungguh riuh sejak pertandingan melawan Indonesia, dan itu jelas keuntungan bagi tuan rumah ketika tribun mereka terisi penuh," kata Maker dalam jumpa pers selepas pertandingan.
Maker mengaku sama sekali tidak terganggu dengan dukungan penonton untuk tim lawan dan ia selalu berusaha untuk meminjam energi yang diciptakan atmosfer antusias penonton di sebuah pertandingan.
Baca juga: Ringkasan FIBA Asia: Australia selangkah lagi pertahankan gelar
"Entah mereka mendukungmu atau lawanmu, yang jelas mereka datang untuk menontonmu," katanya.
"Salah satu hal positif dari atmosfer penonton yang antusias adalah Anda bisa mengambil energi dari tribun ke dalam lapangan. Itulah yang kami lakukan malam ini sebagai tim sejak awal, bagaimana kami berusaha mengawal pertahanan. Dan di akhir ketika dukungan beralih ke lawan, tetap menyenangkan bermain di bawah atmosfer semacam itu," ujar Maker panjang lebar.
Di sisi lain, Maker juga menyampaikan rasa hormat kepada Lebanon yang dinilainya telah memberi perlawanan luar biasa hingga akhir dan menyajikan ujian bermutu untuk Australia.
Menurut Maker sejak awal tampil di Piala FIBA Asia 2022, ia dan rekan-rekannya selalu berusaha menjaga kesatuan tim terutama dalam mengawal pertahanan di atas lapangan.
Kepaduan juga terlihat ketika Australia melancarkan serangan dan terus berusaha dipertahankan sebagai sebuah identitas tim.
"Sekali lagi segenap tim telah melakukan pekerjaan luar biasa dan kami menuntaskannya bersama-sama," tutup Maker.
Kemenangan di Jakarta menegaskan status Australia sebagai tim kuat yang dua kali menjadi juara Piala FIBA Asia meski baru dua kali ikut serta di turnamen tersebut.