Jakarta (ANTARA) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol. Dedi Prasetyo memastikan pertemuan antara penyidik, kedokteran forensik, dan perwakilan keluarga Brigadir J dan pengacara terkait dengan penyampaian hasil autopsi berlangsung sesuai jadwal.
"Ya, jadwalnya masih seperti itu," kata Dedi saat dikonfirmasi melalui pesan instan di Jakarta, Rabu.
Rabu sore ini Polri menjadwalkan akan menyampaikan hasil autopsi awal kepada pihak keluarga Brigadir J dan pengacaranya.
Baca juga: Irjen Napoleon: baku tembak antaranggota Polri perkara mudah
Upaya ini dilakukan sebagai wujud komitmen Polri untuk transparan, objektif, dan akuntabel dalam penyidikan kasus tersebut.
Pertemuan ini, kata Dedi, bersifat internal penyidik. Dengan demikian, apa yang disampaikan, nantinya akan dibuka di pengadilan.
"Setelah dijelaskan kepada keluarga dan penasihat hukum, baru mereka (pengacara) akan menyampaikan kepada media," kata Dedi.
Saat dikonfirmasi apakah pertemuan akan tetap berlangsung hanya dihadiri tim kuasa hukum (pengacara) karena dari pihak kuasa hukum menyatakan pertemuan hanya dihadiri oleh kuasa hukum saja.
Dedi mengatakan bahwa pihaknya belum mendapat informasi terbaru terkait ketidakhadiran keluarga. Pertemuan tetap berlangsung sesuai dengan jadwal.
"Saya belum dapat info baru lagi," ujar Dedi.
Baca juga: Lemkapi sebut Polda akan lebih profesional tangani baku tembak antarpolisi
Pihak kuasa hukum keluarga Brigadir J menyatakan bahwa pertemuan pada sore ini di Bareskrim Polri hanya dihadiri oleh pihak kuasa hukum.
Johnson Panjaitan tidak menjelaskan alasan kenapa pihak keluarga tidak hadir dalam pertemuan nantinya.
Baca juga: Kasus pelecehan dan pengancaman ke istri Irjen Pol Ferdy Sambo naik penyidikan
"Hadir kuasa hukum saja," ujarnya.
Johnson juga mengatakan bahwa pihaknya hanya menerima undangan untuk menghadiri gelar perkara pada pukul 16.00 WIB di Mabes Polri.
"Tidak ada soal undangan penyerahan hasil autopsi yang ada undangan gelar perkara awal terkait laporan kami pada pukul 16.00 di Mabes Polri," ujarnya.
Baca juga: Tim kuasa hukum ungkap komunikasi terakhir Brigadir J dengan keluarga, 7 jam sebelum baku tembak
Tim kuasa hukum telah melaporkan ke Bareskrim Polri pada hari Senin (18/7) terkait dengan dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Sementara itu, Polri telah menaikkan status penanganan perkara dugaan pelecehan dan pengancaman terhadap istri eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo ke tahap penyidikan.
Kasus ini sebelumnya ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan, kemudian ditarik ke Polda Metro Jaya dengan alasan sumber daya yang mumpuni di tingkat polda.
Penyidikan ini tetap melibatkan penyidik dari Polres Metro Jakarta selatan sebagai penyelidik awal dengan asistensi dari Bareskrim Polri.
Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (8/7).
Peristiwa itu diduga dilatarbelakangi terjadinya pelecehan dan penodongan pistol terhadap P, istri Irjen Ferdy.
"Ya, jadwalnya masih seperti itu," kata Dedi saat dikonfirmasi melalui pesan instan di Jakarta, Rabu.
Rabu sore ini Polri menjadwalkan akan menyampaikan hasil autopsi awal kepada pihak keluarga Brigadir J dan pengacaranya.
Baca juga: Irjen Napoleon: baku tembak antaranggota Polri perkara mudah
Upaya ini dilakukan sebagai wujud komitmen Polri untuk transparan, objektif, dan akuntabel dalam penyidikan kasus tersebut.
Pertemuan ini, kata Dedi, bersifat internal penyidik. Dengan demikian, apa yang disampaikan, nantinya akan dibuka di pengadilan.
"Setelah dijelaskan kepada keluarga dan penasihat hukum, baru mereka (pengacara) akan menyampaikan kepada media," kata Dedi.
Saat dikonfirmasi apakah pertemuan akan tetap berlangsung hanya dihadiri tim kuasa hukum (pengacara) karena dari pihak kuasa hukum menyatakan pertemuan hanya dihadiri oleh kuasa hukum saja.
Dedi mengatakan bahwa pihaknya belum mendapat informasi terbaru terkait ketidakhadiran keluarga. Pertemuan tetap berlangsung sesuai dengan jadwal.
"Saya belum dapat info baru lagi," ujar Dedi.
Baca juga: Lemkapi sebut Polda akan lebih profesional tangani baku tembak antarpolisi
Pihak kuasa hukum keluarga Brigadir J menyatakan bahwa pertemuan pada sore ini di Bareskrim Polri hanya dihadiri oleh pihak kuasa hukum.
Johnson Panjaitan tidak menjelaskan alasan kenapa pihak keluarga tidak hadir dalam pertemuan nantinya.
Baca juga: Kasus pelecehan dan pengancaman ke istri Irjen Pol Ferdy Sambo naik penyidikan
"Hadir kuasa hukum saja," ujarnya.
Johnson juga mengatakan bahwa pihaknya hanya menerima undangan untuk menghadiri gelar perkara pada pukul 16.00 WIB di Mabes Polri.
"Tidak ada soal undangan penyerahan hasil autopsi yang ada undangan gelar perkara awal terkait laporan kami pada pukul 16.00 di Mabes Polri," ujarnya.
Baca juga: Tim kuasa hukum ungkap komunikasi terakhir Brigadir J dengan keluarga, 7 jam sebelum baku tembak
Tim kuasa hukum telah melaporkan ke Bareskrim Polri pada hari Senin (18/7) terkait dengan dugaan pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.
Sementara itu, Polri telah menaikkan status penanganan perkara dugaan pelecehan dan pengancaman terhadap istri eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo ke tahap penyidikan.
Kasus ini sebelumnya ditangani oleh Polres Metro Jakarta Selatan, kemudian ditarik ke Polda Metro Jaya dengan alasan sumber daya yang mumpuni di tingkat polda.
Penyidikan ini tetap melibatkan penyidik dari Polres Metro Jakarta selatan sebagai penyelidik awal dengan asistensi dari Bareskrim Polri.
Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J tewas dalam baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas eks Kadiv Propam Polri Irjen Pol. Ferdy Sambo di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (8/7).
Peristiwa itu diduga dilatarbelakangi terjadinya pelecehan dan penodongan pistol terhadap P, istri Irjen Ferdy.