Cilacap (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) RU IV Cilacap menyelidiki sumber tumpahan minyak yang mengotori perairan Cilacap khususnya Sungai Donan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Saat memberi keterangan pers di Cilacap, Selasa, Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU IV Cilacap Cecep Supriyatna mengatakan jika dilihat dari fisiknya, tumpahan tersebut merupakan minyak mentah (crude oil).
"Untuk penyebabnya masih dalam penyelidikan, investigasi kami," katanya.
Baca juga: Pertamina tanggulangi tumpahan minyak di sekitar perairan Ternate
Sebelum terjadi tumpahan minyak, kata dia, di Area 70 Pertamina Cilacap sedang ada aktivitas muat (loading) minyak dari pipa penyalur ke kapal tanker.
Menurut di, pihaknya belum mengetahui secara pasti sumber tumpahan minyak tersebut itu berasal dari kapal tanker atau dari pipa penyalur.
Baca juga: Dua saksi kunci tumpahan minyak Montara meninggal dunia
"Kawan-kawan di Area 70 sedang mencari sumber tumpahan minyak tersebut," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, Cecep mengatakan PT KPI RU IV Cilacap langsung mengerahkan tim untuk melakukan penanggulangan dan pembersihan setelah menerima informasi tentang kejadian tumpahan minyak tersebut.
Baca juga: Basarnas temukan tumpahan minyak diduga milik KM Liberty 1, tujuh ABK belum ditemukan
Tim PT KPI RU IV Cilacap berupaya melokalisasi tumpahan minyak tersebut dengan menggunakan oil boom jika kondisi cuaca mendukung.
Setelah dilokalisasi, tumpahan minyak itu disedot dan dipisahkan dari air dengan menggunakan oil skimmer sebelum dimasukkan kembali ke slot tangki.
"Kami dari semalam melakukan pembersihan sebisa mungkin karena memang kondisi angin dan ombaknya, sehingga tidak maksimal. Kondisi cuaca semalam memang luar biasa sekali," kata Cecep.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan dengan menggunakan pesawat nirawak (drone), area yang terdampak tumpahan minyak tidak terlalu luas. "Hanya sekitaran Dermaga Batre atau Wijayapura," katanya menjelaskan.
Selain itu, kata dia, volume minyak yang tumpah diperkirakan sekitar 1.900 liter.
Terkait dengan minyak yang berhasil dikumpulkan warga dan nelayan, dia mengatakan nantinya akan disaring atau dipisahkan dari air dan selanjutnya dimasukkan kembali ke tangki.
Menurut dia, pihaknya hingga saat ini masih mendata jumlah warga yang terlibat dalam kegiatan pembersihan tersebut.
Dalam hal ini, pihaknya akan memberikan kompensasi kepada warga yang ikut mengumpulkan tumpahan minyak dan membersihkan wilayah perairan tersebut.
"Saat ini kami masih fokus pada upaya penanggulangan. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait langkah selanjutnya," kata Cecep.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan tumpahan minyak tersebut pertama kali diketahui nelayan pada hari Senin (27/6), pukul 17.30 WIB, hingga akhirnya pada pukul 19.00 WIB mulai tercium bau menyengat.
"Tadi pagi ada angin dari timur ke barat, sehingga banyak (tumpahan minyak) yang mengumpul di Sungai Donan sekitar Dermaga Wijayapura atau Dermaga Batre ini," katanya.
Ia mengharapkan adanya respons dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tumpahan minyak tersebut.
"Mungkin dari Pertamina. Tapi kalau saya lihat dari tadi pagi (Pertamina) mengadakan rapat dan kami berharap setelah selesai dapat segera menyelesaikan permasalahan ini terutama untuk nelayan yang ikut membantu membersihkan perairan dari tumpahan minyak ini," katanya.
Saat memberi keterangan pers di Cilacap, Selasa, Area Manager Communication, Relations & CSR PT KPI RU IV Cilacap Cecep Supriyatna mengatakan jika dilihat dari fisiknya, tumpahan tersebut merupakan minyak mentah (crude oil).
"Untuk penyebabnya masih dalam penyelidikan, investigasi kami," katanya.
Baca juga: Pertamina tanggulangi tumpahan minyak di sekitar perairan Ternate
Sebelum terjadi tumpahan minyak, kata dia, di Area 70 Pertamina Cilacap sedang ada aktivitas muat (loading) minyak dari pipa penyalur ke kapal tanker.
Menurut di, pihaknya belum mengetahui secara pasti sumber tumpahan minyak tersebut itu berasal dari kapal tanker atau dari pipa penyalur.
Baca juga: Dua saksi kunci tumpahan minyak Montara meninggal dunia
"Kawan-kawan di Area 70 sedang mencari sumber tumpahan minyak tersebut," katanya menegaskan.
Lebih lanjut, Cecep mengatakan PT KPI RU IV Cilacap langsung mengerahkan tim untuk melakukan penanggulangan dan pembersihan setelah menerima informasi tentang kejadian tumpahan minyak tersebut.
Baca juga: Basarnas temukan tumpahan minyak diduga milik KM Liberty 1, tujuh ABK belum ditemukan
Tim PT KPI RU IV Cilacap berupaya melokalisasi tumpahan minyak tersebut dengan menggunakan oil boom jika kondisi cuaca mendukung.
Setelah dilokalisasi, tumpahan minyak itu disedot dan dipisahkan dari air dengan menggunakan oil skimmer sebelum dimasukkan kembali ke slot tangki.
"Kami dari semalam melakukan pembersihan sebisa mungkin karena memang kondisi angin dan ombaknya, sehingga tidak maksimal. Kondisi cuaca semalam memang luar biasa sekali," kata Cecep.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan dengan menggunakan pesawat nirawak (drone), area yang terdampak tumpahan minyak tidak terlalu luas. "Hanya sekitaran Dermaga Batre atau Wijayapura," katanya menjelaskan.
Selain itu, kata dia, volume minyak yang tumpah diperkirakan sekitar 1.900 liter.
Terkait dengan minyak yang berhasil dikumpulkan warga dan nelayan, dia mengatakan nantinya akan disaring atau dipisahkan dari air dan selanjutnya dimasukkan kembali ke tangki.
Menurut dia, pihaknya hingga saat ini masih mendata jumlah warga yang terlibat dalam kegiatan pembersihan tersebut.
Dalam hal ini, pihaknya akan memberikan kompensasi kepada warga yang ikut mengumpulkan tumpahan minyak dan membersihkan wilayah perairan tersebut.
"Saat ini kami masih fokus pada upaya penanggulangan. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup terkait langkah selanjutnya," kata Cecep.
Sebelumnya, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan tumpahan minyak tersebut pertama kali diketahui nelayan pada hari Senin (27/6), pukul 17.30 WIB, hingga akhirnya pada pukul 19.00 WIB mulai tercium bau menyengat.
"Tadi pagi ada angin dari timur ke barat, sehingga banyak (tumpahan minyak) yang mengumpul di Sungai Donan sekitar Dermaga Wijayapura atau Dermaga Batre ini," katanya.
Ia mengharapkan adanya respons dari pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kejadian tumpahan minyak tersebut.
"Mungkin dari Pertamina. Tapi kalau saya lihat dari tadi pagi (Pertamina) mengadakan rapat dan kami berharap setelah selesai dapat segera menyelesaikan permasalahan ini terutama untuk nelayan yang ikut membantu membersihkan perairan dari tumpahan minyak ini," katanya.