Palembang (ANTARA) - Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Selatan mengemukakan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah daerah sudah mulai bisa dikendalikan, terbukti jumlah hewan yang terjangkit dapat diminimalkan dengan pengawasan ketat dan pengobatan.
"Jumlah hewan ternak, terutama sapi yang terkonfirmasi terserang PMK, sudah bisa dikendalikan. Dari 115 kasus kini berhasil ditekan menjadi 39 kasus hewan yang masih sakit," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel Ruzuan Effendi, di Palembang, Selasa.
Hewan ternak yang masih terkonfirmasi terserang PMK, dia menjelaskan, sekarang ini dalam pengawasan pihaknya bersama tim dinas peternakan daerah setempat agar tidak menularkan penyakitnya ke hewan ternak lainnya serta diupayakan pengobatan.
Baca juga: Poduktivitas ternak terancam akibat penyakit mulut dan kuku
Hewan ternak yang dalam pengawasan dan proses penyembuhan itu tersebar di Kabupaten Musi Rawas enam kasus, Pali 12 kasus dan paling banyak di Kabupaten Lahat 21 kasus.
Sementara di Kota Palembang yang sebelumnya terkonfirmasi beberapa sapi terjangkit PMK, kini sudah tidak ada lagi, setelah dilakukan pengecekan lapang di dua tempat peternakan yang sebelumnya ditemukan kasus positif.
Untuk mengendalikan wabah PMK, pihaknya menurunkan tim ke daerah yang terdapat hewan ternak terkonfirmasi penyakit tersebut dan memberikan bantuan obat-obatan.
"Melalui upaya tersebut diharapkan angka kasus PMK pada hewan ternak bisa terus ditekan seminimal mungkin hingga titik nol," ujar Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi.
Baca juga: Sapi ternak yang sakit di Palembang harus dikarantina
"Jumlah hewan ternak, terutama sapi yang terkonfirmasi terserang PMK, sudah bisa dikendalikan. Dari 115 kasus kini berhasil ditekan menjadi 39 kasus hewan yang masih sakit," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumsel Ruzuan Effendi, di Palembang, Selasa.
Hewan ternak yang masih terkonfirmasi terserang PMK, dia menjelaskan, sekarang ini dalam pengawasan pihaknya bersama tim dinas peternakan daerah setempat agar tidak menularkan penyakitnya ke hewan ternak lainnya serta diupayakan pengobatan.
Baca juga: Poduktivitas ternak terancam akibat penyakit mulut dan kuku
Hewan ternak yang dalam pengawasan dan proses penyembuhan itu tersebar di Kabupaten Musi Rawas enam kasus, Pali 12 kasus dan paling banyak di Kabupaten Lahat 21 kasus.
Sementara di Kota Palembang yang sebelumnya terkonfirmasi beberapa sapi terjangkit PMK, kini sudah tidak ada lagi, setelah dilakukan pengecekan lapang di dua tempat peternakan yang sebelumnya ditemukan kasus positif.
Untuk mengendalikan wabah PMK, pihaknya menurunkan tim ke daerah yang terdapat hewan ternak terkonfirmasi penyakit tersebut dan memberikan bantuan obat-obatan.
"Melalui upaya tersebut diharapkan angka kasus PMK pada hewan ternak bisa terus ditekan seminimal mungkin hingga titik nol," ujar Kadis Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumsel Ruzuan Effendi.
Baca juga: Sapi ternak yang sakit di Palembang harus dikarantina