Jakarta (ANTARA) - Serial horor berbahasa Indonesia “Losmen Melati” memasuki proses syuting atau mulai pengambilan gambar utama sejak 7 Mei 2022 di Studio Infinite, Batam, dan ditargetkan tayang perdana pada akhir tahun ini di platform Catchplay+.
CEO Catchplay Group Daphne Yang mengatakan pihaknya senang dapat memproduksi serial berbahasa Indonesia pertama untuk pelanggan di Indonesia.
Berdasarkan data pengguna, kata Yang, tayangan horor selalu disambut antusias oleh masyarakat Indonesia dan selalu tercatat dengan durasi menonton yang tinggi.
Serial “Losmen Melati” diproduksi bersama Catchplay dan Infinite Studios Singapura, yang didukung oleh Infocomm Media Development Authority (IMDA) Singapura.
“Melalui produksi bersama ini, kami berharap Losmen Melati dapat menghadirkan tampilan baru pada drama horor Indonesia, sekaligus menghibur para pemirsa dengan cerita yang luar biasa,” kata Yang melalui keterangan resmi, dikutip Selasa.
Serial akan diarahkan oleh sutradara Mike Wiluan yang merangkap sebagai showrunner/kepala produksi. Mike juga menjabat sebagai CEO Infinite Studios. Pengerjaan serial ini akan dibantu oleh Billy Christian sebagai asisten sutradara.
“Losmen Melati” terdiri dari 10 seri episode yang berpusat pada kisah di sebuah wisma tamu dan kematian misterius setiap pengunjungnya satu demi satu.
Jajaran bintang yang hadir dalam serial antara lain Alexandra Gottardo, Kiki Narendra, Dwi Sasono, Imelda Therrine, Cornelio Sunny, Adinda Breton, Bimasena, Shareefa Danish, Widika Sidmore dan Putara Dinata.
Menurut Alexandra, banyak kerja keras dan upaya yang telah dikerahkan untuk menghasilkan tayangan ini. Ia menambahkan bahwa karakter di dalamnya dikembangkan secara ekstensif dan benar-benar melekat agar bisa menghadirkan keseluruhan aura, rasa, dan atmosfer “Losmen Melati”.
“Meskipun ini adalah serial horor, namun ada kedalaman karakter yang nyata, yang akan menarik penonton dan membuat mereka benar-benar berempati pada setiap individu,” kata Alexandra.
Menurut tim produksi, proses scripting “Losmen Melati” sudah berjalan lebih dari satu tahun, diikuti dengan tahapan pra-produksi selama 8 minggu, di mana tim inti mempersiapkan untuk syuting intensif selama 50 hari.
CEO Catchplay Group Daphne Yang mengatakan pihaknya senang dapat memproduksi serial berbahasa Indonesia pertama untuk pelanggan di Indonesia.
Berdasarkan data pengguna, kata Yang, tayangan horor selalu disambut antusias oleh masyarakat Indonesia dan selalu tercatat dengan durasi menonton yang tinggi.
Serial “Losmen Melati” diproduksi bersama Catchplay dan Infinite Studios Singapura, yang didukung oleh Infocomm Media Development Authority (IMDA) Singapura.
“Melalui produksi bersama ini, kami berharap Losmen Melati dapat menghadirkan tampilan baru pada drama horor Indonesia, sekaligus menghibur para pemirsa dengan cerita yang luar biasa,” kata Yang melalui keterangan resmi, dikutip Selasa.
Serial akan diarahkan oleh sutradara Mike Wiluan yang merangkap sebagai showrunner/kepala produksi. Mike juga menjabat sebagai CEO Infinite Studios. Pengerjaan serial ini akan dibantu oleh Billy Christian sebagai asisten sutradara.
“Losmen Melati” terdiri dari 10 seri episode yang berpusat pada kisah di sebuah wisma tamu dan kematian misterius setiap pengunjungnya satu demi satu.
Jajaran bintang yang hadir dalam serial antara lain Alexandra Gottardo, Kiki Narendra, Dwi Sasono, Imelda Therrine, Cornelio Sunny, Adinda Breton, Bimasena, Shareefa Danish, Widika Sidmore dan Putara Dinata.
Menurut Alexandra, banyak kerja keras dan upaya yang telah dikerahkan untuk menghasilkan tayangan ini. Ia menambahkan bahwa karakter di dalamnya dikembangkan secara ekstensif dan benar-benar melekat agar bisa menghadirkan keseluruhan aura, rasa, dan atmosfer “Losmen Melati”.
“Meskipun ini adalah serial horor, namun ada kedalaman karakter yang nyata, yang akan menarik penonton dan membuat mereka benar-benar berempati pada setiap individu,” kata Alexandra.
Menurut tim produksi, proses scripting “Losmen Melati” sudah berjalan lebih dari satu tahun, diikuti dengan tahapan pra-produksi selama 8 minggu, di mana tim inti mempersiapkan untuk syuting intensif selama 50 hari.