Medan (ANTARA) - Wali Kota Medan Bobby Nasution maafkan pria yang sempat mengancam akan mematahkan leher dirinya kepada petugas parkir, karena enggan membayar E-Parking (parkir elektronik) di Jalan Rahmadsyah, Medan Kota.
"Sebelum minta maaf pun, ya saya sudah maafkan. Cuma yang kita sayangkan aksi kurang terpuji kepada petugas parkir kita yang sedang bertugas," terang Bobby di Medan, Sumut, Selasa.
Wali kota lantas menanggapi peristiwa tersebut merupakan hal yang biasa terjadi di lapangan, karena bisa dialami oleh petugas parkir lainnya pada 65 titik penerapan E-Parking di Kota Medan.
Namun yang paling ditekankan pihaknya, lanjut dia, bukan masalah mematahkan leher Bobby Nasution, tetapi seorang petugas parkir yang menjadi korban akibat bagian tangan sempat ditarik.
Baca juga: Polisi tangkap pengemudi mobil aniaya petugas e-Parking dan ancam patahkan leher Wali Kota Medan Bobby Nasution
"Tangannya ditarik, dijepit di jendela mobil dan mobilnya dijalankan. Itu poin pentingnya. Karena sudah kejadian, sudah ada korban dan sudah ada yang terluka. Kalau masalah patahkan leher, belum kejadian," ucap Bobby.
Rizkan Putra (27), warga Takengon, Aceh Tengah di Markas Polrestabes Medan, Senin (25/4), meminta maaf kepada semua pihak yang diancamnya, seperti yang beredar luas di media sosial.
"Saya mohon maaf sebesarnya kepada Pak Bobby. Saya tidak tahu, saya pikir Pak Bobby itu bos tukang parkir. Kepada tukang parkir juga saya minta maaf. Saya memang tidak tahu. Saya mohon dimaafkan," terang dia.
Dalam video yang beredar pada Ahad (24/4), awalnya petugas E-Parking mendatangi pria berambut gondrong mengenakan kacamata yang duduk di jok mobil depan untuk meminta biaya parkir menggunakan aplikasi E-Tol.
Pria berkaos putih itu kemudian terlihat marah-marah dan menolak membayar biaya parkir dengan sistem E-Parkir sembari mengeluarkan kata-kata kasar kepada petugas parkir.
Personel Polsek Medan Kota menangkap tersangka Rizkan Putra di Jalan Tol Langkat pada Senin (25/4), ketika hendak pulang ke kampungnya, setelah menerima laporan dari korban Anugerah Ihsan, petugas E-Parking.
Baca juga: Wali Kota Medan tangkap tangan petugas Dishub pungli
"Sebelum minta maaf pun, ya saya sudah maafkan. Cuma yang kita sayangkan aksi kurang terpuji kepada petugas parkir kita yang sedang bertugas," terang Bobby di Medan, Sumut, Selasa.
Wali kota lantas menanggapi peristiwa tersebut merupakan hal yang biasa terjadi di lapangan, karena bisa dialami oleh petugas parkir lainnya pada 65 titik penerapan E-Parking di Kota Medan.
Namun yang paling ditekankan pihaknya, lanjut dia, bukan masalah mematahkan leher Bobby Nasution, tetapi seorang petugas parkir yang menjadi korban akibat bagian tangan sempat ditarik.
Baca juga: Polisi tangkap pengemudi mobil aniaya petugas e-Parking dan ancam patahkan leher Wali Kota Medan Bobby Nasution
"Tangannya ditarik, dijepit di jendela mobil dan mobilnya dijalankan. Itu poin pentingnya. Karena sudah kejadian, sudah ada korban dan sudah ada yang terluka. Kalau masalah patahkan leher, belum kejadian," ucap Bobby.
Rizkan Putra (27), warga Takengon, Aceh Tengah di Markas Polrestabes Medan, Senin (25/4), meminta maaf kepada semua pihak yang diancamnya, seperti yang beredar luas di media sosial.
"Saya mohon maaf sebesarnya kepada Pak Bobby. Saya tidak tahu, saya pikir Pak Bobby itu bos tukang parkir. Kepada tukang parkir juga saya minta maaf. Saya memang tidak tahu. Saya mohon dimaafkan," terang dia.
Dalam video yang beredar pada Ahad (24/4), awalnya petugas E-Parking mendatangi pria berambut gondrong mengenakan kacamata yang duduk di jok mobil depan untuk meminta biaya parkir menggunakan aplikasi E-Tol.
Pria berkaos putih itu kemudian terlihat marah-marah dan menolak membayar biaya parkir dengan sistem E-Parkir sembari mengeluarkan kata-kata kasar kepada petugas parkir.
Personel Polsek Medan Kota menangkap tersangka Rizkan Putra di Jalan Tol Langkat pada Senin (25/4), ketika hendak pulang ke kampungnya, setelah menerima laporan dari korban Anugerah Ihsan, petugas E-Parking.
Baca juga: Wali Kota Medan tangkap tangan petugas Dishub pungli