Palembang (ANTARA) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) memastikan penggunaan teknologi ramah lingkungan dalam pembangunan pabrik Pusri III-B di Palembang yang direncanakan dalam waktu dekat.
Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Tri Wahyudi Saleh di Palembang, Minggu, mengatakan, proyek pengembangan dan revitalisasi pabrik itu dipastikan akan menerapkan teknologi hemat energi.
“Revitalisasi pabrik Pusri III-B akan dibangun dengan teknologi low energy dan ramah lingkungan, dengan begitu akan menekan konsumsi energi dalam operasional pabrik,” kata dia.
Pabrik Pusri III-B bakal menggantikan pabrik Pusri III dan Pusri IV yang saat dinilai boros energi.
Tri memaparkan produksi pabrik Pusri III-B dirancang berkapasitas sebanyak 445.500 ton amonia dan 907.500 ton urea per tahun.
Melalui berbagai strategi, termasuk revitalisasi pabrik lama, Tri optimistis perusahaan dapat mencapai target laba bersih senilai Rp1 triliun.
Tri menambahkan, selain memproduksi urea, amonia dan produk samping, Pusri juga memiliki produk inovasi Pusri atau NPK customize.
“Kami sudah memproduksi pupuk NPK 15-15-15 dan NPK 16-16-16 untuk tanaman pangan, NPK 12-12-17-2 dan NPK 13-6-27-4 untuk sawit,” kata dia.
Bahkan saat ini, ia melanjutkan, perusahaan juga telah mengembangkan pupuk spesial, yakni NPK untuk singkong dan NPK untuk kopi.
Tri mengemukakan sejauh ini perusahaan telah menyalurkan sebanyak 569.167 ton urea dan 117.799 ton NPK ke sepuluh provinsi yang menjadi tanggung jawab Pusri.
“Dalam proses pendistribusiannya, pupuk akan disalurkan kepada petani yang terdaftar dalam e-RDKK dan setelah terbitnya SK dari pemerintah setempat,” jelasnya.
Ia memastikan bahwa tanpa adanya SK tersebut, gudang-gudang pupuk tidak dapat mendistribusikan barang ke distributor dan kios sesuai dengan peraturan menteri (Permentan) No.49 tahun 2020.
Direktur Utama PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Tri Wahyudi Saleh di Palembang, Minggu, mengatakan, proyek pengembangan dan revitalisasi pabrik itu dipastikan akan menerapkan teknologi hemat energi.
“Revitalisasi pabrik Pusri III-B akan dibangun dengan teknologi low energy dan ramah lingkungan, dengan begitu akan menekan konsumsi energi dalam operasional pabrik,” kata dia.
Pabrik Pusri III-B bakal menggantikan pabrik Pusri III dan Pusri IV yang saat dinilai boros energi.
Tri memaparkan produksi pabrik Pusri III-B dirancang berkapasitas sebanyak 445.500 ton amonia dan 907.500 ton urea per tahun.
Melalui berbagai strategi, termasuk revitalisasi pabrik lama, Tri optimistis perusahaan dapat mencapai target laba bersih senilai Rp1 triliun.
Tri menambahkan, selain memproduksi urea, amonia dan produk samping, Pusri juga memiliki produk inovasi Pusri atau NPK customize.
“Kami sudah memproduksi pupuk NPK 15-15-15 dan NPK 16-16-16 untuk tanaman pangan, NPK 12-12-17-2 dan NPK 13-6-27-4 untuk sawit,” kata dia.
Bahkan saat ini, ia melanjutkan, perusahaan juga telah mengembangkan pupuk spesial, yakni NPK untuk singkong dan NPK untuk kopi.
Tri mengemukakan sejauh ini perusahaan telah menyalurkan sebanyak 569.167 ton urea dan 117.799 ton NPK ke sepuluh provinsi yang menjadi tanggung jawab Pusri.
“Dalam proses pendistribusiannya, pupuk akan disalurkan kepada petani yang terdaftar dalam e-RDKK dan setelah terbitnya SK dari pemerintah setempat,” jelasnya.
Ia memastikan bahwa tanpa adanya SK tersebut, gudang-gudang pupuk tidak dapat mendistribusikan barang ke distributor dan kios sesuai dengan peraturan menteri (Permentan) No.49 tahun 2020.