Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk waspada akan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di sejumlah provinsi pada Jumat.
Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang seperti di Aceh, Bali, Banten, Bangka Belitung, Bengkulu, DKI Jakarta.
Kemudian Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku.
Lalu di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, dan Sumatra Selatan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan zero victim, atau nihil korban, menjadi tolok ukur keberhasilan sistem peringatan dini yang dibangun pihaknya.
Menurut Dwikorita, BMKG terus memacu seluruh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki untuk membangun sistem peringatan dini multi bencana yang tidak hanya cepat, namun juga tepat dan akurat.
"Peringatan dini, ya, benar-benar harus dini. Prediksinya harus cepat, tepat, dan akurat. Dengan begitu, kita bisa menekan jumlah kerugian materiil dan nyawa akibat bencana," ujar Dwikorita.
BMKG juga terus berbenah untuk menjadi pusat keunggulan (center of excellence) menyusul keharusan organisasi untuk mengubah paradigma pengelolaan aparatur sipil negara (ASN) BMKG, dari SDM menjadi Human Capital. Hal ini untuk menjawab tantangan global sehingga mampu membawa BMKG menjadi organisasi berkelas dunia.
"Kami juga terus melakukan inovasi dan aktif berkolaborasi dengan lembaga lain untuk memperkuat sistem peringatan dini di Indonesia," ujar dia.*
Dalam sistem peringatan dini cuaca, BMKG memprakirakan wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang seperti di Aceh, Bali, Banten, Bangka Belitung, Bengkulu, DKI Jakarta.
Kemudian Gorontalo, Jambi, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung, Maluku.
Lalu di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, Riau, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatra Barat, dan Sumatra Selatan.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menegaskan zero victim, atau nihil korban, menjadi tolok ukur keberhasilan sistem peringatan dini yang dibangun pihaknya.
Menurut Dwikorita, BMKG terus memacu seluruh sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki untuk membangun sistem peringatan dini multi bencana yang tidak hanya cepat, namun juga tepat dan akurat.
"Peringatan dini, ya, benar-benar harus dini. Prediksinya harus cepat, tepat, dan akurat. Dengan begitu, kita bisa menekan jumlah kerugian materiil dan nyawa akibat bencana," ujar Dwikorita.
BMKG juga terus berbenah untuk menjadi pusat keunggulan (center of excellence) menyusul keharusan organisasi untuk mengubah paradigma pengelolaan aparatur sipil negara (ASN) BMKG, dari SDM menjadi Human Capital. Hal ini untuk menjawab tantangan global sehingga mampu membawa BMKG menjadi organisasi berkelas dunia.
"Kami juga terus melakukan inovasi dan aktif berkolaborasi dengan lembaga lain untuk memperkuat sistem peringatan dini di Indonesia," ujar dia.*