Palembang (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya mengingatkan warga setempat untuk bijak dalam berbelanja kebutuhan pokok agar tidak terjadi gejolak harga menjelang Ramadhan 1443 Hijriah.
“Budaya itu (belanja berlebihan) harus dilepas, secukupnya saja. Kadang puasa beli bermacam- macam, lalu tak termakan atau mubazir,” kata Mawardi Yahya dalam acara High Level Meeting & Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah se-Sumatera Selatan di Palembang, Rabu.
Ia mengatakan jika masyarakat dapat menahan diri dengan hanya membeli kebutuhan pokok sesuai dengan kebutuhan maka pasar akan terkendali.
Saat ini, Sumsel patut bersyukur karena stok minyak goreng masih tersedia sehingga dipastikan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan hingga Lebaran.
Ini karena sedari awal, Pemprov Sumsel sudah meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menjaga ketersediaan minyak goreng mengingat di Sumsel ini terdapat puluhan pabrik minyak mentah kelapa sawit (CPO).
Demikian juga dengan gula pasir, pemprov juga meminta Bulog untuk mengantisipasi karena diperkirakan akan bergerak naik seperti yang lumrah terjadi setiap Ramadhan.
Termasuk, kebutuhan pokok lainnya, seperti cabai, bawang merah, bawang putih dan telur.
“Sebenarnya untuk cabai itu bisa kita menanam sendiri, tapi tidak banyak yang melakukan. Padahal pengaruhnya besar untuk kemandirian pangan masyarakat,” kata dia.
Ia melanjutkan, Pemprov Sumsel memiliki program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan yang mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangan hingga lahan sempit di sekitar tempat tinggal untuk memproduksi sayuran hingga ternak.
Ia mengatakan saat ini semua pemangku kepentingan harus bersinergi dalam menjaga ketersediaan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Semua pihak harus menjaga agar angka inflasi terjaga supaya tidak menekan daya beli masyarakat.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja mengatakan dalam perkembangan inflasi Sumsel terbaru per Februari 2022 diketahui daerah ini mengalami deflasi 0,01 persen.
Faktor pendorong deflasi yakni penurunan harga daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, cabai rawit dan terong. Sementara, faktor pendorong inflasi yakni beras, bawang merah, bimbingan belajar, tomat, dan obat dengan resep.
“Angka ini tersaji di Februari, yang artinya minyak goreng masih turun harganya saat itu karena ada kebijakan pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Kenaikan harga minyak goreng baru terasa di Maret,” kata Erwin yang turut hadir pada acara tersebut.
Dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan ini TPID melakukan empat hal untuk menjaga inflasi, yakni memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Ia menambahkan, berdasarkan hasil paparan perwakilan instansi pemerintah pada pertemuan di Level Meeting & Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah se-Sumsel ini diketahui bahwa stok kebutuhan pokok memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Seperti informasi dari Bulog, Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura, dan Dinas Pertanian yang menyatakan bahwa bahan-bahan kebutuhan pokok itu tersedia,” kata dia.
Pimpinan Perusahaan Umum (Perum) Bulog Divisi Regional Sumsel Babel Eko Hari Kuncahyo mengatakan saat ini stok beras sejumlah 19.000 ton yang tersebar di sejumlah gudang Bulog kabupaten/kota Sumsel.
Kemudian, stok minyak goreng kemasan 30.000 liter, stok gula pasir 85 ton yang akan ditambah 100 ton untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan.
Lalu, stok daging kerbau beku mencapai 37 ton, yang mana dalam dalam waktu dekat akan ditambah 60 ton dari rencana kebutuhan diperkirakan 200 ton.
“Stok memang tidak banyak tapi Bulog akan mengatur agar tidak terjadi panic buying,” kata dia.
“Budaya itu (belanja berlebihan) harus dilepas, secukupnya saja. Kadang puasa beli bermacam- macam, lalu tak termakan atau mubazir,” kata Mawardi Yahya dalam acara High Level Meeting & Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah se-Sumatera Selatan di Palembang, Rabu.
Ia mengatakan jika masyarakat dapat menahan diri dengan hanya membeli kebutuhan pokok sesuai dengan kebutuhan maka pasar akan terkendali.
Saat ini, Sumsel patut bersyukur karena stok minyak goreng masih tersedia sehingga dipastikan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat selama Ramadhan hingga Lebaran.
Ini karena sedari awal, Pemprov Sumsel sudah meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk menjaga ketersediaan minyak goreng mengingat di Sumsel ini terdapat puluhan pabrik minyak mentah kelapa sawit (CPO).
Demikian juga dengan gula pasir, pemprov juga meminta Bulog untuk mengantisipasi karena diperkirakan akan bergerak naik seperti yang lumrah terjadi setiap Ramadhan.
Termasuk, kebutuhan pokok lainnya, seperti cabai, bawang merah, bawang putih dan telur.
“Sebenarnya untuk cabai itu bisa kita menanam sendiri, tapi tidak banyak yang melakukan. Padahal pengaruhnya besar untuk kemandirian pangan masyarakat,” kata dia.
Ia melanjutkan, Pemprov Sumsel memiliki program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan yang mendorong masyarakat memanfaatkan pekarangan hingga lahan sempit di sekitar tempat tinggal untuk memproduksi sayuran hingga ternak.
Ia mengatakan saat ini semua pemangku kepentingan harus bersinergi dalam menjaga ketersediaan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.
Semua pihak harus menjaga agar angka inflasi terjaga supaya tidak menekan daya beli masyarakat.
Sementara itu, Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja mengatakan dalam perkembangan inflasi Sumsel terbaru per Februari 2022 diketahui daerah ini mengalami deflasi 0,01 persen.
Faktor pendorong deflasi yakni penurunan harga daging ayam ras, telur ayam ras, minyak goreng, cabai rawit dan terong. Sementara, faktor pendorong inflasi yakni beras, bawang merah, bimbingan belajar, tomat, dan obat dengan resep.
“Angka ini tersaji di Februari, yang artinya minyak goreng masih turun harganya saat itu karena ada kebijakan pemerintah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET). Kenaikan harga minyak goreng baru terasa di Maret,” kata Erwin yang turut hadir pada acara tersebut.
Dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan ini TPID melakukan empat hal untuk menjaga inflasi, yakni memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif.
Ia menambahkan, berdasarkan hasil paparan perwakilan instansi pemerintah pada pertemuan di Level Meeting & Capacity Building Tim Pengendali Inflasi Daerah se-Sumsel ini diketahui bahwa stok kebutuhan pokok memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Seperti informasi dari Bulog, Dinas Ketahanan Pangan dan Holtikultura, dan Dinas Pertanian yang menyatakan bahwa bahan-bahan kebutuhan pokok itu tersedia,” kata dia.
Pimpinan Perusahaan Umum (Perum) Bulog Divisi Regional Sumsel Babel Eko Hari Kuncahyo mengatakan saat ini stok beras sejumlah 19.000 ton yang tersebar di sejumlah gudang Bulog kabupaten/kota Sumsel.
Kemudian, stok minyak goreng kemasan 30.000 liter, stok gula pasir 85 ton yang akan ditambah 100 ton untuk memenuhi kebutuhan Ramadhan.
Lalu, stok daging kerbau beku mencapai 37 ton, yang mana dalam dalam waktu dekat akan ditambah 60 ton dari rencana kebutuhan diperkirakan 200 ton.
“Stok memang tidak banyak tapi Bulog akan mengatur agar tidak terjadi panic buying,” kata dia.