Palembang (ANTARA) - Bank Pembangunan Daerah PT Bank Sumsel Babel (BSB) menargetkan dapat menyalurkan kredit usaha takyat (KUR) senilai Rp1,5 triliun pada 2022 sesuai dengan alokasi yang diberikan pemerintah.

Direktur Bisnis Bank Sumsel Babel Antonius Prabowo Argo di Palembang, Minggu, mengatakan, alokasi itu meningkat jika dibandingkan 2021 yang hanya Rp1 triliun.

“Tahun lalu, kami merealisasikan penyaluran KUR hingga Rp944,7 miliar dengan jumlah debitur sebanyak 19.076 atau mencapai 94,47 persen. Karena itu, tahun ini alokasi ditambah,” kata Antonius.

Ia mengatakan alokasi penyaluran KUR BSB mengalami peningkatan sejak 2020, yang mana mampu merealisasikan Rp448 miliar dari kuota Rp 532,5 miliar untuk 9.277 debitur.

Capaian ini tak lepas dari strategi BSB yang membangun beragam kluster bisnis untuk kalangan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), di antaranya kluster pertanian, kluster kuliner, kluster fesyen dan lainnya.

Melalui sistem kluster itu,  BSB mempertemukan antara produsen dan offtaker (pembeli) seperti yang sudah dilakukan pada kluster pertanian di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Kemudian, kluster pempek di Kampung Pempek Tanjung Rajo, 7 Ulu, Palembang.

Dengan begitu, pelaku UMKM dapat menekan biaya produksi karena sudah terbentuknya ekosistemnya dari sisi hulu hingga hilir.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional VII Sumatera Bagian Selatan Untung Nugroho mengatakan saat ini porsi penyaluran kredit UMKM oleh perbankan di Sumatera Selatan sudah mencapai 34,14 persen atau melewati target nasional 30 persen pada 2024. Pencapaian positif ini tak lepas dari membaiknya sektor riil dalam beberapa tahun terakhir yang juga ditopang dengan strategi jitu perbankan dalam penyaluran kredit UMKM.

“Tercapainya porsi kredit UMKM sebelum batas waktu 2024 ini tak lepas juga dengan baiknya daya serap kredit dari pelaku usahanya sendiri,” kata dia.

Selain itu, walau di tengah pandemi, kalangan perbankan juga tetap gencar menyalurkan kredit, salah satunya dengan menciptakan kluster bisnis fesyen, pertanian, perdagangan, dan lainnya.

Melalui kluster ini maka akan tercipta ekosistem UMKM karena di dalamnya bukan hanya ada pelaku usaha tapi juga terdapat offtaker (pembeli) pembinaan dan pengawasan dari instansi pemerintah, seperti yang dilakukan Bank Sumsel Babel.

Sebenarnya, capaian positif penyaluran kredit UMKM ini sudah terjadi secara bertahap sejak empat tahun lalu. Jika diamati, pada 2018 diketahui kontribusi kredit UMKM sebesar 31,9 persen atau senilai Rp26,4 triliun, dan pada 2019 sudah mencapai 32,3 persen atau senilai Rp27,7 triliun.

Sementara itu per November 2020 sudah mencapai 31,5 persen atau senilai Rp27,1 triliun terhadap total kredit di Sumsel Rp86,1 triliun. Sementara pada 2021, porsi kredit UMKM mencapai 34,14 persen dari total penyaluran kredit Rp91 triliun.

Sumsel juga mampu merealisasikan penyaluran KUR hingga 4,4 triliun pada 2021 sehingga pada 2022 mendapatkan alokasi tambahan dari pemerintah menjadi Rp8 triliun.

Pewarta : Dolly Rosana
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024