Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh mengimbau para insan pers Indonesia agar mampu beradaptasi secara cepat terhadap perkembangan teknologi yang pesat, seperti kemunculan fenomena metaverse.
"Insan pers ataupun industri pers ikutilah perkembangan teknologi itu mengarah ke mana. Maka, teknologi itu bisa menjadi pembimbing kita dalam mengikuti perubahan-perubahan yang ada," ujar Mohammad Nuh.
Mantan Rektor ITS Surabaya itu mengemukakan hal tersebut saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Konvensi Nasional Hari Pers Nasional (HPN) 2022: Membangun Kedaulatan Nasional di Tengah Gelombang Digitalisasi Global yang diselenggarakan secara hybrid dari Kendari, Sulawesi Tenggara, dipantau secara virtual di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Mohammad Nuh memandang perubahan teknologi memang merupakan perubahan yang paling cepat terjadi di kehidupan manusia.
Dengan demikian, kata dia, manusia dituntut untuk mampu berubah dengan cepat pula untuk menyesuaikan diri dengan perubahan itu.
Ia juga menekankan bahwa tindakan cepat para insan pers dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi bertujuan untuk menghindari keterlambatan. Menurutnya, apabila manusia terlambat dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, akan ada konsekuensi negatif yang beragam.
Di antaranya adalah keuntungan yang stagnan, keuntungan yang menjadi kerugian, bahkan mampu pula memunculkan kebangkrutan.
"Inilah saatnya insan pers melakukan perubahan-perubahan itu sesuai tren perkembangan teknologi," imbau mantan Mendikbud ini.
Di samping itu, ia kemudian mencontohkan dampak positif yang diperoleh media massa ketika mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Contoh itu adalah pertumbuhan pesat media-media daring karena memanfaatkan perkembangan teknologi, yakni ruang siber.
"Kalau kita lihat data pertumbuhan media daring sebagai salah satu media yang memanfaatkan ruang siber itu pertumbuhannya sangat luar biasa sehingga kami sangat menyarankan, bahkan bisa kita diskusikan secara matang cara bermigrasi dari ruang fisik untuk memasuki wilayah siber. Paling tidak, kita memasuki hybrid, yaitu kombinasi antara ruang fisik dan siber," tutur Mohammad Nuh.
Jika hal itu bisa dilakukan, lanjut dia, seluruh insan pers tentu saja mampu bertahan di tengah perkembangan teknologi yang pesat.
Pada kesempatan yang sama, Mohammad Nuh pun mengingatkan tentang jasa dan peran luar biasa dari insan pers, terutama di ranah pemerintahan.
"Tanpa pers, rasanya, pemerintah tidak akan jadi apa-apa karena tidak mungkin mereka menyampaikan satu per satu hal kepada rakyat. Dengan media massa dan peran pers, satu titik bisa mencapai titik lain, bahkan tidak terhitung. Oleh karena itu, tetaplah berbangga dan konsisten. Melalui pers, kita berjuang untuk menegakkan dan mengembangkan Negara Kesatuan Indonesia," ujarnya.
Saat menutup pemaparannya, ia mengatakan Konvensi Nasional Hari Pers Nasional 2022 menjadi ruang untuk mencanangkan pemikiran-pemikiran baru bagi kemajuan dunia pers di Indonesia.
"Insan pers ataupun industri pers ikutilah perkembangan teknologi itu mengarah ke mana. Maka, teknologi itu bisa menjadi pembimbing kita dalam mengikuti perubahan-perubahan yang ada," ujar Mohammad Nuh.
Mantan Rektor ITS Surabaya itu mengemukakan hal tersebut saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Konvensi Nasional Hari Pers Nasional (HPN) 2022: Membangun Kedaulatan Nasional di Tengah Gelombang Digitalisasi Global yang diselenggarakan secara hybrid dari Kendari, Sulawesi Tenggara, dipantau secara virtual di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, Mohammad Nuh memandang perubahan teknologi memang merupakan perubahan yang paling cepat terjadi di kehidupan manusia.
Dengan demikian, kata dia, manusia dituntut untuk mampu berubah dengan cepat pula untuk menyesuaikan diri dengan perubahan itu.
Ia juga menekankan bahwa tindakan cepat para insan pers dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi bertujuan untuk menghindari keterlambatan. Menurutnya, apabila manusia terlambat dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, akan ada konsekuensi negatif yang beragam.
Di antaranya adalah keuntungan yang stagnan, keuntungan yang menjadi kerugian, bahkan mampu pula memunculkan kebangkrutan.
"Inilah saatnya insan pers melakukan perubahan-perubahan itu sesuai tren perkembangan teknologi," imbau mantan Mendikbud ini.
Di samping itu, ia kemudian mencontohkan dampak positif yang diperoleh media massa ketika mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Contoh itu adalah pertumbuhan pesat media-media daring karena memanfaatkan perkembangan teknologi, yakni ruang siber.
"Kalau kita lihat data pertumbuhan media daring sebagai salah satu media yang memanfaatkan ruang siber itu pertumbuhannya sangat luar biasa sehingga kami sangat menyarankan, bahkan bisa kita diskusikan secara matang cara bermigrasi dari ruang fisik untuk memasuki wilayah siber. Paling tidak, kita memasuki hybrid, yaitu kombinasi antara ruang fisik dan siber," tutur Mohammad Nuh.
Jika hal itu bisa dilakukan, lanjut dia, seluruh insan pers tentu saja mampu bertahan di tengah perkembangan teknologi yang pesat.
Pada kesempatan yang sama, Mohammad Nuh pun mengingatkan tentang jasa dan peran luar biasa dari insan pers, terutama di ranah pemerintahan.
"Tanpa pers, rasanya, pemerintah tidak akan jadi apa-apa karena tidak mungkin mereka menyampaikan satu per satu hal kepada rakyat. Dengan media massa dan peran pers, satu titik bisa mencapai titik lain, bahkan tidak terhitung. Oleh karena itu, tetaplah berbangga dan konsisten. Melalui pers, kita berjuang untuk menegakkan dan mengembangkan Negara Kesatuan Indonesia," ujarnya.
Saat menutup pemaparannya, ia mengatakan Konvensi Nasional Hari Pers Nasional 2022 menjadi ruang untuk mencanangkan pemikiran-pemikiran baru bagi kemajuan dunia pers di Indonesia.