Jakarta (ANTARA) - Santiago Eneme mencetak gol penalti yang menentukan ketika tim liliput Guinea Ekuatorial mengalahkan Mali 6-5 dalam adu penalti setelah selama 120 menit bermain imbang 0-0 dalam pertandingan perempat final Piala Afrika 2021 yang menjemukan di Limbe, Kamerun, Kamis dini hari WIB.
Pertandingan babak 16 besar yang sangat ketat itu tak begitu menarik perhatian penonton karena kedua tim hanya bisa membuat satu tembakan tepat sasaran selama 120 menit berlaga.
Pada perempat final Guinea Ekuatorial bakal menghadapi Senegal yang diperkuat pemain bintang Sadio Mane dan sekaligus salah satu favorit juara turnamen ini, di Yaounde pada Minggu untuk memperebutkan satu tempat semifinal.
Ini merupakan hasil imbang 0-0 kedua dalam pertandingan yang dilangsungkan Rabu waktu setempat setelah Mesir juga mengalahkan Pantai Gading 5-4 lewat adu penalti di Douala dalam pertandingan sebelumnya.
Para pemain dan ofisial pertandingan mengenakan ban lengan hitam dan mengheningkan cipta sebelum kickoff untuk mengenang delapan orang yang tewas terinjak-injak sebelum Kamerun mengalahkan Komoro di Yaounde, Senin lalu.
Mali menurunkan dua pemain Liga Premier yang tersedia ketika gelandang Brighton Yves Bissouma menjadi starter sementara pemain sayap Southampton Moussa Djenepo menjadi pemain cadangan dan dimasukkan pada menit ke-70.
Ibrahima Kone yang mencetak tiga dari empat gol Mali dalam fase grup, melepaskan tembakan melebar pada menit ketujuh dalam laga yang dilangsungkan di Stade Omnisport yang berkapasitas 20.000 kursi itu.
Guinea Ekuatorial memperoleh peluang penalti pada babak pertama namun wasit membatalkannya setelah melihat monitor VAR.
Guinea Equatorial bermain dengan mengandalkan fisik sampai kemudian Ivan Edu dan Jose Miranda diganjar kartu kuning. Mali sendiri menyia-nyiakan peluang untuk mengakhiri kebuntuan.
Tendangan bebas Amadou Haidara di dalam kotak berhasil diselamatkan dengan baik oleh kiper Jesus Owono.
Pelatih veteran Mali Mohamed Magassouba tampak cemas ketika Kone cedera, tetapi penyerang yang berbasis di Norwegia itu lanjut bermain setelah lama diperiksa di lapangan.
Giliran Mali yang mendapatkan peluang penalti ketika Moussa Doumbia jatuh saat membawa bola. Wasit lagi-lagi mengubah keputusannya setelah meninjau insiden tersebut.
Babak pertama berakhir dengan kartu kuning ketiga untuk pemain Guinea Ekuatorial Pablo Ganet. Timnya sendiri membuat 15 pelanggaran selama babak pertama. Tidak itu saja mereka juga tak bisa melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran.
Peluang mencetak gol terbaik mereka baru tercipta pada menit ke-58 ketika Bissouma mengumpan Haidara, namun tendangannya melayang di atas mistar gawang.
Setelah itu Mali terus mendominasi penguasaan bola dan mengumpan lebih akurat serta tidak melakukan pelanggaran sebanyak lawannya. Guinea Ekuatorial terus ditekan.
Djenepo sempat meramaikan serangan Mali, tetapi selama 95 menit waktu normal laga tetap saja tanpa gol sehingga mesti dilanjutkan ke 2x15 menit babak tambahan dan ini pun tetap berakhir 0-0 sampai adu penalti pun terpaksa dimainkan, demikian laporan AFP.
Pertandingan babak 16 besar yang sangat ketat itu tak begitu menarik perhatian penonton karena kedua tim hanya bisa membuat satu tembakan tepat sasaran selama 120 menit berlaga.
Pada perempat final Guinea Ekuatorial bakal menghadapi Senegal yang diperkuat pemain bintang Sadio Mane dan sekaligus salah satu favorit juara turnamen ini, di Yaounde pada Minggu untuk memperebutkan satu tempat semifinal.
Ini merupakan hasil imbang 0-0 kedua dalam pertandingan yang dilangsungkan Rabu waktu setempat setelah Mesir juga mengalahkan Pantai Gading 5-4 lewat adu penalti di Douala dalam pertandingan sebelumnya.
Para pemain dan ofisial pertandingan mengenakan ban lengan hitam dan mengheningkan cipta sebelum kickoff untuk mengenang delapan orang yang tewas terinjak-injak sebelum Kamerun mengalahkan Komoro di Yaounde, Senin lalu.
Mali menurunkan dua pemain Liga Premier yang tersedia ketika gelandang Brighton Yves Bissouma menjadi starter sementara pemain sayap Southampton Moussa Djenepo menjadi pemain cadangan dan dimasukkan pada menit ke-70.
Ibrahima Kone yang mencetak tiga dari empat gol Mali dalam fase grup, melepaskan tembakan melebar pada menit ketujuh dalam laga yang dilangsungkan di Stade Omnisport yang berkapasitas 20.000 kursi itu.
Guinea Ekuatorial memperoleh peluang penalti pada babak pertama namun wasit membatalkannya setelah melihat monitor VAR.
Guinea Equatorial bermain dengan mengandalkan fisik sampai kemudian Ivan Edu dan Jose Miranda diganjar kartu kuning. Mali sendiri menyia-nyiakan peluang untuk mengakhiri kebuntuan.
Tendangan bebas Amadou Haidara di dalam kotak berhasil diselamatkan dengan baik oleh kiper Jesus Owono.
Pelatih veteran Mali Mohamed Magassouba tampak cemas ketika Kone cedera, tetapi penyerang yang berbasis di Norwegia itu lanjut bermain setelah lama diperiksa di lapangan.
Giliran Mali yang mendapatkan peluang penalti ketika Moussa Doumbia jatuh saat membawa bola. Wasit lagi-lagi mengubah keputusannya setelah meninjau insiden tersebut.
Babak pertama berakhir dengan kartu kuning ketiga untuk pemain Guinea Ekuatorial Pablo Ganet. Timnya sendiri membuat 15 pelanggaran selama babak pertama. Tidak itu saja mereka juga tak bisa melepaskan satu pun tembakan tepat sasaran.
Peluang mencetak gol terbaik mereka baru tercipta pada menit ke-58 ketika Bissouma mengumpan Haidara, namun tendangannya melayang di atas mistar gawang.
Setelah itu Mali terus mendominasi penguasaan bola dan mengumpan lebih akurat serta tidak melakukan pelanggaran sebanyak lawannya. Guinea Ekuatorial terus ditekan.
Djenepo sempat meramaikan serangan Mali, tetapi selama 95 menit waktu normal laga tetap saja tanpa gol sehingga mesti dilanjutkan ke 2x15 menit babak tambahan dan ini pun tetap berakhir 0-0 sampai adu penalti pun terpaksa dimainkan, demikian laporan AFP.