Palembang (ANTARA) - Objek wisata religi Al Quran Al-Akbar di kawasan Pondok Pesantren Modern Gandus Kota Palembang, Sumatera Selatan, sedang direnovasi, namun tetap dibuka untuk umum.
"Momentum sepinya pengunjung dampak COVID-19 dimanfaatkan untuk melalukan perbaikan beberapa bagian ruangan," kata petugas tempat wisata hati/religi Bayt Al Quran Al-Akbar Rusdi, di Palembang, Ahad.
Dalam kondisi renovasi sekarang ini, pimpinan tempat wisata religi itu Sofwatillah berupaya tetap memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk melihat koleksi Al Quran Al-Akbar karena tidak ingin mengecewakan pengunjung.
Pengunjung tempat wisata ini tidak hanya masyarakat dari wilayah Sumsel tetapi juga dari luar provinsi seperti Lampung, Jambi, Jakarta dan daerah lainnya, jika ditutup selama renovasi bisa mengecewakan mereka.
Melalui upaya tersebut, diharapkan objek wisata religi ini bisa tetap dikunjungi dan kegiatan renovasi berjalan sesuai rencana, katanya.
Dia menjelaskan dalam masa pandemi COVID-19 dua tahun terakhir, tempat wisata ini beberapa kali ditutup sesuai arahan pemerintah untuk mengantisipasi penularan virus corona.
Sejak mulai dibukanya kembali objek wisata ini pada September 2021 hingga kini jumlah pengunjung objek wisata religi Al Quran Al-Akbar bergerak naik.
"Pengunjung ke ponpes untuk melihat Al Quran berukuran besar itu mengalami peningkatan terutama pada akhir pekan, pada hari biasa sekitar puluhan pengunjung namun pada Sabtu dan Ahad bisa di atas 100 orang," ujarnya.
Untuk berkunjung ke tempat ini, pihaknya membuat aturan yang harus ditaati pengunjung seperti wajib mematuhi protokol kesehatan antisipasi COVID-19, dan wajib memakai hijab atau kerudung bagi kaum perempuan.
Sedangkan bagi laki-laki harus memakai celana panjang/pakaian yang sopan, serta membayar infak/tiket masuk Rp20.000 per orang untuk dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak, ujar petugas.
Sementara salah seorang pengunjung dari Jakarta, Kusuma mengatakan objek wisata tersebut diharapkan bisa ditata dan dikembangkan lebih baik.
Dengan penataan yang lebih baik dan ditambah fasilitas pendukung seperti pendingin ruangan, tempat duduk, dan jalur bagi kaum difabel, sehingga bisa lebih menarik untuk dikunjungi, kata pengunjung.*
"Momentum sepinya pengunjung dampak COVID-19 dimanfaatkan untuk melalukan perbaikan beberapa bagian ruangan," kata petugas tempat wisata hati/religi Bayt Al Quran Al-Akbar Rusdi, di Palembang, Ahad.
Dalam kondisi renovasi sekarang ini, pimpinan tempat wisata religi itu Sofwatillah berupaya tetap memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk melihat koleksi Al Quran Al-Akbar karena tidak ingin mengecewakan pengunjung.
Pengunjung tempat wisata ini tidak hanya masyarakat dari wilayah Sumsel tetapi juga dari luar provinsi seperti Lampung, Jambi, Jakarta dan daerah lainnya, jika ditutup selama renovasi bisa mengecewakan mereka.
Melalui upaya tersebut, diharapkan objek wisata religi ini bisa tetap dikunjungi dan kegiatan renovasi berjalan sesuai rencana, katanya.
Dia menjelaskan dalam masa pandemi COVID-19 dua tahun terakhir, tempat wisata ini beberapa kali ditutup sesuai arahan pemerintah untuk mengantisipasi penularan virus corona.
Sejak mulai dibukanya kembali objek wisata ini pada September 2021 hingga kini jumlah pengunjung objek wisata religi Al Quran Al-Akbar bergerak naik.
"Pengunjung ke ponpes untuk melihat Al Quran berukuran besar itu mengalami peningkatan terutama pada akhir pekan, pada hari biasa sekitar puluhan pengunjung namun pada Sabtu dan Ahad bisa di atas 100 orang," ujarnya.
Untuk berkunjung ke tempat ini, pihaknya membuat aturan yang harus ditaati pengunjung seperti wajib mematuhi protokol kesehatan antisipasi COVID-19, dan wajib memakai hijab atau kerudung bagi kaum perempuan.
Sedangkan bagi laki-laki harus memakai celana panjang/pakaian yang sopan, serta membayar infak/tiket masuk Rp20.000 per orang untuk dewasa dan Rp15.000 untuk anak-anak, ujar petugas.
Sementara salah seorang pengunjung dari Jakarta, Kusuma mengatakan objek wisata tersebut diharapkan bisa ditata dan dikembangkan lebih baik.
Dengan penataan yang lebih baik dan ditambah fasilitas pendukung seperti pendingin ruangan, tempat duduk, dan jalur bagi kaum difabel, sehingga bisa lebih menarik untuk dikunjungi, kata pengunjung.*