Sumatera Selatan (ANTARA) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Selatan mengerahkan tim siber untuk mendukung upaya mencegah dan mengatasi perdagangan satwa liar dilindungi.

"Ada tim siber yang bertugas sebagai pengawas, mereka menyoroti aktivitas perdagangan satwa-satwa dilindungi Indonesia, khususnya di wilayah sebaran Sumatera Selatan-Bangka Belitung," kata Kepala BKSDA Sumatera Selatan Ujang Wisnu Barata di Palembang, Senin.

Ia mengatakan bahwa tim siber menjadi bagian dari satuan tugas penegakan hukum BKSDA, yang berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dari Polri dan TNI dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Baca juga: KPK panggil istri Dodi Reza Alex Noerdin

"Langkah antisipasi dan pengawasan menjadi tantangan besar bagi kami, karena itu kami terus melakukan edukasi dan menurunkan tim siber ini untuk memantau dan menekan penjualan satwa dilindungi,” katanya.

Program edukasi mengenai pelestarian satwa liar serta pengawasan dari hulu sampai hilir diharapkan efektif menekan praktik perdagangan satwa liar.

Baca juga: Raline Shah bicara kedekatan dengan satwa & film bersama Kate Winslet
Baca juga: PT Timah - Alobi lepasliarkan 400 satwa langka

Lewat program edukasi, masyarakat diharapkan memahami pentingnya pelestarian satwa liar sehingga tidak lagi memburu, memelihara, atau memperdagangkan satwa liar yang dilindungi.

Ujang mengatakan bahwa belakangan semakin banyak warga yang menyerahkan hewan peliharaan mereka ke BKSDA karena mengetahui bahwa binatang yang mereka pelihara tergolong satwa dilindungi.

Menurut dia, satwa yang diserahkan warga ke BKSDA antara lain simpanse, kukang, tupai, burung betet ekor panjang, dan burung elang.

"Satwa itu kami karantina dulu sebelum ditranslokasikan," katanya.


Pewarta : Muhammad Riezko Bima Elko
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024