Jakarta (ANTARA) - Atlet angkat besi atau lifter Deni menjadi salah satu atlet yang akan tampil membela Indonesia di ajang Olimpiade Tokyo 2020, yang akan berlangsung pada 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang.
Deni dinyatakan lolos Olimpiade, yang telah ditunda satu tahun karena pandemi, karena masuk dalam posisi delapan besar dunia, yang merupakan batas aman menuju Tokyo, menurut catatan Federasi Angkat Besi Dunia (IWF).
Nama Deni telah diperhitungkan sejak pria kelahiran 26 Juli 1989 itu berhasil meraih medali emas pada Universiade 2011 di Shenzhen, China, pada ajang angkat besi kelas 69 kg.
Deni, yang saat itu berusia 22 tahun, berhasil membukukan total angkatan 321kg untuk menyisihkan lawan-lawannya di China.
Namun, keberhasilannya itu tidak dapat diulangi saat membela Indonesia dalam ajang pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara di Palembang akhir tahun 2011. Pada SEA Games XXVI itu Deni hanya mencatat total angkatan 310 kg dan harus puas dengan medali perak.
Meski demikian, pada seleksi nasional untuk menentukan lifter yang akan berangkat untuk Olimpiade London 2012, Deni mencatat hasil terbaiknya dengan total angkatan 322 kg.
Deni turun di kelas 69 kg saat berlaga di London. Namun, debutnya di acara olahraga multievent tingkat dunia itu belum dapat membuahkan medali. Deni menempati peringkat 12 dengan total angkatan 311 kg, dengan snatch 140 kg dan clean and jerk 171 kg.
Namun, pada tahun berikutnya, dalam pesta olahraga antar negara-negara Islam atau Islamc Solidarity Games (ISG) III di Palembang, Deni berhasil menyumbang emas untuk Merah Putih di kelas 69 kg.
Masih pada tahun yang sama, Deni merebut medali emas SEA Games 2013 Myanmar di nomor 69 kg. Bahkan, dalam event yang berlangsung di Stadion Thienphyu, Naypyidaw, itu Deni berhasil mencatat rekor baru SEA Games dengan total angkatan 324 kg, dengan snacth 148 kg dan clean and jerk 176 kg.
Deni kembali lolos ke ajang multievent dunia pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Namun, Deni yang biasanya berlaga di kelas 69 kg naik ke kelas 77 kg. Ini merupakan kali pertama bagi Deni turun di kelas 77 kg pada level internasional.
Meski telah menjalani pelatihan tiga pekan di Cape Town, Afrika, sebelum bertolak ke Brazil, Deni belum mampu membawa pulang medali di ajang Olimpiade, setelah hanya menempati posisi kelima pada pertandingan final Grup B dengan membukukan total angkatan 323 kg dengan snatch 142 kg dan clean and jerk 181 kg.
Kembali ke pesta olahraga Asia Tenggara, sementara SEA Games 2015 Singapura tidak mempertandingkan angkat besi, Deni sukses meraih medali emas di nomor 69 kg pada SEA Games 2017 Malaysia, setelah mencatatkan total angkatan 312 kg terdiri atas 145 kg angkatan snatch dan 170 kg angkatan clean and jerk.
Tampil baik di ajang SEA Games, sayangnya Deni belum mampu menyumbang medali saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Deni hanya mampu menempati posisi ke tujuh dari 14 lifter yang bertanding dengan total angkatan 318 kilogram dari snatch seberat 141 kg dan clean and jerk seberat 177 kg.
Deni seakan kembali menunjukkan taring di ajang SEA Games dengan menambah pundi-pundi emas bagi Indonesia. Deni menorehkan prestasi itu pada nomor 67 kg dengan mencatatkan raihan total skor 315 kg, snatch 143 kg serta clean and jerk 172 kg pada SEA Games 2019 Filipina.
Pada 2020, Deni mendapat teguran keras dari Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) setelah melakukan tindakan indisipliner selama pemusatan latihan nasional (pelatnas). Deni dinilai sudah terlalu sering membuat masalah, termasuk kurang disiplin latihan.
PB PABSI akhirnya memutuskan untuk mencoret dan memulangkan dari pelatnas angkat besi Olimpiade 2020. Hal itu berarti kesempatan Deni untuk tampil di Olimpiade Tokyo pun sudah tertutup. Namun, pada Juni lalu Federasi Angkat Besi Dunia (IWF) mengumumkan dia lolos ke Olimpiade Tokyo.
Cabang olahraga angkat besi Olimpiade Tokyo akan dipertandingkan pada 24 Juli- 4 Agustus mendatang. Deni dijadwalkan bertanding pada 25 Juli.
Pertandingan di Tokyo nanti akan menjadi kali ketiga Deni tampil di Olimpiade. Deni akan turun pada nomor 67 kg dan menghadapi sejumlah nama pesaing beratnya.
Dia akan bersaing dengan Chen Lijun dari China yang menempati peringkat dunia, Masquera Lozano dari Columbia, Ergazev A dari Uzbekistan, Ozbeck Mohammed dari Turki dan Zani Mikro dari Italia.
Terlepas dari hal itu, menjadi semacam "spesialis" SEA Games dengan deretan gelar juara yang diraih, bisa menjadi bekal Deni untuk mendapatkan podium di ajang olahraga multievent dunia itu.
Tidak hanya itu, Olimpiade Tokyo juga tampaknya bisa jadi momen habis-habisan Deni untuk membuktikan diri setelah peristiwa pencoretan dari pelatnas tahun lalu.
Deni dinyatakan lolos Olimpiade, yang telah ditunda satu tahun karena pandemi, karena masuk dalam posisi delapan besar dunia, yang merupakan batas aman menuju Tokyo, menurut catatan Federasi Angkat Besi Dunia (IWF).
Nama Deni telah diperhitungkan sejak pria kelahiran 26 Juli 1989 itu berhasil meraih medali emas pada Universiade 2011 di Shenzhen, China, pada ajang angkat besi kelas 69 kg.
Deni, yang saat itu berusia 22 tahun, berhasil membukukan total angkatan 321kg untuk menyisihkan lawan-lawannya di China.
Namun, keberhasilannya itu tidak dapat diulangi saat membela Indonesia dalam ajang pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara di Palembang akhir tahun 2011. Pada SEA Games XXVI itu Deni hanya mencatat total angkatan 310 kg dan harus puas dengan medali perak.
Meski demikian, pada seleksi nasional untuk menentukan lifter yang akan berangkat untuk Olimpiade London 2012, Deni mencatat hasil terbaiknya dengan total angkatan 322 kg.
Deni turun di kelas 69 kg saat berlaga di London. Namun, debutnya di acara olahraga multievent tingkat dunia itu belum dapat membuahkan medali. Deni menempati peringkat 12 dengan total angkatan 311 kg, dengan snatch 140 kg dan clean and jerk 171 kg.
Namun, pada tahun berikutnya, dalam pesta olahraga antar negara-negara Islam atau Islamc Solidarity Games (ISG) III di Palembang, Deni berhasil menyumbang emas untuk Merah Putih di kelas 69 kg.
Masih pada tahun yang sama, Deni merebut medali emas SEA Games 2013 Myanmar di nomor 69 kg. Bahkan, dalam event yang berlangsung di Stadion Thienphyu, Naypyidaw, itu Deni berhasil mencatat rekor baru SEA Games dengan total angkatan 324 kg, dengan snacth 148 kg dan clean and jerk 176 kg.
Deni kembali lolos ke ajang multievent dunia pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Namun, Deni yang biasanya berlaga di kelas 69 kg naik ke kelas 77 kg. Ini merupakan kali pertama bagi Deni turun di kelas 77 kg pada level internasional.
Meski telah menjalani pelatihan tiga pekan di Cape Town, Afrika, sebelum bertolak ke Brazil, Deni belum mampu membawa pulang medali di ajang Olimpiade, setelah hanya menempati posisi kelima pada pertandingan final Grup B dengan membukukan total angkatan 323 kg dengan snatch 142 kg dan clean and jerk 181 kg.
Kembali ke pesta olahraga Asia Tenggara, sementara SEA Games 2015 Singapura tidak mempertandingkan angkat besi, Deni sukses meraih medali emas di nomor 69 kg pada SEA Games 2017 Malaysia, setelah mencatatkan total angkatan 312 kg terdiri atas 145 kg angkatan snatch dan 170 kg angkatan clean and jerk.
Tampil baik di ajang SEA Games, sayangnya Deni belum mampu menyumbang medali saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Deni hanya mampu menempati posisi ke tujuh dari 14 lifter yang bertanding dengan total angkatan 318 kilogram dari snatch seberat 141 kg dan clean and jerk seberat 177 kg.
Deni seakan kembali menunjukkan taring di ajang SEA Games dengan menambah pundi-pundi emas bagi Indonesia. Deni menorehkan prestasi itu pada nomor 67 kg dengan mencatatkan raihan total skor 315 kg, snatch 143 kg serta clean and jerk 172 kg pada SEA Games 2019 Filipina.
Pada 2020, Deni mendapat teguran keras dari Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) setelah melakukan tindakan indisipliner selama pemusatan latihan nasional (pelatnas). Deni dinilai sudah terlalu sering membuat masalah, termasuk kurang disiplin latihan.
PB PABSI akhirnya memutuskan untuk mencoret dan memulangkan dari pelatnas angkat besi Olimpiade 2020. Hal itu berarti kesempatan Deni untuk tampil di Olimpiade Tokyo pun sudah tertutup. Namun, pada Juni lalu Federasi Angkat Besi Dunia (IWF) mengumumkan dia lolos ke Olimpiade Tokyo.
Cabang olahraga angkat besi Olimpiade Tokyo akan dipertandingkan pada 24 Juli- 4 Agustus mendatang. Deni dijadwalkan bertanding pada 25 Juli.
Pertandingan di Tokyo nanti akan menjadi kali ketiga Deni tampil di Olimpiade. Deni akan turun pada nomor 67 kg dan menghadapi sejumlah nama pesaing beratnya.
Dia akan bersaing dengan Chen Lijun dari China yang menempati peringkat dunia, Masquera Lozano dari Columbia, Ergazev A dari Uzbekistan, Ozbeck Mohammed dari Turki dan Zani Mikro dari Italia.
Terlepas dari hal itu, menjadi semacam "spesialis" SEA Games dengan deretan gelar juara yang diraih, bisa menjadi bekal Deni untuk mendapatkan podium di ajang olahraga multievent dunia itu.
Tidak hanya itu, Olimpiade Tokyo juga tampaknya bisa jadi momen habis-habisan Deni untuk membuktikan diri setelah peristiwa pencoretan dari pelatnas tahun lalu.