Banyuasin (ANTARA) - Petani di Banyuasin, Sumatera Selatan didorong untuk meningkatkan produktivitas lahan karena sudah masuk dalam program Food Estate.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Banyuasin, Selasa, mengatakan, walau sudah terjadi peningkatan produksi gabah kering giling (GKG) beras dari 3 ton per Hektare (Ha) menjadi 4,2 ton per Ha tapi capaian ini harus terus ditingkatkan.
“Ini penting bagi Banyuasin karena saat ini memiliki luas tanam terluas di Sumsel,” kata Herman Deru dalam kegiatan panen padi IP 200 di Desa Telang Jaya, Kabupaten Banyuasin pada lahan seluas 20 Ha yang didampingi Bupati setempat H Askolani.
Kabupaten Banyuasin saat ini memiliki luas panen padi 208,598 Ha, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton pada musim tanam 2019.
Potensi ini masih bisa ditingkatkan mengingat Banyuasin memiliki luas lahan baku sawah 174.371 Ha dengan luas tanam 2019, 213.813 Ha, terdiri dari lahan pasang surut 148.658 Ha (IP 100 seluas 90.151 Ha, IP200 seluas 58.007 Ha, IP300 seluas 36 Ha), lahan rawa lembak 25.713 Ha (IP100 seluas 21.279 Ha, IP200 seluas 2.562 Ha).
Dengan luas panen 208.598 Ha maka total produksi Banyuasin mencapai 905.846 ton GKG atau setara beras 519.684 ton.
Banyuasin menargetkan penambahan luas tanam 213.813 Ha pada tahun 2019 menjadi 263.368 Ha pada 2020 sehingga luas panen dan produksi akan meningkat menjadi 1.309,598 ton GKG atau setara 750.399 ton.
Menurut Herman Deru peluang ini sangat terbuka karena Banyuasin terpilih menjadi lokasi program Food Estate di Sumsel bersama empat kabupaten lainnya.
Pada acara Kick Off program Food Estate yang dilakukan Mentan Syahrul Yasin Limpo di Kabupaten Ogan Ilir, Senin (31/5) diputuskan Kabupaten Banyuasin akan difokuskan pada penambahan dan peningkatan produktivitas lahan pertanian.
“Saya optimistis program ini akan sukses di Banyuasin karena petaninya sudah mampu menangkar benih secara mandiri yang sesuai standarisasi pertanian, yang sudah masuk e-katalog," kata dia.
Demi mendukung kelangsungan program lumbung pangan ini, Herman Deru juga sudah mengusulkan ke pemerintah pusat agar subsidi pupuk dialihkan ke subsidi harga beras.
Pada 2020, Sumsel berada pada urutan kelima untuk produksi gabah secara nasional yakni 2,6 juta ton GKG, atau masih di bawah Sulawesi Selatan dengan 4,6 juta ton GKG, Jawa Barat 9,0 juta ton GKG, Jawa Tengah 9,6 juta ton GKG dan Jawa Timur 9,9 juta ton GKG.
Sementara pada 2021 mengusung target produksi GKG sebanyak 3,1 juta ton, artinya Sumsel harus menambah sekitar 400 ribu ton GKG.
Dengan program Food Estate ini, Sumsel optimistis dapat meningkatkan produktivitas pertanian dari 6 ton GKG per Ha menjadi 8 ton GKG per Ha.
Sementara itu, Bupati Banyuasin H Askolani Jasi mengatakan, Kabupaten Banyuasin ini telah sepakat untuk membangun dan meningkatkan sektor pertanian di Sumsel.
“Saat ini Banyuasin ini masuk dalam empat besar penghasil beras nasional. Tentunya ini dapat menjadi langkah agar petani semakin sejahtera," kata dia.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Banyuasin, Selasa, mengatakan, walau sudah terjadi peningkatan produksi gabah kering giling (GKG) beras dari 3 ton per Hektare (Ha) menjadi 4,2 ton per Ha tapi capaian ini harus terus ditingkatkan.
“Ini penting bagi Banyuasin karena saat ini memiliki luas tanam terluas di Sumsel,” kata Herman Deru dalam kegiatan panen padi IP 200 di Desa Telang Jaya, Kabupaten Banyuasin pada lahan seluas 20 Ha yang didampingi Bupati setempat H Askolani.
Kabupaten Banyuasin saat ini memiliki luas panen padi 208,598 Ha, sehingga produksi padi sebesar 905.846 ton GKG dan produksi beras sebesar 519.684 ton pada musim tanam 2019.
Potensi ini masih bisa ditingkatkan mengingat Banyuasin memiliki luas lahan baku sawah 174.371 Ha dengan luas tanam 2019, 213.813 Ha, terdiri dari lahan pasang surut 148.658 Ha (IP 100 seluas 90.151 Ha, IP200 seluas 58.007 Ha, IP300 seluas 36 Ha), lahan rawa lembak 25.713 Ha (IP100 seluas 21.279 Ha, IP200 seluas 2.562 Ha).
Dengan luas panen 208.598 Ha maka total produksi Banyuasin mencapai 905.846 ton GKG atau setara beras 519.684 ton.
Banyuasin menargetkan penambahan luas tanam 213.813 Ha pada tahun 2019 menjadi 263.368 Ha pada 2020 sehingga luas panen dan produksi akan meningkat menjadi 1.309,598 ton GKG atau setara 750.399 ton.
Menurut Herman Deru peluang ini sangat terbuka karena Banyuasin terpilih menjadi lokasi program Food Estate di Sumsel bersama empat kabupaten lainnya.
Pada acara Kick Off program Food Estate yang dilakukan Mentan Syahrul Yasin Limpo di Kabupaten Ogan Ilir, Senin (31/5) diputuskan Kabupaten Banyuasin akan difokuskan pada penambahan dan peningkatan produktivitas lahan pertanian.
“Saya optimistis program ini akan sukses di Banyuasin karena petaninya sudah mampu menangkar benih secara mandiri yang sesuai standarisasi pertanian, yang sudah masuk e-katalog," kata dia.
Demi mendukung kelangsungan program lumbung pangan ini, Herman Deru juga sudah mengusulkan ke pemerintah pusat agar subsidi pupuk dialihkan ke subsidi harga beras.
Pada 2020, Sumsel berada pada urutan kelima untuk produksi gabah secara nasional yakni 2,6 juta ton GKG, atau masih di bawah Sulawesi Selatan dengan 4,6 juta ton GKG, Jawa Barat 9,0 juta ton GKG, Jawa Tengah 9,6 juta ton GKG dan Jawa Timur 9,9 juta ton GKG.
Sementara pada 2021 mengusung target produksi GKG sebanyak 3,1 juta ton, artinya Sumsel harus menambah sekitar 400 ribu ton GKG.
Dengan program Food Estate ini, Sumsel optimistis dapat meningkatkan produktivitas pertanian dari 6 ton GKG per Ha menjadi 8 ton GKG per Ha.
Sementara itu, Bupati Banyuasin H Askolani Jasi mengatakan, Kabupaten Banyuasin ini telah sepakat untuk membangun dan meningkatkan sektor pertanian di Sumsel.
“Saat ini Banyuasin ini masuk dalam empat besar penghasil beras nasional. Tentunya ini dapat menjadi langkah agar petani semakin sejahtera," kata dia.