Istanbul (ANTARA) - Negara-negara Muslim harus menunjukkan sikap bersatu dan jelas atas konflik antara Israel dan gerakan Islam Hamas di Gaza, kata Wakil Presiden Turki Fuat Oktay yang mengkritisi kekuatan dunia karena hanya mengutuk kekerasan tersebut tanpa bertindak.
"Apa yang kami inginkan adalah tindakan aktif diambil," kata Oktay kepada wartawan pada Kamis, setelah shalat Idul Fitri yang menandai akhir bulan puasa Ramadhan.
Baca juga: Serangan udara meningkat, Israel kerahkan pasukan di sepanjang Gaza
"Ada keputusan yang diambil berulang kali di Perserikatan Bangsa-Bangsa, ada kecaman. Tetapi sayangnya belum ada hasil yang didapat, karena sikap yang jelas tidak ditampilkan," ujar dia, menambahkan.
Oktay berkata umat Islam memiliki tanggung jawab untuk bertindak.
Baca juga: Erdogan-Putin bahas ketegangan di Gaza dan Yerusalem via telepon
"Setiap orang yang tidak menunjukkan sikap yang jelas terhadap konflik adalah bagian dari siksaan ini. Sayangnya, ketika kita melihat negara-negara Muslim yang tidak menunjukkan persatuan dan kebersamaan ini, setiap orang di sana yang tidak menunjukkan sikap yang jelas adalah pihak yang terlibat dalam hal ini," ujar Oktay.
Dalam beberapa hari konflik, Hamas telah melepaskan tembakan roket ke kota-kota Israel, yang kemudian dibalas Israel dengan melancarkan serangan udara terhadap faksi Islam tersebut di Jalur Gaza.
Baca juga: 35 warga Palestina tewas di Gaza, 3 di Israel, saat serangan meningkat
Baca juga: Bentrokan, shalat pada malam Lailatul Qodar di Yerusalem
Sedikitnya 67 orang telah tewas di Gaza sejak kekerasan meningkat pada Senin (10/5), menurut kementerian kesehatan daerah kantong itu. Tujuh orang tewas di Israel, kata pejabat medis.
Dengan konflik yang mulai menyerupai perang Gaza tahun 2014, kekuatan dunia telah menuntut de-eskalasi dan Amerika Serikat mengatakan pihaknya berencana untuk mengirim utusan untuk pembicaraan dengan Israel dan Palestina.
Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang telah berulang kali mengutuk pendudukan Israel di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap warga Palestina, mengatakan pekan lalu bahwa Israel adalah "negara teror", setelah polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut ke pengunjuk rasa Palestina di Masjid al-Aqsa Yerusalem.
Sumber: Reuters
"Apa yang kami inginkan adalah tindakan aktif diambil," kata Oktay kepada wartawan pada Kamis, setelah shalat Idul Fitri yang menandai akhir bulan puasa Ramadhan.
Baca juga: Serangan udara meningkat, Israel kerahkan pasukan di sepanjang Gaza
"Ada keputusan yang diambil berulang kali di Perserikatan Bangsa-Bangsa, ada kecaman. Tetapi sayangnya belum ada hasil yang didapat, karena sikap yang jelas tidak ditampilkan," ujar dia, menambahkan.
Oktay berkata umat Islam memiliki tanggung jawab untuk bertindak.
Baca juga: Erdogan-Putin bahas ketegangan di Gaza dan Yerusalem via telepon
"Setiap orang yang tidak menunjukkan sikap yang jelas terhadap konflik adalah bagian dari siksaan ini. Sayangnya, ketika kita melihat negara-negara Muslim yang tidak menunjukkan persatuan dan kebersamaan ini, setiap orang di sana yang tidak menunjukkan sikap yang jelas adalah pihak yang terlibat dalam hal ini," ujar Oktay.
Dalam beberapa hari konflik, Hamas telah melepaskan tembakan roket ke kota-kota Israel, yang kemudian dibalas Israel dengan melancarkan serangan udara terhadap faksi Islam tersebut di Jalur Gaza.
Baca juga: 35 warga Palestina tewas di Gaza, 3 di Israel, saat serangan meningkat
Baca juga: Bentrokan, shalat pada malam Lailatul Qodar di Yerusalem
Sedikitnya 67 orang telah tewas di Gaza sejak kekerasan meningkat pada Senin (10/5), menurut kementerian kesehatan daerah kantong itu. Tujuh orang tewas di Israel, kata pejabat medis.
Dengan konflik yang mulai menyerupai perang Gaza tahun 2014, kekuatan dunia telah menuntut de-eskalasi dan Amerika Serikat mengatakan pihaknya berencana untuk mengirim utusan untuk pembicaraan dengan Israel dan Palestina.
Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang telah berulang kali mengutuk pendudukan Israel di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap warga Palestina, mengatakan pekan lalu bahwa Israel adalah "negara teror", setelah polisi Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut ke pengunjuk rasa Palestina di Masjid al-Aqsa Yerusalem.
Sumber: Reuters