Palembang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan meluncurkan program “Berjuta Shalawat” untuk memanjatkan doa agar terhindar dari bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun 2021 dengan menggandeng APP Sinar Mas.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru di Palembang, Sabtu, mengatakan, usaha yang dilakukan Sumsel untuk menghalau bencana karhutla ini tidak akan maksimal jika tidak dibarengi dengan doa kepada Tuhan YME.

“Ikhtiar harus diiringi dengan doa, seperti yang dijanjikan Allah SWT bahwa mintalah kepada-Ku maka niscaya akan dikabulkan,” kata Herman Deru pada acara peluncuran program di Pondok Pesantren Aulia Cendekia.

Menurutnya Sumsel sepatutnya meningkatkan kewaspadaan terhadap karhutla karena memiliki setidaknya 1,4 juta Hektare lahan gambut.

“Karhutla ini bukan hal baru, sudah terjadi berpuluh tahun lalu. Bedanya, dulu masyarakat belum sadar betul apa itu karhutla, tapi kini sudah beda karena edukasi digencarkan ke masyarakat,” kata dia.

Sebanyak 300 orang santri Pondok Pesantren Aulia Cendekia dikerahkan dalam program ini, yang akan bershalawat setiap selesai sholat fardhu untuk mendoakan agar Sumsel terhindar dari bencana kahutla.

Kegiatan yang berlangsung hingga Oktober ini juga didukung oleh para pemangku kepentingan, salah satunya APP Sinar Mas.

Dalam kesempatan tersebut juga dibagikan buku khotbah Jumat yang berisikan mengenai pencegahan karhutla.

Direktur APP Sinar Mas Soewarso mengatakan penanganan bencana ini tidak bisa dilakukan tanpa adanya kolaborasi dan sinergi antarpara pemangku kepentingan.

Walau kejadian karhutla ini terus berulang, tapi sejatinya para pemangku kepentingan terutama perusahaan selalu belajar dan berupaya untuk menemukan pola terbaik dalam penanganannya.

Sejauh ini, pencegahan kebakaran berbasis kemasyarakatan menjadi pilihan yang paling tepat karena sebenarnya karhutla ini dipicu oleh manusia.

Adanya aktivitas masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar ditengarai menjadi penyebab salah satu penyebab karhutla.

“Saat musim kemarau, terkadang warga masuk hutan untuk menangkap ikan yang tersisa di lebung. Selama berminggu-minggu itu, tentunya ada aktivitas seperti memasak dan lainnya,” kata dia.

Untuk itu, Soewarso mengajak semua pihak untuk bergotong royong mencegah karhutla ini. Apa yang sudah dicapai, yang mana terjadi penurunan kasus karhutla bukan malah membuat lengah semua pihak tapi malah membuat lebih waspada lagi.

“Kami juga mengajak perusahaan-perusahaan lain di luar Sinar Mas untuk aktif dalam penanganan karhutla ini,” kata dia.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatera Selatan mencatat hanya terdapat 4.536 titik api sepanjang tahun 2020, sementara pada tahun 2019 sebanyak 17.361 titik api. Sementara itu, total luas kebakaran pada tahun 2020 yakni 946,33 hektare (Ha).

Untuk memaksimalkan upaya pencegahan karhutla pada 2021 ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada Maret 2021 atau lebih awal dibandingkan tahun lalu untuk lebih memaksimalkan mitigasi.
 

Pewarta : Dolly Rosana
Editor : Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024