Palembang (ANTARA) - Kementerian Pertanian mendukung pengembangan lumbung pangan “food estate” di Provinsi Sumatra Selatan untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional
Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi mengatakan Sumsel merupakan provinsi yang bisa menjadi andalan untuk sektor pertanian nasional.
“Sudah tugas Kementerian Pertanian mendukung food estate yang merupakan program strategis pembangunan pertanian nasional,” katanya saat kunjungan kerja ke Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, Kamis (8/4).
Harvick mengatakan program food estate ternyata turut menjadi prioritas pemerintah daerah (pemda) di berbagai provinsi, termasuk Sumsel.
Nantinya, kata dia, Kementan dapat memberikan dukungan berupa program yang berkenaan langsung dengan bidikan daerah setempat, seperti Sumsel yang ingin mengembangkan pertanian pangan dan hortikultura.
“Yang mengajukan food estate ini sudah banyak sekali, mulai dari Papua sampai Sumsel. Dan potensinya memang menjanjikan semua,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Harvick, konsep food estate harus dimulai dari hulu pertanian hingga hilir yang mencakup pemasaran pangan.
Menurut dia, di sektor hulu Kementan bersama pihak terkait, termasuk pula produsen pupuk, harus menjamin pasokan bagi petani.
Kementan saat ini terus memonitor ketersediaan pupuk di seluruh wilayah di Indonesia. Terutama untuk memenuhi kebutuhan musim tanam kedua.
“Kami melihat ketersediaan pupuk di seluruh perusahaan BUMN produsen pupuk di seluruh daerah. Mungkin tinggal Aceh yang belum. Sejauh ini ketersediaan cukup. Petani tidak perlu khawatir,” kata Wamentan.
Menurutnya, produksi pupuk tahun ini terus digenjot hingga 13 juta ton. Untuk mendukung target panen raya Agustus mendatang.
Ia menjelaskan produksi pangan juga terus ditingkatkan. Salah satunya dengan memanfaatkan komunitas seperti pondok pesantren dan komunitas lainnya.
“Ini juga untuk mendorong regenerasi petani. Agar milenial bisa terdorong untuk menjadi petani,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pusri Palembang Tri Wahyudi Saleh mengatakan Pusri menargetkan produksi pupuk urea dan NPK sebanyak 1,9 juta ton dari awalnya hanya 1,4 juta ton.
“Peningkatan produksi tersebut lantaran bertambahnya wilayah kerja kami, saat ini kami juga menyuplai Bali dan NTT,” ujarnya.
Selain di Sumbagsel dan Bangka Belitung, Pusri juga mendistribusikan pupuk hingga sebagian wilayah Jawa Timur seperti Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Lumajang dan Probolinggo.
Wakil Menteri Pertanian RI Harvick Hasnul Qolbi mengatakan Sumsel merupakan provinsi yang bisa menjadi andalan untuk sektor pertanian nasional.
“Sudah tugas Kementerian Pertanian mendukung food estate yang merupakan program strategis pembangunan pertanian nasional,” katanya saat kunjungan kerja ke Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang, Kamis (8/4).
Harvick mengatakan program food estate ternyata turut menjadi prioritas pemerintah daerah (pemda) di berbagai provinsi, termasuk Sumsel.
Nantinya, kata dia, Kementan dapat memberikan dukungan berupa program yang berkenaan langsung dengan bidikan daerah setempat, seperti Sumsel yang ingin mengembangkan pertanian pangan dan hortikultura.
“Yang mengajukan food estate ini sudah banyak sekali, mulai dari Papua sampai Sumsel. Dan potensinya memang menjanjikan semua,” ujarnya.
Oleh karena itu, kata Harvick, konsep food estate harus dimulai dari hulu pertanian hingga hilir yang mencakup pemasaran pangan.
Menurut dia, di sektor hulu Kementan bersama pihak terkait, termasuk pula produsen pupuk, harus menjamin pasokan bagi petani.
Kementan saat ini terus memonitor ketersediaan pupuk di seluruh wilayah di Indonesia. Terutama untuk memenuhi kebutuhan musim tanam kedua.
“Kami melihat ketersediaan pupuk di seluruh perusahaan BUMN produsen pupuk di seluruh daerah. Mungkin tinggal Aceh yang belum. Sejauh ini ketersediaan cukup. Petani tidak perlu khawatir,” kata Wamentan.
Menurutnya, produksi pupuk tahun ini terus digenjot hingga 13 juta ton. Untuk mendukung target panen raya Agustus mendatang.
Ia menjelaskan produksi pangan juga terus ditingkatkan. Salah satunya dengan memanfaatkan komunitas seperti pondok pesantren dan komunitas lainnya.
“Ini juga untuk mendorong regenerasi petani. Agar milenial bisa terdorong untuk menjadi petani,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Pusri Palembang Tri Wahyudi Saleh mengatakan Pusri menargetkan produksi pupuk urea dan NPK sebanyak 1,9 juta ton dari awalnya hanya 1,4 juta ton.
“Peningkatan produksi tersebut lantaran bertambahnya wilayah kerja kami, saat ini kami juga menyuplai Bali dan NTT,” ujarnya.
Selain di Sumbagsel dan Bangka Belitung, Pusri juga mendistribusikan pupuk hingga sebagian wilayah Jawa Timur seperti Banyuwangi, Jember, Situbondo, Bondowoso, Lumajang dan Probolinggo.