Palembang (ANTARA) - Pengelola Museum Negeri Balaputra Dewa Palembang, Sumatera Selatan menyiapkan ruang khusus untuk memamerkan koleksi benda pusaka dan bersejarah yang bersumber dari hibah masyarakat.

"Kepercayaan masyarakat untuk menyerahkan koleksi pribadinya ke museum akhir-akhir ini semakin tinggi, untuk mengapresiasi mereka disiapkan ruang pamer khusus," kata Kepala Museum Negeri Sumsel, Chandra Amprayadi di Palembang, Rabu.

Dia menjelaskan, di ruang pamer khusus tersebut, semua benda pusaka dan bersejarah yang dihibahkan masyarakat disimpan dengan baik sehingga dapat dilihat oleh banyak pengunjung sepanjang jam operasional.

Selama benda pusaka dan bersejarah disimpan secara pribadi, tidak banyak orang yang dapat melihatnya untuk memperkaya khasanah budaya dan belajar sejarah.

Dengan diserahkan dan disimpan di ruang khusus museum, memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat bahkan menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemilik koleksi yang memberikan hibah tersebut karena namanya ditulis bersamaan dengan keterangan benda pusaka dan sejarah yang dipajang, katanya.

Menurut dia, pada penghujung Oktober 2020, pihaknya memperoleh hibah dua koleksi benda pusaka dari masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Palembang Pusaka Bahari.

Dua benda pusaka yang diterima dari hibah masyarakat itu yakni centong Basemah dan kapak beliung atau kapak kuno bermotif makara.

Koleksi centong yang berasal dari suku Basemah, pada zaman dahulu hanya dipakai pada upacara adat.

Ciri yang melekat pada centong adat Basemah itu terletak pada ukiran kayunya.

Sedangkan kapak beliung bermotif makara selama ini hanya bisa dilihat di museum Belanda, kini bisa dilihat di Museum Balaputra Dewa Palembang, kata Chandra.


 

Pewarta : Yudi Abdullah
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024