Baturaja (ANTARA) - Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan mendistribusikan sebanyak 23 ribu keping kartu identitas anak (KIA) kepada seluruh pelajar sekolah di wilayah itu.
"Pendistribusiannya sudah kami lakukan beberapa waktu lalu," kata Kepala Disdukcapil Ogan Komering Ulu (OKU) Ajahari di Baturaja, Senin.
Dia mengemukakan, pendistribusian puluhan ribu keping KIA tersebut untuk seluruh pelajar di sejumlah sekolah di wilayah setempat.
"Khususnya anak atau pelajar yang sudah melakukan perekaman data KIA," katanya.
Dengan sudah didistribusikan seluruh KIA yang sudah dicetak tersebut, kata dia, hingga saat ini pihaknya masih memiliki tugas mencetak sekitar 3 ribu keping kartu identitas anak lagi.
"Sesuai target KIA yang harus dicetak tahun ini yaitu sebanyak 26 ribu keping," ungkapnya.
Hanya saja, lanjut dia, proses pencetakan tersebut terkendala peralatan yang kurang memadai sehingga pencetakannya terpaksa tertunda.
"Mesin printer untuk mencetak KIA mengalami kerusakan sehingga proses pencetakan terpaksa tertunda. Seharusnya printer beli baru karena selama ini hanya ada satu mesin. Namun terkendala anggaran," ujarnya.
"Pendistribusiannya sudah kami lakukan beberapa waktu lalu," kata Kepala Disdukcapil Ogan Komering Ulu (OKU) Ajahari di Baturaja, Senin.
Dia mengemukakan, pendistribusian puluhan ribu keping KIA tersebut untuk seluruh pelajar di sejumlah sekolah di wilayah setempat.
"Khususnya anak atau pelajar yang sudah melakukan perekaman data KIA," katanya.
Dengan sudah didistribusikan seluruh KIA yang sudah dicetak tersebut, kata dia, hingga saat ini pihaknya masih memiliki tugas mencetak sekitar 3 ribu keping kartu identitas anak lagi.
"Sesuai target KIA yang harus dicetak tahun ini yaitu sebanyak 26 ribu keping," ungkapnya.
Hanya saja, lanjut dia, proses pencetakan tersebut terkendala peralatan yang kurang memadai sehingga pencetakannya terpaksa tertunda.
"Mesin printer untuk mencetak KIA mengalami kerusakan sehingga proses pencetakan terpaksa tertunda. Seharusnya printer beli baru karena selama ini hanya ada satu mesin. Namun terkendala anggaran," ujarnya.