Jakarta (ANTARA) - Novelis Ika Natassa tetap produktif berkarya di tengah pandemi COVID-19, dia meluncurkan buku "Sementara, Selamanya", Minggu (23/8), secara daring yang disambut meriah ratusan pembaca dari se-Indonesia.
"Pandemi dan kondisi menyebabkan ruang gerakku menjadi terbatas hanya di rumah saja. Perubahan yang sangat besar dibanding hidupku biasanya. Ada sepi, ada rindu, ada gelisah. Semua rasa ini kutuangkan menjadi cerita 'Sementara, Selamanya', terutama lewat karakter Saka,” tutur Ika dalam siaran resmi, Selasa.
Awalnya, "Sementara, Selamanya" merupakan proyek penulisan impulsif Ika untuk digunakan sebagai skenario mini seri oleh Reza Rahadian. Ketika akhirnya diterbitkan menjadi sebuah buku, Ika merasa pembaca tidak akan kehilangan kepuasan dalam membacanya, jika dibandingkan dengan novel.
Baca juga: Film "Ranah 3 Warna" selesai diproduksi, siap tayang di bioskop
“Bercerita lewat skenario menghadirkan batasan-batasan yang tak kujumpai saat menulis novel, namun batasan itu justru jadi tantangan bagiku sebagai penulis. Skenario sejatinya bukan hanya panduan bagi aktor dan aktris yang memerankan karakter, tapi juga alat yang powerful bagi sutradara dan semua kru yang terlibat. Di skenario 'Sementara, Selamanya' ini, aku merangkulnya sebagai gaya bercerita yang baru, memadukan deskripsi seperti yang biasa kulakukan saat menulis novel dengan kelincahan dialog,” tambah Ika.
"Sementara, Selamanya" bercerita tentang Saka dan istrinya Zara. Saat COVID-19 merebak di Jakarta, pasangan ini kemudian memutuskan tinggal terpisah sementara karena Zara bertugas sebagai dokter yang banyak menangani pasien COVID-19. Pada masa-masa yang berat ini, setiap hari yang dinantikan Saka adalah video call dengan istrinya.
Tantangan kemudian semakin terasa, saat pasangan ini merasakan bahwa menjalani berdua sendiri ternyata tidak semudah yang mereka bayangkan. Kemunculan sebuah masalah mulai membuat mereka bertanya-tanya, apakah perpisahan yang dijanjikan hanya untuk sementara ini akan menjadi selamanya.
Baca juga: 20 buku puisi esai Denny JA diterjemahkan bahasa Inggris
Saat ini, "Sementara, Selamanya" hanya dicetak terbatas 1.000 eksemplar dan penjualannya juga melalui sistem pre-order yang akan dimulai 25 Agustus.
"Melihat antusiasme di media sosial dan juga pada saat peluncuran daring kemarin, kami optimistis buku ini juga akan habis dalam hitungan menit, seperti pre-order buku-buku Ika sebelumnya,” ujar Dionisius Wisnu, Public Relations Gramedia Pustaka Utama.
"Sementara, Selamanya" menjadi buku kesebelas Ika Natassa yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, setelah "A Very Yuppy Wedding" (2007), "Divortiare" (2008), "Antologi Rasa" (2011), "Twivortiare" (2012), "Twivortiare 2" (2014), "Critical Eleven" (2015), "Underground" (2016), "The Architecture of Love" (2016), "Critical Eleven Screenplay Book" (2017), dan "Susah Sinyal: Sebuah Novel" yang terbit 2018 lalu.
Baca juga: Akmad Munir: Bisa belajar dari buku Bertahan di Wuhan atasi COVID-19
Baca juga: Jurnalis ANTARA tulis buku "Bertahan di Wuhan", buku pertama terbit tentang corona
"Pandemi dan kondisi menyebabkan ruang gerakku menjadi terbatas hanya di rumah saja. Perubahan yang sangat besar dibanding hidupku biasanya. Ada sepi, ada rindu, ada gelisah. Semua rasa ini kutuangkan menjadi cerita 'Sementara, Selamanya', terutama lewat karakter Saka,” tutur Ika dalam siaran resmi, Selasa.
Awalnya, "Sementara, Selamanya" merupakan proyek penulisan impulsif Ika untuk digunakan sebagai skenario mini seri oleh Reza Rahadian. Ketika akhirnya diterbitkan menjadi sebuah buku, Ika merasa pembaca tidak akan kehilangan kepuasan dalam membacanya, jika dibandingkan dengan novel.
Baca juga: Film "Ranah 3 Warna" selesai diproduksi, siap tayang di bioskop
“Bercerita lewat skenario menghadirkan batasan-batasan yang tak kujumpai saat menulis novel, namun batasan itu justru jadi tantangan bagiku sebagai penulis. Skenario sejatinya bukan hanya panduan bagi aktor dan aktris yang memerankan karakter, tapi juga alat yang powerful bagi sutradara dan semua kru yang terlibat. Di skenario 'Sementara, Selamanya' ini, aku merangkulnya sebagai gaya bercerita yang baru, memadukan deskripsi seperti yang biasa kulakukan saat menulis novel dengan kelincahan dialog,” tambah Ika.
"Sementara, Selamanya" bercerita tentang Saka dan istrinya Zara. Saat COVID-19 merebak di Jakarta, pasangan ini kemudian memutuskan tinggal terpisah sementara karena Zara bertugas sebagai dokter yang banyak menangani pasien COVID-19. Pada masa-masa yang berat ini, setiap hari yang dinantikan Saka adalah video call dengan istrinya.
Tantangan kemudian semakin terasa, saat pasangan ini merasakan bahwa menjalani berdua sendiri ternyata tidak semudah yang mereka bayangkan. Kemunculan sebuah masalah mulai membuat mereka bertanya-tanya, apakah perpisahan yang dijanjikan hanya untuk sementara ini akan menjadi selamanya.
Baca juga: 20 buku puisi esai Denny JA diterjemahkan bahasa Inggris
Saat ini, "Sementara, Selamanya" hanya dicetak terbatas 1.000 eksemplar dan penjualannya juga melalui sistem pre-order yang akan dimulai 25 Agustus.
"Melihat antusiasme di media sosial dan juga pada saat peluncuran daring kemarin, kami optimistis buku ini juga akan habis dalam hitungan menit, seperti pre-order buku-buku Ika sebelumnya,” ujar Dionisius Wisnu, Public Relations Gramedia Pustaka Utama.
"Sementara, Selamanya" menjadi buku kesebelas Ika Natassa yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama, setelah "A Very Yuppy Wedding" (2007), "Divortiare" (2008), "Antologi Rasa" (2011), "Twivortiare" (2012), "Twivortiare 2" (2014), "Critical Eleven" (2015), "Underground" (2016), "The Architecture of Love" (2016), "Critical Eleven Screenplay Book" (2017), dan "Susah Sinyal: Sebuah Novel" yang terbit 2018 lalu.
Baca juga: Akmad Munir: Bisa belajar dari buku Bertahan di Wuhan atasi COVID-19
Baca juga: Jurnalis ANTARA tulis buku "Bertahan di Wuhan", buku pertama terbit tentang corona