Jakarta (ANTARA) - Din Syamsuddin, inisiator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menyatakan kesiapan mereka untuk berdiskusi dan berdebat dengan siapapun sepanjang berbasiskan data, bukan sinisme.
"Bila perlu berdiskusi, berdebat, kami siapkan (data). Karena kami yakin dengan apa yang kami nyatakan itu berbasis ilmu pengetahuan," katanya, saat konferensi pers "Penjelasan Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI)" secara daring, Sabtu.
Dijelaskan Din, KAMI adalah gerakan moral masyarakat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen bangsa yang tujuannya tidak lain untuk terwujudnya keadilan masyarakat Indonesia.
Sebagai gerakan moral, kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, KAMI juga berdimensi politik, tetapi bukan politik praktis.
"Kalaupun kami bergerak ke dimensi poltik, adalah politik moral. Ini lebih tinggi dari politik praktis. Dan ini dijamin oleh UU untuk berserikat, untuk melakukan 'social control'," jelasnya.
Ia menyebutkan setidaknya 150 tokoh yang telah bergabung dengan KAMI yang akan dideklarasikan pada Selasa, 18 Agustus 2020, pukul 10.00 WIB di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Jakarta.
"Peringatan deklarasi tersebut juga akan dilaksanakan bersamaan dengan perayaan kemerdekaan Indonesia ke-75, sekaligus bagi kami peringatan ditetapkan Pancasila sebagai dasar negara," katanya.
Di antara 150 tokoh itu, yakni Rachmawati Soekarnoputri, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban, dan Ketua Umum FPI Sobri Lubis.
Dalam deklarasi itu, Din juga mengatakan akan disampaikan maklumat yang diberi nama "Maklumat Menyelamatkan Indonesia" yang telah disusun komite kerja, disepakati, dan telah final yang akan diumumkan saat deklarasi.
Maklumat itu, kata Din, secara umum memuat keprihatinan KAMI terhadap kehidupan kebangsaan akhir-akhir ini, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan hak asasi manusia (HAM).
"Bila perlu berdiskusi, berdebat, kami siapkan (data). Karena kami yakin dengan apa yang kami nyatakan itu berbasis ilmu pengetahuan," katanya, saat konferensi pers "Penjelasan Deklarasi Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI)" secara daring, Sabtu.
Dijelaskan Din, KAMI adalah gerakan moral masyarakat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen bangsa yang tujuannya tidak lain untuk terwujudnya keadilan masyarakat Indonesia.
Sebagai gerakan moral, kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu, KAMI juga berdimensi politik, tetapi bukan politik praktis.
"Kalaupun kami bergerak ke dimensi poltik, adalah politik moral. Ini lebih tinggi dari politik praktis. Dan ini dijamin oleh UU untuk berserikat, untuk melakukan 'social control'," jelasnya.
Ia menyebutkan setidaknya 150 tokoh yang telah bergabung dengan KAMI yang akan dideklarasikan pada Selasa, 18 Agustus 2020, pukul 10.00 WIB di Tugu Proklamasi, Pegangsaan Timur, Jakarta.
"Peringatan deklarasi tersebut juga akan dilaksanakan bersamaan dengan perayaan kemerdekaan Indonesia ke-75, sekaligus bagi kami peringatan ditetapkan Pancasila sebagai dasar negara," katanya.
Di antara 150 tokoh itu, yakni Rachmawati Soekarnoputri, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli, mantan Menteri Kehutanan MS Ka'ban, dan Ketua Umum FPI Sobri Lubis.
Dalam deklarasi itu, Din juga mengatakan akan disampaikan maklumat yang diberi nama "Maklumat Menyelamatkan Indonesia" yang telah disusun komite kerja, disepakati, dan telah final yang akan diumumkan saat deklarasi.
Maklumat itu, kata Din, secara umum memuat keprihatinan KAMI terhadap kehidupan kebangsaan akhir-akhir ini, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, hukum, dan hak asasi manusia (HAM).