Palembang (ANTARA) - Sekitar 80 persen kegiatan sektor pariwisata di Kota Palembang sudah kembali aktif untuk menstimulus geliat ekonomi sekaligus mengejar target pendapatan asli daerah meski wilayah tersebut masih berstatus zona merah penyebaran COVID-19.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani di Palembang, Sabtu, mengatakan bahwa hotel, destinasi wisata, restoran, dan pusat perbelanjaan telah dibuka dengan lebih dulu dipastikan menerapkan protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah.
"Tempat hiburan mau tak mau harus bergerak dan kami coba buka secara perlahan, karena harus memastikan pengelola lokasi menerapkan protokol kesehatan," ujar Isnaini Madani.
Bahkan, demi membangkitkan kembali sektor pariwisata, sebanyak 14 pengelola pusat perbelanjaan dan 1.000 lebih pelaku UMKM langsung menyertakan diri dalam gelaran Sriwijaya Great Sale selama 14 Agustus - 4 Oktober 2020 yang diluncurkan Pemprov Sumsel Jumat (14/8).
Pada gelaran itu ragam pelaku bisnis menawarkan diskon 5 - 70 persen untuk menarik perhatian masyarakat.
Menurut dia, sejauh ini trafik kunjungan pada berbagai destinasi masih diramaikan oleh wisatawan lokal dan pinggiran Kota Palembang, sedangkan wisatawan luar dan mancanegara masih terbilang rendah.
Sebab, akses kereta api di Sumsel masih ditutup dan trafik penumpang di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang juga belum terdongkrak signifikan.
Selain itu, Pemkot Palembang belum berani merancang kegiatan yang ada dalam kalender pariwisata untuk menarik lebih banyak kunjungan, karena peningkatan kasus konfirmasi positif COVID-19 di kota pempek itu masih bermunculan setiap hari.
“Kami belum tahu kapan sektor pariwisata bisa benar-benar stabil karena dampak COVID-19 ini luar biasa, sementara waktu memaksimalkan upaya yang ada dulu," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Pajak Daerah (BPPD) Kota Palembang Sulaiman Amin berharap aktifnya kembali sektor pariwisata dapat mendongkrak PAD Kota Palembang di sisa Semester II 2020, meskipun targetnya telah diturunkan dari Rp1,5 triliun menjadi Rp1,2 triliun.
“Restoran, tempat hiburan, hotel merupakan sektor potensial untuk mengejar PAD, selain sektor pajak BPHTB, PBB serta parkir, sejauh ini realisasi pajak sudah mencapai 50 persen," kata Sulaiman.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani di Palembang, Sabtu, mengatakan bahwa hotel, destinasi wisata, restoran, dan pusat perbelanjaan telah dibuka dengan lebih dulu dipastikan menerapkan protokol kesehatan sesuai imbauan pemerintah.
"Tempat hiburan mau tak mau harus bergerak dan kami coba buka secara perlahan, karena harus memastikan pengelola lokasi menerapkan protokol kesehatan," ujar Isnaini Madani.
Bahkan, demi membangkitkan kembali sektor pariwisata, sebanyak 14 pengelola pusat perbelanjaan dan 1.000 lebih pelaku UMKM langsung menyertakan diri dalam gelaran Sriwijaya Great Sale selama 14 Agustus - 4 Oktober 2020 yang diluncurkan Pemprov Sumsel Jumat (14/8).
Pada gelaran itu ragam pelaku bisnis menawarkan diskon 5 - 70 persen untuk menarik perhatian masyarakat.
Menurut dia, sejauh ini trafik kunjungan pada berbagai destinasi masih diramaikan oleh wisatawan lokal dan pinggiran Kota Palembang, sedangkan wisatawan luar dan mancanegara masih terbilang rendah.
Sebab, akses kereta api di Sumsel masih ditutup dan trafik penumpang di Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang juga belum terdongkrak signifikan.
Selain itu, Pemkot Palembang belum berani merancang kegiatan yang ada dalam kalender pariwisata untuk menarik lebih banyak kunjungan, karena peningkatan kasus konfirmasi positif COVID-19 di kota pempek itu masih bermunculan setiap hari.
“Kami belum tahu kapan sektor pariwisata bisa benar-benar stabil karena dampak COVID-19 ini luar biasa, sementara waktu memaksimalkan upaya yang ada dulu," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Pajak Daerah (BPPD) Kota Palembang Sulaiman Amin berharap aktifnya kembali sektor pariwisata dapat mendongkrak PAD Kota Palembang di sisa Semester II 2020, meskipun targetnya telah diturunkan dari Rp1,5 triliun menjadi Rp1,2 triliun.
“Restoran, tempat hiburan, hotel merupakan sektor potensial untuk mengejar PAD, selain sektor pajak BPHTB, PBB serta parkir, sejauh ini realisasi pajak sudah mencapai 50 persen," kata Sulaiman.