Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga menikmati pemandangan limbah busa deterjen yang menyerupai salju di aliran sungai Banjir Kanal Timur (BKT), Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu malam.
"Jarang-jarang juga lihat pemandangan seperti salju begini. Sekadar foto-foto aja sih," ujar Rayyan (25) warga Duren Sawit, di Jakarta.
Karyawan salah satu perusahaan kredit kendaraan di Jakarta itu melepas lelah usai menyebar brosur produk kepada sejumlah pengunjung di BKT.
Kehadiran warga tampak difasilitasi sejumlah tikar di sekitar bantaran sungai oleh pedagang asongan.
"Memang biasanya saya bawa tikar untuk yang beli kopi di tempat saya," kata Kasno (40) pedagang kopi.
Meskipun limbah tersebut mengeluarkan aroma yang tidak sedap, namun sejumlah warga tampak menikmati suasana malam di bantaran sungai BKT.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyatakan, gumpalan busa putih di permukaan air Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), terjadi karena endapan detergen limbah rumah tangga yang terangkat turbulensi arus.
Warga Jakarta meluangkan waktu untuk bersantai di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur, Jakarta Timur, Rabu (1/7/2020). Gumpalan busa serupa salju menjadi pemandangan unik bagi pendatang untuk sekadar melepas lelas usai bekerja. (ANTARA/Andi Firdaus)
"Fenomena turbulensi aliran akibat ketinggian yang berbeda dari sisi yang berlawanan dan dipicu oleh penutupan Pintu Air Weir 1 Malaka Sari," katanya di Jakarta, Minggu (28/6).
Busa itu muncul di sekitar Pintu Air BKT WEIR - 1 Malaka Sari, Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit.
Gumpalan busa itu menyerupai salju itu telah ditindaklanjuti jajaran Dinas LH DKI Jakarta sejak Sabtu (27/6).
Namun hingga Rabu malam busa tersebut terus bermunculan meskipun proses pembukaan pintu air telah dihentikan.
"Jarang-jarang juga lihat pemandangan seperti salju begini. Sekadar foto-foto aja sih," ujar Rayyan (25) warga Duren Sawit, di Jakarta.
Karyawan salah satu perusahaan kredit kendaraan di Jakarta itu melepas lelah usai menyebar brosur produk kepada sejumlah pengunjung di BKT.
Kehadiran warga tampak difasilitasi sejumlah tikar di sekitar bantaran sungai oleh pedagang asongan.
"Memang biasanya saya bawa tikar untuk yang beli kopi di tempat saya," kata Kasno (40) pedagang kopi.
Meskipun limbah tersebut mengeluarkan aroma yang tidak sedap, namun sejumlah warga tampak menikmati suasana malam di bantaran sungai BKT.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih menyatakan, gumpalan busa putih di permukaan air Sungai Banjir Kanal Timur (BKT), terjadi karena endapan detergen limbah rumah tangga yang terangkat turbulensi arus.
"Fenomena turbulensi aliran akibat ketinggian yang berbeda dari sisi yang berlawanan dan dipicu oleh penutupan Pintu Air Weir 1 Malaka Sari," katanya di Jakarta, Minggu (28/6).
Busa itu muncul di sekitar Pintu Air BKT WEIR - 1 Malaka Sari, Kelurahan Malaka Sari, Duren Sawit.
Gumpalan busa itu menyerupai salju itu telah ditindaklanjuti jajaran Dinas LH DKI Jakarta sejak Sabtu (27/6).
Namun hingga Rabu malam busa tersebut terus bermunculan meskipun proses pembukaan pintu air telah dihentikan.