Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan penggunaan dana pemerintah senilai Rp30 triliun yang ditempatkan di bank mitra yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BTN guna percepatan pemulihan ekonomi nasional.
“Sekarang bank Himbara telah menginformasikan penggunaan uang tersebut untuk percepatan pemulihan ekonomi,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani menyebutkan Bank Mandiri akan memberikan kredit untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif atau sektor riil, padat karya, ketahanan pangan, dan mendukung sistem logistik nasional dengan total penyaluran Rp21 triliun selama tiga bulan.
Ia merinci untuk segmen mikro, KUM, dan KUR senilai Rp6 triliun dengan target sekitar 72 ribu debitur akan fokus di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, jasa produksi, industri pengolahan, perdagangan, pariwisata dan sektor lain yang mendukung ketahanan pangan.
Untuk segmen mikro dan KSM dengan target 15 ribu debitur senilai Rp1 triliun akan fokus di sektor pertanian, peternakan, pengolahan, jasa, dan perdagangan.
Untuk segmen SME senilai Rp6 triliun dengan target seribu debitur akan fokus di sektor konstruksi, kesehatan, perkebunan, pertanian, perdagangan, pariwisata, dan koperasi.
Untuk segmen komersial senilai Rp4 triliun dengan target 90 debitur akan fokus di sektor pertambangan, energi, FMCG, pariwisata, kontraktor, pertanian, dan perkebunan.
Untuk segmen korporasi senilai Rp4 triliun dengan target 10 debitur akan fokus di sektor BUMN pupuk, transportasi, dan logistik.
Kemudian Bank BRI akan menggunakan dana pemerintah untuk mendukung rencana ekspansi kredit UMKM dalam enam bulan ke depan senilai Rp122,5 triliun dengan komposisi segmen mikro sebesar 88,87 persen atau Rp108,8 triliun.
Ekspansi kredit oleh Bank BRI akan dilakukan untuk sektor pertanian Rp25,95 triliun atau 21,18 persen, perikanan Rp1,68 triliun atau 1,38 persen, industri pengolahan Rp12,61 triliun atau 10,3 persen, dan perdagangan Rp51,18 triliun atau 41,78 persen.
Tak hanya itu, rencana penyaluran kredit oleh BRI berdasarkan area adalah Rp33,46 triliun atau 27,33 persen untuk daerah urban, Rp69,03 triliun atau 56,35 persen untuk daerah rural, dan Rp19,99 triliun atau 16,32 persen untuk daerah sub urban.
“Ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah pedesaan,” ujarnya.
Selanjutnya, Bank BNI juga akan menggunakan untuk ekspansi kredit pada segmen kecil, menengah, dan korporasi sebesar Rp15,04 triliun selama tiga bulan dengan sektor yang menjadi tujuan adalah perdagangan, pertanian, jasa-jasa, industri pengolahan, konstruksi, pengangkutan, listrik, air, gas, dan pertambangan.
“Khusus korporasi ekspansi kredit fokus pada industri yang berorientasi ekspor dan padat karya,” katanya.
Terakhir, Bank BTN akan menggunakan dana pemerintah untuk rencana penyaluran kredit pada Juli sampai Desember 2020 senilai Rp30,03 triliun dengan komposisi komposisi kredit perumahan mencapai lebih dari 70 persen.
“Ekspansi kredit tersebut difokuskan pada KPR senilai Rp5,4 triliun atau 51,6 persen,” katanya.
“Sekarang bank Himbara telah menginformasikan penggunaan uang tersebut untuk percepatan pemulihan ekonomi,” katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI di Jakarta, Senin.
Sri Mulyani menyebutkan Bank Mandiri akan memberikan kredit untuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif atau sektor riil, padat karya, ketahanan pangan, dan mendukung sistem logistik nasional dengan total penyaluran Rp21 triliun selama tiga bulan.
Ia merinci untuk segmen mikro, KUM, dan KUR senilai Rp6 triliun dengan target sekitar 72 ribu debitur akan fokus di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, jasa produksi, industri pengolahan, perdagangan, pariwisata dan sektor lain yang mendukung ketahanan pangan.
Untuk segmen mikro dan KSM dengan target 15 ribu debitur senilai Rp1 triliun akan fokus di sektor pertanian, peternakan, pengolahan, jasa, dan perdagangan.
Untuk segmen SME senilai Rp6 triliun dengan target seribu debitur akan fokus di sektor konstruksi, kesehatan, perkebunan, pertanian, perdagangan, pariwisata, dan koperasi.
Untuk segmen komersial senilai Rp4 triliun dengan target 90 debitur akan fokus di sektor pertambangan, energi, FMCG, pariwisata, kontraktor, pertanian, dan perkebunan.
Untuk segmen korporasi senilai Rp4 triliun dengan target 10 debitur akan fokus di sektor BUMN pupuk, transportasi, dan logistik.
Kemudian Bank BRI akan menggunakan dana pemerintah untuk mendukung rencana ekspansi kredit UMKM dalam enam bulan ke depan senilai Rp122,5 triliun dengan komposisi segmen mikro sebesar 88,87 persen atau Rp108,8 triliun.
Ekspansi kredit oleh Bank BRI akan dilakukan untuk sektor pertanian Rp25,95 triliun atau 21,18 persen, perikanan Rp1,68 triliun atau 1,38 persen, industri pengolahan Rp12,61 triliun atau 10,3 persen, dan perdagangan Rp51,18 triliun atau 41,78 persen.
Tak hanya itu, rencana penyaluran kredit oleh BRI berdasarkan area adalah Rp33,46 triliun atau 27,33 persen untuk daerah urban, Rp69,03 triliun atau 56,35 persen untuk daerah rural, dan Rp19,99 triliun atau 16,32 persen untuk daerah sub urban.
“Ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah pedesaan,” ujarnya.
Selanjutnya, Bank BNI juga akan menggunakan untuk ekspansi kredit pada segmen kecil, menengah, dan korporasi sebesar Rp15,04 triliun selama tiga bulan dengan sektor yang menjadi tujuan adalah perdagangan, pertanian, jasa-jasa, industri pengolahan, konstruksi, pengangkutan, listrik, air, gas, dan pertambangan.
“Khusus korporasi ekspansi kredit fokus pada industri yang berorientasi ekspor dan padat karya,” katanya.
Terakhir, Bank BTN akan menggunakan dana pemerintah untuk rencana penyaluran kredit pada Juli sampai Desember 2020 senilai Rp30,03 triliun dengan komposisi komposisi kredit perumahan mencapai lebih dari 70 persen.
“Ekspansi kredit tersebut difokuskan pada KPR senilai Rp5,4 triliun atau 51,6 persen,” katanya.