Palembang (ANTARA) - Tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Sumatera Selatan mencapai 44,96 persen atau lebih baik dari angka nasional 38,8 persen berdasarkan data terbaru Gugus Tugas setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini di Palembang, Selasa, mengatakan, capaian positif itu juga sejalan dengan angka kematian yang berada di bawah angka nasional yakni 3,8 persen dari 5,6 persen.
“Ini sesuatu yang luar biasa dan masyarakat harus mengetahui hal ini apalagi dalam satu pekan terakhir karena banyak yang sembuh dibandingkan yang terinfeksi,” kata Lesty.
Walau demikian, Sumsel tidak mengendurkan kewaspadaan dengan tetap mengedepankan “3T” yakni tracing, test dan treatment untuk mencapai target semua pasien harus sembuh dan nihil yang meninggal dunia.
Baca juga: Memutus mata rantai virus COVID-19 berbasis inovasi
Baca juga: Update 22 Juni: Kasus baru COVID-19 kembali muncul di Prabumulih, total kasus di Sumsel 1.839 orang
Sumsel melakukan penelusuran masif setelah seseorang dinyatakan positif dengan banyak melakukan uji usap (swab) dan perawatan maksimal bagi yang sudah terjangkit virus ini dengan menyediakan ruang isolasi di rumah sakit. Bahkan pemprov juga menyediakan rumah sehat di Wisma Atlet Jakabaring.
Sejauh ini sebanyak 800 hingga 1.000 sampel uji usap yang diperiksa setiap hari di balai besar laboratorium kesehatan di Palembang.
“Terus terang, sampai kewalahan,” kata dia.
Baca juga: Anggaran penanganan COVID-19 OKU baru terserap lima persen
Baca juga: Di Kota Prabumulih kembali ditemukan kasus baru COVID-19
Untuk itu, Sumsel akan mengintervensi ketersediaan peralatan tambahan untuk mengaktifkan laboratorium di beberapa rumah sakit, seperti di RSMH Palembang, RS Siti Fatimah Palembang, RS Pusri Palembang, dan rumah sakit di empat kabupaten di antaranya di Muaraenim dan Lubuk Linggau.
“Saat ini beberapa kabupaten sudah ada yang mengajukan sehingga satu hari bisa lebih dari 1.000 sampel uji usap,” kata dia.
Sementara itu, Kota Prabumulih kembali menjadi zona kuning karena muncul kasus baru positif COVID-19 dan masuk dalam penambahan 60 kasus di Sumatera Selatan pada 22 Juni 2020 sehingga total menjadi 1.839 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nuraini di Palembang, Selasa, mengatakan, capaian positif itu juga sejalan dengan angka kematian yang berada di bawah angka nasional yakni 3,8 persen dari 5,6 persen.
“Ini sesuatu yang luar biasa dan masyarakat harus mengetahui hal ini apalagi dalam satu pekan terakhir karena banyak yang sembuh dibandingkan yang terinfeksi,” kata Lesty.
Walau demikian, Sumsel tidak mengendurkan kewaspadaan dengan tetap mengedepankan “3T” yakni tracing, test dan treatment untuk mencapai target semua pasien harus sembuh dan nihil yang meninggal dunia.
Baca juga: Memutus mata rantai virus COVID-19 berbasis inovasi
Baca juga: Update 22 Juni: Kasus baru COVID-19 kembali muncul di Prabumulih, total kasus di Sumsel 1.839 orang
Sumsel melakukan penelusuran masif setelah seseorang dinyatakan positif dengan banyak melakukan uji usap (swab) dan perawatan maksimal bagi yang sudah terjangkit virus ini dengan menyediakan ruang isolasi di rumah sakit. Bahkan pemprov juga menyediakan rumah sehat di Wisma Atlet Jakabaring.
Sejauh ini sebanyak 800 hingga 1.000 sampel uji usap yang diperiksa setiap hari di balai besar laboratorium kesehatan di Palembang.
“Terus terang, sampai kewalahan,” kata dia.
Baca juga: Anggaran penanganan COVID-19 OKU baru terserap lima persen
Baca juga: Di Kota Prabumulih kembali ditemukan kasus baru COVID-19
Untuk itu, Sumsel akan mengintervensi ketersediaan peralatan tambahan untuk mengaktifkan laboratorium di beberapa rumah sakit, seperti di RSMH Palembang, RS Siti Fatimah Palembang, RS Pusri Palembang, dan rumah sakit di empat kabupaten di antaranya di Muaraenim dan Lubuk Linggau.
“Saat ini beberapa kabupaten sudah ada yang mengajukan sehingga satu hari bisa lebih dari 1.000 sampel uji usap,” kata dia.
Sementara itu, Kota Prabumulih kembali menjadi zona kuning karena muncul kasus baru positif COVID-19 dan masuk dalam penambahan 60 kasus di Sumatera Selatan pada 22 Juni 2020 sehingga total menjadi 1.839 kasus.