Palembang (ANTARA) - Warga di Kota Palembang tetap melaksanakan shalat kusuf atau shalat gerhana dengan menerapkan protokol kesehatan meski fenomena gerhana matahari cincin tidak terlihat karena cuaca mendung dan hujan.
Seperti pelaksanaan shalat khusuf di Masjid Alfurqon Perumahan Bukit Nusa Indah, Minggu, puluhan warga menjalani shalat khusuf pada pukul 14.30 WIB dengan tetap menjaga jarak, menggunakan masker dan sajadah sendiri.
"Justru di masa pandemi ini kita harus semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan tetap mengagungkan salah satu kebesarannya, yakni fenomena gerhana matahari," kata Ketua Seksi Peribadatan Masjid Alfurqon, Sumarno.
Menurut dia, jamaah cukup antusias menjalankan shalat kusuf mengingat hukumnya adalah sunnah muakkadah atau amat direkomendasikan, sejak pagi para warga sudah mempersiapkan diri karena pelaksanaannya kali ini berbeda dari shalat kusuf biasa.
Meski jumlahnya tidak sebanyak shalat khusuf sebelumnya, namun tidak mengurangi pemaknaannya sebagai penguat keimanan, kata dia, sebab umat muslim diimbau tidak hanya sekadar antusias melihatnya dari segi fenomena alam semata.
Baca juga: Minggu siang, Fenomena cuaca Sumsel saat gerhana matahari cincin berpotensi cuaca mendung
Baca juga: Indonesia hanya bisa saksikan gerhana matahari cincin sebagian
"Adanya shalat ini agar umat Islam dapat berzikir mengagungkan kebesaran Allah, bukan justru keluyuran dan lebih sibuk melihat gerhana," tambahnya.
Sementara Fenomena alam gerhana matahari cIncin di Kota Palembang tidak dapat diamati dengan kasat mata karena tertutupi mendung yang menyelimuti sejak Minggu pagi, bahkan BMKG setempat tidak melakukan pengamatan.
"BMKG di Sumsel tidak melakukan pengamatan gerhana dan cuaca pada hari ini sesuai prediksi (mendung disertai hujan)," kata Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani.
Baca juga: Puncak fenomena gerhana matahari cincin di Jambi pukul 15.03 WIB
Baca juga: Gerhana matahari cincin terlihat sempurna di Simeulue
Berdasarkan keterangan sebelumnya, secara umum GMC di Sumsel akan dimulai pukul 14.31 WIB lalu mencapai puncaknya pukul 15.04 WIB dan berakhir pukul 15.36 WIB, serta durasi gerhana yang teramati rata-rata 0,78 jam.
Magnitudo gerhana antara 0,0009 di Kota Pagaralam hingga 0,054 di Kota Palembang.
Fenomena alam itu dapat terlihat dari 16 lokasi, yakni Kota Palembang, Lubuklinggau, Rupit, Muara Beliti, Tebing Tinggi, Pagaralam, Lahat, Muara Enim, Sekayu, Talang Ubi, Muaradua, Baturaja, Prabumulih, Martapura, Pangkalan Balai, Indralaya dan Kayu Agung.
GMC durasi paling lama terjadi di Kota Palembang yakni 1 jam 3 menit 45 detik, lalu disusul Pangkalan Balai Kabupaten Banyusin 1 jam 3 menit 14 detik, dan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin 1 jam 1 menit 3 detik.
Sedangkan gerhana matahari cincin durasi paling singkat terjadi di Muaradua yakni 17 menit 58 detik, lalu Kota Pagaralam 26 menit 37 detik dan Kabupaten Lahat 39 menit 32 detik.
Seperti pelaksanaan shalat khusuf di Masjid Alfurqon Perumahan Bukit Nusa Indah, Minggu, puluhan warga menjalani shalat khusuf pada pukul 14.30 WIB dengan tetap menjaga jarak, menggunakan masker dan sajadah sendiri.
"Justru di masa pandemi ini kita harus semakin mendekatkan diri kepada Allah dengan tetap mengagungkan salah satu kebesarannya, yakni fenomena gerhana matahari," kata Ketua Seksi Peribadatan Masjid Alfurqon, Sumarno.
Menurut dia, jamaah cukup antusias menjalankan shalat kusuf mengingat hukumnya adalah sunnah muakkadah atau amat direkomendasikan, sejak pagi para warga sudah mempersiapkan diri karena pelaksanaannya kali ini berbeda dari shalat kusuf biasa.
Meski jumlahnya tidak sebanyak shalat khusuf sebelumnya, namun tidak mengurangi pemaknaannya sebagai penguat keimanan, kata dia, sebab umat muslim diimbau tidak hanya sekadar antusias melihatnya dari segi fenomena alam semata.
Baca juga: Minggu siang, Fenomena cuaca Sumsel saat gerhana matahari cincin berpotensi cuaca mendung
Baca juga: Indonesia hanya bisa saksikan gerhana matahari cincin sebagian
"Adanya shalat ini agar umat Islam dapat berzikir mengagungkan kebesaran Allah, bukan justru keluyuran dan lebih sibuk melihat gerhana," tambahnya.
Sementara Fenomena alam gerhana matahari cIncin di Kota Palembang tidak dapat diamati dengan kasat mata karena tertutupi mendung yang menyelimuti sejak Minggu pagi, bahkan BMKG setempat tidak melakukan pengamatan.
"BMKG di Sumsel tidak melakukan pengamatan gerhana dan cuaca pada hari ini sesuai prediksi (mendung disertai hujan)," kata Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, Sinta Andayani.
Baca juga: Puncak fenomena gerhana matahari cincin di Jambi pukul 15.03 WIB
Baca juga: Gerhana matahari cincin terlihat sempurna di Simeulue
Berdasarkan keterangan sebelumnya, secara umum GMC di Sumsel akan dimulai pukul 14.31 WIB lalu mencapai puncaknya pukul 15.04 WIB dan berakhir pukul 15.36 WIB, serta durasi gerhana yang teramati rata-rata 0,78 jam.
Magnitudo gerhana antara 0,0009 di Kota Pagaralam hingga 0,054 di Kota Palembang.
Fenomena alam itu dapat terlihat dari 16 lokasi, yakni Kota Palembang, Lubuklinggau, Rupit, Muara Beliti, Tebing Tinggi, Pagaralam, Lahat, Muara Enim, Sekayu, Talang Ubi, Muaradua, Baturaja, Prabumulih, Martapura, Pangkalan Balai, Indralaya dan Kayu Agung.
GMC durasi paling lama terjadi di Kota Palembang yakni 1 jam 3 menit 45 detik, lalu disusul Pangkalan Balai Kabupaten Banyusin 1 jam 3 menit 14 detik, dan Sekayu Kabupaten Musi Banyuasin 1 jam 1 menit 3 detik.
Sedangkan gerhana matahari cincin durasi paling singkat terjadi di Muaradua yakni 17 menit 58 detik, lalu Kota Pagaralam 26 menit 37 detik dan Kabupaten Lahat 39 menit 32 detik.