Gorontalo (ANTARA) - Masyarakat Bajo di Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo terkenal sebagai perenang dan pencari ikan ulung, namun ternyata bukan hanya itu saja, mereka pun ahli dalam mengolah hasil tangkapan laut menjadi makanan lezat. 

Salah satu hasil laut yang diolah menjadi kuliner lezat tersebut adalah lobster atau biasa disebut kalora dalam bahasa Bajo.

Menu lezat pertama adalah kalora disanggar bengkor cabi atau lobster yang digoreng dan ditaburi sambal pedas, dan menu yang kedua adalah kalora bengkor antilo atau lobster goreng yang dicampur telur ayam.

Salah seorang warga Bajo, Intan Jahing di Gorontalo, Sabtu, mengatakan jika lobster merupakan salah satu hasil laut yang menjadi tangkapan suku Bajo saat melaut.

"Jika sedang beruntung dan musim, nelayan di sini selalu pulang membawa lobster," ujarnya.

Ia mengaku jika lobster goreng yang dicampur telur sering dimasak oleh masyarakat sekitar menjadi laut utama.

"Cara memasaknya cukup mudah, yaitu daging lobster dikeluarkan dari kulit dan cangkangnya, lalu di suwir dan digoreng bersama telur ayam yang diaduk seperti telur dadar dan diberi bumbu cabai rawit, bawang putih, garam dan beberapa bumbu pelengkap," jelasnya.

Sedangkan untuk menu kalora disanggar bengkor cabi, lobster dimasak secara utuh dalam minyak panas yang cukup banyak hingga matang, lalu disiram dengan sambal merah.

"Sambalnya dibuat dari cabai rawit, tomat, bawang lalu dimasak dengan minyak sebelum disiram ke lobster," kata dia, lagi.

Ia menambahkan jika makanan pedas memang menjadi ciri masakan lobster yang terkenal dengan daging yang berserat, manis dan cukup mahal tersebut.

 
Seorang warga suku Bajo menunjukan menu olahan lobster goreng telur di rumahnya di perkampungan suku Bajo di Tilamuta, Kabupaten Boalemo, Gorontalo. ANTARA/Adiwinata Solihin

Pewarta : Adiwinata Solihin
Uploader : Aang Sabarudin
Copyright © ANTARA 2024