Palembang (ANTARA) - Warga Sumatera Selatan positif terinfeksi virus corona baru atau COVID-19 bertambah 30 orang sehingga total menjadi 1.188 kasus, namun 487 kasus ditutup karena sudah sembuh dan meninggal.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Prof Yuwono mengatakan penambahan kasus positif pada hari ini Selasa (9/6) berasal dari Kota Palembang (17 kasus), Kabupaten Banyuasin (tujuh kasus), Kabupaten Ogan Ilir (lima kasus), PALI (dua kasus) dan luar wilayah (tiga kasus).
"Total kasus positif sampai saat ini sebanyak 1.188 kasus, namun kasus aktif tercatat 701 orang, karena ada 43 kasus meninggal dan 444 kasus sembuh dihitung sebagai close cases," ujarnya.
Menurutnya kasus di Sumsel cukup tinggi karena pelacakan begitu masif dilakukan, namun penambahan kasus tidak perlu dikhawatirkan sebab penanganan terhadap kasus yang bergejala dan tidak bergejala sudah semakin baik.
Baca juga: Kota Palembang luncurkan portal tanggap wabah COVID-19
Baca juga: Warga Palembang positif terinfeksi COVID-19 mendekati 700 kasus
Selain itu tes swab telah mampu dilakukan beberapa rumah sakit di kabupaten/kota yang memiliki alat tes PCR juga ikut mendorong terus bertambahnya kasus sembuh di provinsi dengan kasus COVID-19 tertinggi di Pulau Sumatera itu.
Ia mengakui bahwa penanganan COVID-19 di Sumsel masih memiliki beberapa tantangan, seperti tingkat penularan atau RT yang belum bisa dikategorikan aman.
"RT di Kota Palembang saja masih di angka 1,2, maka diperlukan upaya yang lebih kencang lagi agar RT bisa segera di bawah 1, paling tidak di angka 0,6 sampai 0,5 ke depannya," tambahnya.
Upaya menurunkan RT tersebut tampak realistis bagi Kota Palembang karena berdasarkan evaluasi PSBB pada tahap pertama menunjukan tingkat kontak antar orang sudah berkurang.
Baca juga: Jelang normal baru, Kota Palembang gencar edukasi protokol COVID-19
"Tingkat kontak sebelum Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) satu orang bisa berkontak dengan 14 orang, setelah PSBB angkanya semakin turun, ini bagus karena makin minim kontak maka makin kecil potensi penularanya," kata Prof Yuwono menjelaskan.
Sementara total 1.188 kasus positif COVID-19 di Sumsel hingga saat ini menyebar di Kota Palembang (706 kasus), Banyuasin (zona merah) 88 kasus, Kota Lubuklinggau (zona merah) 80 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 61 kasus, Kabupaten Ogan Ilir (zona kuning) 60 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona merah) 38 kasus, dan Kota Prabumulih (zona merah) 33 kasus.
Kemudian 10 wilayah zona kuning, yakni Kabupaten Musi Banyuasin (23), Musi Rawas Utara (22), Musi Rawas (20), Muara Enim (17), Lahat (delapan), OKU Timur (sembilan), PALI (delapan), OKU Selatan (dua), serta Pagaralam dan Empat Lawang (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak 12 kasus.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan Prof Yuwono mengatakan penambahan kasus positif pada hari ini Selasa (9/6) berasal dari Kota Palembang (17 kasus), Kabupaten Banyuasin (tujuh kasus), Kabupaten Ogan Ilir (lima kasus), PALI (dua kasus) dan luar wilayah (tiga kasus).
"Total kasus positif sampai saat ini sebanyak 1.188 kasus, namun kasus aktif tercatat 701 orang, karena ada 43 kasus meninggal dan 444 kasus sembuh dihitung sebagai close cases," ujarnya.
Menurutnya kasus di Sumsel cukup tinggi karena pelacakan begitu masif dilakukan, namun penambahan kasus tidak perlu dikhawatirkan sebab penanganan terhadap kasus yang bergejala dan tidak bergejala sudah semakin baik.
Baca juga: Kota Palembang luncurkan portal tanggap wabah COVID-19
Baca juga: Warga Palembang positif terinfeksi COVID-19 mendekati 700 kasus
Selain itu tes swab telah mampu dilakukan beberapa rumah sakit di kabupaten/kota yang memiliki alat tes PCR juga ikut mendorong terus bertambahnya kasus sembuh di provinsi dengan kasus COVID-19 tertinggi di Pulau Sumatera itu.
Ia mengakui bahwa penanganan COVID-19 di Sumsel masih memiliki beberapa tantangan, seperti tingkat penularan atau RT yang belum bisa dikategorikan aman.
"RT di Kota Palembang saja masih di angka 1,2, maka diperlukan upaya yang lebih kencang lagi agar RT bisa segera di bawah 1, paling tidak di angka 0,6 sampai 0,5 ke depannya," tambahnya.
Upaya menurunkan RT tersebut tampak realistis bagi Kota Palembang karena berdasarkan evaluasi PSBB pada tahap pertama menunjukan tingkat kontak antar orang sudah berkurang.
Baca juga: Jelang normal baru, Kota Palembang gencar edukasi protokol COVID-19
"Tingkat kontak sebelum Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) satu orang bisa berkontak dengan 14 orang, setelah PSBB angkanya semakin turun, ini bagus karena makin minim kontak maka makin kecil potensi penularanya," kata Prof Yuwono menjelaskan.
Sementara total 1.188 kasus positif COVID-19 di Sumsel hingga saat ini menyebar di Kota Palembang (706 kasus), Banyuasin (zona merah) 88 kasus, Kota Lubuklinggau (zona merah) 80 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ilir (zona kuning) 61 kasus, Kabupaten Ogan Ilir (zona kuning) 60 kasus, Kabupaten Ogan Komering Ulu (zona merah) 38 kasus, dan Kota Prabumulih (zona merah) 33 kasus.
Kemudian 10 wilayah zona kuning, yakni Kabupaten Musi Banyuasin (23), Musi Rawas Utara (22), Musi Rawas (20), Muara Enim (17), Lahat (delapan), OKU Timur (sembilan), PALI (delapan), OKU Selatan (dua), serta Pagaralam dan Empat Lawang (satu), khusus dari luar Sumsel, namun dirawat di Sumsel sebanyak 12 kasus.