Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan pasar tradisional diharapkan segera menerapkan pengaturan jarak antar pedagang dan pembeli untuk menyongsong konsep kehidupan normal baru (new normal) pada Juni mendatang.
“Jarak antar pedagang harus diatur 1-1,5 meter, ini dulu yang harus dilakukan,” kata Herman Deru di Palembang, Kamis.
Ia mengatakan pemerintahan di tingkat kabupaten/kota diharapkan segera menerapkan protokol COVID-19 menuju normal baru agar kasus Corona mengalami penurunan.
Pasar diyakini menjadi salah satu area yang rawan terjadi penyebaran virus corona.
Bahkan belum lama ini, Pemerintah Kota Palembang terpaksa menutup Pasar Kebon Semai Sekip karena salah seorang pedagangnya yang berstatus PDP meninggal dunia pada 25 Mei lalu.
Oleh karena itu, agar kejadian ini tidak berulang, Herman Deru mengingatkan pengelola pasar mulai pengatur lapak pedagang. Tak hanya jarak antara pedagang, tapi juga dengan pembeli.
Para pedagang juga diharuskan menggunakan sarung tangan agar tak berkontak fisik dengan pembeli.
Baca juga: Pelanggaran PSBB di Palembang menurun
Baca juga: Sumsel tertinggi di Sumatera kasus COVID-19, Gubernur Herman Deru klarifikasi daerahnya banyak uji "swab"
Herman Deru menilai warganya sudah tidak sabar ingin kembali ke kehidupan normal seperti sebelum adanya virus corona (COVID-19) tapi dengan menerapkan gaya baru, kehidupan normal baru.
Rasanya semua sudah tidak sabar, terutama wali kota dan bupati. Kita semua ingin hidup normal tapi dengan cara baru, karena hingga kini vaksin belum ditemukan, kata dia.
Ia mengatakan untuk menyongsong normal baru tersebut, setiap kabupaten/kota di Sumatera Selatan diharapkan segera melakukan persiapan agar kerumunan-kerumunan yang terjadi menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Deru mengingatkan meski bakal memasuki kehidupan normal yang baru tak berarti penyebaran virus corona ini sudah melemah.
Warga diimbau tetap disiplin dalam menerapkan jaga jarak aman (physical distancing) karena sejatinya benteng pertahanan melawan virus corona berada pada masing-masing individu.
Sejauh ini, per 27 Mei 2020, warga Sumatera Selatan positif terinfeksi COVID-19 sudah mencapai 900 orang. Sementara itu, dua kota di Sumsel saat ini sedang menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar yakni Kota Palembang dan Kota Prabumulih.*
Baca juga: Herman Deru nilai warga Sumsel tak sabar terapkan "new normal"
“Jarak antar pedagang harus diatur 1-1,5 meter, ini dulu yang harus dilakukan,” kata Herman Deru di Palembang, Kamis.
Ia mengatakan pemerintahan di tingkat kabupaten/kota diharapkan segera menerapkan protokol COVID-19 menuju normal baru agar kasus Corona mengalami penurunan.
Pasar diyakini menjadi salah satu area yang rawan terjadi penyebaran virus corona.
Bahkan belum lama ini, Pemerintah Kota Palembang terpaksa menutup Pasar Kebon Semai Sekip karena salah seorang pedagangnya yang berstatus PDP meninggal dunia pada 25 Mei lalu.
Oleh karena itu, agar kejadian ini tidak berulang, Herman Deru mengingatkan pengelola pasar mulai pengatur lapak pedagang. Tak hanya jarak antara pedagang, tapi juga dengan pembeli.
Para pedagang juga diharuskan menggunakan sarung tangan agar tak berkontak fisik dengan pembeli.
Baca juga: Pelanggaran PSBB di Palembang menurun
Baca juga: Sumsel tertinggi di Sumatera kasus COVID-19, Gubernur Herman Deru klarifikasi daerahnya banyak uji "swab"
Herman Deru menilai warganya sudah tidak sabar ingin kembali ke kehidupan normal seperti sebelum adanya virus corona (COVID-19) tapi dengan menerapkan gaya baru, kehidupan normal baru.
Rasanya semua sudah tidak sabar, terutama wali kota dan bupati. Kita semua ingin hidup normal tapi dengan cara baru, karena hingga kini vaksin belum ditemukan, kata dia.
Ia mengatakan untuk menyongsong normal baru tersebut, setiap kabupaten/kota di Sumatera Selatan diharapkan segera melakukan persiapan agar kerumunan-kerumunan yang terjadi menerapkan protokol kesehatan COVID-19.
Deru mengingatkan meski bakal memasuki kehidupan normal yang baru tak berarti penyebaran virus corona ini sudah melemah.
Warga diimbau tetap disiplin dalam menerapkan jaga jarak aman (physical distancing) karena sejatinya benteng pertahanan melawan virus corona berada pada masing-masing individu.
Sejauh ini, per 27 Mei 2020, warga Sumatera Selatan positif terinfeksi COVID-19 sudah mencapai 900 orang. Sementara itu, dua kota di Sumsel saat ini sedang menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar yakni Kota Palembang dan Kota Prabumulih.*
Baca juga: Herman Deru nilai warga Sumsel tak sabar terapkan "new normal"