Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengapresiasi Kota Prabumulih mampu menurunkan angka paparan COVID-19 walaupun daerah itu sudah masuk zona merah.
"Wali kota Ridho Yahya dapat menekan lajunya angka kenaikan pasien COVID-19, dimana saat ini Kota Prabumulih menduduki peringkat tujuh daerah yang meratakan kurva," kata Gubernur Herman Deru ketika memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) yang diterima Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya, Jumat.
“Waktu pengajuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kemarin, Prabumulih menduduki rangking II, pak Wali kota berupaya keras, setelah SK PSBB turun Prabumulih di rangking 7," kata gubernur.
Dia mengatakan upaya tersebut tidak mungkin berhasil tanpa dukungan dari seluruh masyarakat Prabumulih.
Dia juga melihat keseriusan yang luar biasa dari masyarakat Prabumulih, dimana hampir 99 persen dan mendekati 100 persen masyarakatnya sudah mematuhi dengan memakai masker.
Baca juga: Update 21 Mei: Positif COVID-19 di Sumsel bertambah 28 kasus dari tujuh kabupaten, total hari ini 674 kasus
Baca juga: Gubernur Sumsel: Pemberian bantuan dampak COVID-19 harus tepat sasaran
Ia berharap mudah-mudahan kurva ini menjadi penurunan, namun dalam kondisi begini tidak boleh meninggalkan dimensi ekonomi dan tetap patuh terhadap protokol kesehatan.
Selama PSBB, gubernur tidak ingin mendengar masyarakatnya kelaparan dan Prabumulih sudah menunjukkan keberhasilan, menurun jauh menjadi rangking 7, mudah-mudahan bisa turun lagi.
Dalam kesempatan itu gubernur juga mengimbau seluruh bupati dan wali kota, walaupun telah refocusing dan realokasi anggaran, azas efisiensi tidak boleh dihilangkan.
“Kita paling sulit menghadapi virus ini karena tidak tahu batas waktunya kapan, kalau kita tahu batas waktunya jadi kita bisa membuat skemanya, ini kita kan tidak tahu," kata dia.
Oleh karena itu, katanya, efisien itu paling penting karena corona berdampak dalam perekonomian masyarakat. "Perlu kerja bersama dan berkesinambungan agar corona cepat berakhir," ujarnya.
"Wali kota Ridho Yahya dapat menekan lajunya angka kenaikan pasien COVID-19, dimana saat ini Kota Prabumulih menduduki peringkat tujuh daerah yang meratakan kurva," kata Gubernur Herman Deru ketika memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) yang diterima Wali Kota Prabumulih Ridho Yahya, Jumat.
“Waktu pengajuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kemarin, Prabumulih menduduki rangking II, pak Wali kota berupaya keras, setelah SK PSBB turun Prabumulih di rangking 7," kata gubernur.
Dia mengatakan upaya tersebut tidak mungkin berhasil tanpa dukungan dari seluruh masyarakat Prabumulih.
Dia juga melihat keseriusan yang luar biasa dari masyarakat Prabumulih, dimana hampir 99 persen dan mendekati 100 persen masyarakatnya sudah mematuhi dengan memakai masker.
Baca juga: Update 21 Mei: Positif COVID-19 di Sumsel bertambah 28 kasus dari tujuh kabupaten, total hari ini 674 kasus
Baca juga: Gubernur Sumsel: Pemberian bantuan dampak COVID-19 harus tepat sasaran
Ia berharap mudah-mudahan kurva ini menjadi penurunan, namun dalam kondisi begini tidak boleh meninggalkan dimensi ekonomi dan tetap patuh terhadap protokol kesehatan.
Selama PSBB, gubernur tidak ingin mendengar masyarakatnya kelaparan dan Prabumulih sudah menunjukkan keberhasilan, menurun jauh menjadi rangking 7, mudah-mudahan bisa turun lagi.
Dalam kesempatan itu gubernur juga mengimbau seluruh bupati dan wali kota, walaupun telah refocusing dan realokasi anggaran, azas efisiensi tidak boleh dihilangkan.
“Kita paling sulit menghadapi virus ini karena tidak tahu batas waktunya kapan, kalau kita tahu batas waktunya jadi kita bisa membuat skemanya, ini kita kan tidak tahu," kata dia.
Oleh karena itu, katanya, efisien itu paling penting karena corona berdampak dalam perekonomian masyarakat. "Perlu kerja bersama dan berkesinambungan agar corona cepat berakhir," ujarnya.