Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupaya memperkuat peran perwakilan promosi pariwisata Indonesia di luar negeri atau VITO (Visit Indonesia Tourism Officer) untuk mengoptimalkan promosi produk pariwisata ke negara-negara fokus pasar wisatawan.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya dalam keterangannya, Kamis mengatakan, pihaknya mengupayakan berbagai hal agar sektor pariwisata bisa tetap bergerak di masa-masa sulit seperti ini. Di antaranya dengan mengoptimalkan peran VITO yang tersebar di 16 negara di dunia.
"Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan terhadap citra pariwisata Indonesia dengan menyampaikan kebijakan terkini dan ‘product update’ sehingga diharapkan ‘brand awareness’ pariwisata Indonesia tetap terjaga," kata Nia Niscaya.
Kemenparekraf bersama VITO menggelar rangkaian webinar yang membahas upaya dan kebijakan pemerintah Indonesia serta “product update” dari pariwisata Indonesia ke negara-negara fokus pasar wisatawan.
Beberapa kebijakan yang disampaikan dalam rangkaian webinar ke negara-negara pasar wisatawan diantaranya adalah memberikan informasi mengenai gerakan Indonesia Bersih, Sehat, dan Aman (Clean, Health and Safety).
Nia mengatakan, hal ini penting untuk menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia tanggap terhadap “new normal” sehingga wisatawan nantinya tidak perlu merasa khawatir saat melancong ke Indonesia.
"Dari kegiatan ini diharapkan juga dapat terjadi ‘soft selling’ antara para pelaku usaha di luar negeri dengan pelaku usaha dalam negeri yang berpartisipasi. Dengan demikian pariwisata Indonesia diharapkan menjadi ‘top of mind’ dalam pilihan calon wisatawan," ujar Nia.
Webinar ini mulai dilaksanakan sejak 11 Mei 2020 untuk pasar Jerman yang diikuti 267 TA/TO, 12 Mei untuk pasar Prancis yang diikuti 221 TA/TO, dan 13 Mei untuk pasar Inggris yang diikuti 60 TA/TO. Secara berkelanjutan acara webinar akan digelar hingga Juni 2020 untuk pasar-pasar lainnya yaitu Belanda, Rusia, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, India, Timur Tengah, dan Arab Saudi.
Kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan platform pertemuan daring dengan VITO yang berperan sebagai moderator. Narasumber utama dari Kemenparekraf/Baparekraf dan narasumber lain dari pelaku usaha pariwisata di Indonesia (airlines, travel agent, asosiasi, pemilik usaha atraksi pariwisata), bahkan melibatkan Key Opinion Leader (KOL) dari negara setempat yang sudah pernah memiliki “experience” berwisata ke Indonesia.
Destinasi wisata yang akan dipublikasikan dalam kegiatan ini adalah Bali (sebagai destinasi utama pariwisata Indonesia), Batam-Bintan (sebagai destinasi cross border), dan juga Yogyakarta (sebagai salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas Indonesia).
"Nantinya ‘brand awareness’ pariwisata Indonesia diharapkan tetap terjaga apalagi saat ini adalah fase ‘dreaming’ bagi banyak orang yang ingin segera berwisata apabila masa pandemik ini berakhir," kata dia.
Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya dalam keterangannya, Kamis mengatakan, pihaknya mengupayakan berbagai hal agar sektor pariwisata bisa tetap bergerak di masa-masa sulit seperti ini. Di antaranya dengan mengoptimalkan peran VITO yang tersebar di 16 negara di dunia.
"Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan terhadap citra pariwisata Indonesia dengan menyampaikan kebijakan terkini dan ‘product update’ sehingga diharapkan ‘brand awareness’ pariwisata Indonesia tetap terjaga," kata Nia Niscaya.
Kemenparekraf bersama VITO menggelar rangkaian webinar yang membahas upaya dan kebijakan pemerintah Indonesia serta “product update” dari pariwisata Indonesia ke negara-negara fokus pasar wisatawan.
Beberapa kebijakan yang disampaikan dalam rangkaian webinar ke negara-negara pasar wisatawan diantaranya adalah memberikan informasi mengenai gerakan Indonesia Bersih, Sehat, dan Aman (Clean, Health and Safety).
Nia mengatakan, hal ini penting untuk menunjukkan bahwa pemerintah Indonesia tanggap terhadap “new normal” sehingga wisatawan nantinya tidak perlu merasa khawatir saat melancong ke Indonesia.
"Dari kegiatan ini diharapkan juga dapat terjadi ‘soft selling’ antara para pelaku usaha di luar negeri dengan pelaku usaha dalam negeri yang berpartisipasi. Dengan demikian pariwisata Indonesia diharapkan menjadi ‘top of mind’ dalam pilihan calon wisatawan," ujar Nia.
Webinar ini mulai dilaksanakan sejak 11 Mei 2020 untuk pasar Jerman yang diikuti 267 TA/TO, 12 Mei untuk pasar Prancis yang diikuti 221 TA/TO, dan 13 Mei untuk pasar Inggris yang diikuti 60 TA/TO. Secara berkelanjutan acara webinar akan digelar hingga Juni 2020 untuk pasar-pasar lainnya yaitu Belanda, Rusia, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, India, Timur Tengah, dan Arab Saudi.
Kegiatan dilaksanakan dengan memanfaatkan platform pertemuan daring dengan VITO yang berperan sebagai moderator. Narasumber utama dari Kemenparekraf/Baparekraf dan narasumber lain dari pelaku usaha pariwisata di Indonesia (airlines, travel agent, asosiasi, pemilik usaha atraksi pariwisata), bahkan melibatkan Key Opinion Leader (KOL) dari negara setempat yang sudah pernah memiliki “experience” berwisata ke Indonesia.
Destinasi wisata yang akan dipublikasikan dalam kegiatan ini adalah Bali (sebagai destinasi utama pariwisata Indonesia), Batam-Bintan (sebagai destinasi cross border), dan juga Yogyakarta (sebagai salah satu dari 5 Destinasi Super Prioritas Indonesia).
"Nantinya ‘brand awareness’ pariwisata Indonesia diharapkan tetap terjaga apalagi saat ini adalah fase ‘dreaming’ bagi banyak orang yang ingin segera berwisata apabila masa pandemik ini berakhir," kata dia.