Yogyakarta (ANTARA) - Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui Program Sahabat Guru Indonesia (SGI) memberikan santunan kepada para guru honorer di Kabupaten Gunung Kidul, Jumat.
ACT DIY menggelar program itu dengan berkunjung ke SDN Karangsari yang berlokasi di Desa Karangsari, Kecamatan Semin, Gunung Kidul. Kunjungan ini merupakan kunjungan ACT kedua kalinya di mana sebelumnya dilakukan di akhir 2019.
Beberapa guru honorer yang mendapatkan santunan tunai dari program ini sebanyak lima guru atas nama Mulyono, Aris Wijayanto, Iwan Supriyanto, Dwianto, dan Tutut Puji Wahyuni.
"Terima kasih kepada ACT yang telah mengadakan program Sahabat Guru Indonesia, program ini sangat membantu kami terutama guru honorer karena pendapatan kami yang masih minim, sehingga program ini sangat membantu keadaan kehidupan ekonomi kami," kata salah satu guru honorer, Mulyono.
Mulyono tidak hanya mengajar sebagai guru matematika di SDN Karangsari. Namun, ia dan istrinya juga memiliki usaha kecil-kecilan yaitu dengan berjualan wingko babat dengan harga Rp37.000 per satu loyangnya.
Bapak dengan dua anak ini, setiap harinya menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk menuju ke lokasi sekolah, yaitu dari Karangmojo ke Kecamatan Semin, Gunung Kidul.
Sebagai guru honorer yang menerima penghasilan jauh dari kata layak, ditambah perjalanan yang ditempuh dengan jarak cukup jauh untuk ke sekolah, tidak menyurutkan semangat Mulyono dalam mengajar di SDN Karangsari.
Koordinator program Sahabat Guru Indonesia, Kharis Pradana mengatakan kehadiran Tim ACT adalah untuk menyampaikan amanah dari para donatur berupa bantuan yang diwujudkan sebagai bentuk apresiasi untuk para guru honorer yang sudah mengabdi rata-rata 10 tahun.
"Dengan gaji yang masih jauh dari UMR, program santunan untuk guru ini diharapan mampu memiliki dampak yang baik bagi para guru honorer dan keluarga," kata dia.
Kharis berharap Tim ACT selalu bisa menghadirkan dan melanjutkan program ini secara merata dan meluas bagi para guru honorer di seluruh penjuru Indonesia untuk membantu memberikan kehidupan yang layak dan sejahtera bagi para mereka.
ACT DIY menggelar program itu dengan berkunjung ke SDN Karangsari yang berlokasi di Desa Karangsari, Kecamatan Semin, Gunung Kidul. Kunjungan ini merupakan kunjungan ACT kedua kalinya di mana sebelumnya dilakukan di akhir 2019.
Beberapa guru honorer yang mendapatkan santunan tunai dari program ini sebanyak lima guru atas nama Mulyono, Aris Wijayanto, Iwan Supriyanto, Dwianto, dan Tutut Puji Wahyuni.
"Terima kasih kepada ACT yang telah mengadakan program Sahabat Guru Indonesia, program ini sangat membantu kami terutama guru honorer karena pendapatan kami yang masih minim, sehingga program ini sangat membantu keadaan kehidupan ekonomi kami," kata salah satu guru honorer, Mulyono.
Mulyono tidak hanya mengajar sebagai guru matematika di SDN Karangsari. Namun, ia dan istrinya juga memiliki usaha kecil-kecilan yaitu dengan berjualan wingko babat dengan harga Rp37.000 per satu loyangnya.
Bapak dengan dua anak ini, setiap harinya menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk menuju ke lokasi sekolah, yaitu dari Karangmojo ke Kecamatan Semin, Gunung Kidul.
Sebagai guru honorer yang menerima penghasilan jauh dari kata layak, ditambah perjalanan yang ditempuh dengan jarak cukup jauh untuk ke sekolah, tidak menyurutkan semangat Mulyono dalam mengajar di SDN Karangsari.
Koordinator program Sahabat Guru Indonesia, Kharis Pradana mengatakan kehadiran Tim ACT adalah untuk menyampaikan amanah dari para donatur berupa bantuan yang diwujudkan sebagai bentuk apresiasi untuk para guru honorer yang sudah mengabdi rata-rata 10 tahun.
"Dengan gaji yang masih jauh dari UMR, program santunan untuk guru ini diharapan mampu memiliki dampak yang baik bagi para guru honorer dan keluarga," kata dia.
Kharis berharap Tim ACT selalu bisa menghadirkan dan melanjutkan program ini secara merata dan meluas bagi para guru honorer di seluruh penjuru Indonesia untuk membantu memberikan kehidupan yang layak dan sejahtera bagi para mereka.